Jembatan Merah Putih
Jembatan Merah Putih adalah Jembatan kabel pancang yang terletak di Kota Ambon, Provinsi Maluku, Indonesia. Jembatan ini membentangi Teluk Dalam Pulau Ambon, yang menghubungkan Desa Rumah Tiga di Kecamatan Teluk Ambon pada sisi utara, dan Desa Hative Kecil di Kecamatan Sirimau pada sisi selatan.[3][4] Jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia Timur, menjadi bagian dari keseluruhan tata ruang Kota Ambon,[3] dan menjadi ikon kota Ambon.[5] Dibangun pada 17 Juli 2011, Jembatan Merah Putih menelan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) senilai Rp 779,2 miliar. Jembatan ini diresmikan oleh Presiden RI, Joko Widodo pada 4 April 2016.[3] Pembangunan Jembatan Merah Putih ini mempercepat waktu tempuh perjalanan antara Bandara Pattimura di Jazirah Leihitu, Maluku Tengah di utara, dan pusat Kota Ambon di Jazirah Leitimur di selatan.[2] Sebelum ada Jembatan Merah Putih, jarak Bandara Internasional Pattimura ke Kota Ambon yang berkisar 35 kilometer harus ditempuh selama 60 menit dengan memutari Teluk Ambon. Alternatif lain adalah dengan menggunakan kapal penyeberangan antara Desa Rumah Tiga dan Galala dengan waktu tempuh sekitar 20 menit, belum termasuk waktu antre.[3] Deskripsi teknisTeluk Ambon adalah teluk sempit yang dalam, yang membagi pulau Ambon menjadi dua jazirah; jazirah Leihitu di utara dan jazirah Leitimur di selatan. Kawasan Pulau Ambon adalah kawasan yang rawan gempa tektonik, karena itulah kostruksi jembatan ini harus memperhitungkan kondisi geografi dan geologi kawasan ini. Secara teknis panjang jembatan ini adalah 1.140 meter yang terbagi ke dalam tiga bagian yaitu, Jembatan Pendekat di sisi Desa Poka (sisi utara) sepanjang 520 meter, Jembatan Pendekat di sisi Desa Galala (sisi selatan) sepanjang 320 meter, dan Jembatan Utama sepanjang 300 meter.[3] Jembatan Utama ini merupakan tipe jembatan khusus dengan sistem beruji kabel atau cable stayed, dengan jarak antar pilon sepanjang 150 meter.[3] Tahap pembangunanAwal rencana jembatan ini menelan dana Rp 416.75 miliar dan akan rampung akhir tahun 2014,[2] meski kemudian diundur karena alasan cuaca yang menghambat pengiriman material jembatan.[6] Per Juni 2015, pembangunan mencapai 90%.[7] Pembangunan jembatan ini sempat tertunda pengerjaannya akibat gempa bumi yang mengguncang Ambon pada 29 Desember 2015.[5] Jembatan ini rampung pada 4 April 2016.[3] Nama jembatanKata "merah" dan "putih" pada nama Jembatan Merah Putih ditetapkan sebagai simbol persatuan bagi penduduk Kota Ambon. Ini menandakan berakhirnya pertikaian yang pernah terjadi antara penduduk Ambon yang muslim dan non-muslim.[8] Pranala luar
Referensi
|