Organisasi ini didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad (1835–1908), yang mengklaim telah diangkat secara ilahi sebagai Mahdi dan Isa yang diharapkan umat Islam untuk muncul menjelang akhir zaman dengan cara damai sebagai kemenangan akhir umat Islam;[12] serta sosok eskatologis yang diharapkan dari tradisi agama besar lainnya.[13] Penganut Ahmadiyah[14][15][16][17]—dikenal sebagai Muslim Ahmadi.
Sejarah
Pemikiran Ahmadiyah menekankan keyakinan bahwa Islam adalah keputusan terakhir bagi umat manusia sebagaimana diwahyukan kepada Muhammad dan perlunya mengembalikannya ke bentuk aslinya yang sebenarnya, yang telah hilang selama berabad-abad.[9] Penganutnya menganggap Mirza Ghulam Ahmad muncul sebagai Mahdi—mengemban sifat-sifat Isa—untuk merevitalisasi Islam dan menggerakkan sistem moralnya yang akan membawa perdamaian abadi.[18]
Kemudian penganutnya percaya bahwa atas bimbingan ilahi Mirza Ghulam Ahmad membersihkan Islam dari penambahan asing dalam keyakinan dan tata cara beribadah dengan memperjuangkan apa adanya, dalam pandangan penganutnya, ajaran asli Islam seperti yang dipraktikkan oleh Muhammad dan komunitas Muslim awal.[19][20] Ahmadiyah dengan demikian memandang dirinya sebagai pemimpin penyebaran dan kebangkitan Islam.[21]
Mirza Ghulam Ahmad mendirikan organisasi ini pada tanggal 23 Maret1889 dengan secara resmi menerima kesetiaan dari para pengikutnya. Sejak kematiannya, organisasi ini dipimpin oleh penerus yang disebut Khalifah. Pada tahun 2017 telah menyebar ke 210 negara dan teritori di dunia dengan konsentrasi di Asia Selatan, Afrika Barat, Afrika Timur, dan Indonesia (Jakarta). Ahmadiyah memiliki tradisi dakwah yang kuat, setelah membentuk organisasi dakwahMuslim pertama yang tiba di Inggris dan negara-negara Barat lainnya.[22] Saat ini, komunitas tersebut dipimpin oleh khalifahnya, Mirza Masroor Ahmad, dan diperkirakan berjumlah antara 10–20 juta di seluruh dunia.[23][24][25]
Gerakan ini hampir seluruhnya merupakan satu kelompok yang sangat terorganisir. Namun dalam sejarah awal komunitas, beberapa Ahmadi berbeda pendapat tentang status kenabian Mirza Ghulam Ahmad. Kemudian mereka membentuk organisasi Ahmadiyah Lahore, sebagai bentuk tentangan dari arus Ahmadiyah utama. Pengakuan Ahmadiyah atas Mirza Ghulam Ahmad sebagai seorang nabi telah dicirikan sebagai sesat oleh Muslim yang percaya bahwa Muhammad adalah nabi terakhir, dan gerakan Ahmadiyah telah menghadapi penolakan dan penganiayaan di banyak bagian dunia.[26][25][27][28][29] Istilah Qādiyānī digunakan untuk menamakan gerakan tersebut.[30]
Friedmann, Yohanan (2003). Prophecy Continuous: Aspects of Ahmadi Religious Thought and Its Medieval Background. Oxford University Press. hlm. 116–17, 121. ISBN965-264-014-X.
Ryad, Umar (2015). "Salafiyya, Ahmadiyya, and European converts to Islam in the interwar period". Dalam Agai, B.; et al. Muslims in Interwar Europe: A transcultural historical perspective. Leiden: BRILL. hlm. 47–87. doi:10.1163/9789004301979_004. In the interwar period the Ahmadiyya occupied a pioneering place as a Muslim missionary movement in Europe; they established mosques, printed missionary publications in a variety of European languages, and attracted many European converts to Islam.(hlm.47)Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)[pranala nonaktif permanen]
Kraemer, Hendrik (1960). World Cultures and World Religions: The coming dialogue. James Clarke & Co. hlm. 267. ISBN9780227170953. The spirit of their tenets and the militant vigour of their founder have made the Ahmadiyya naturally a group with strong missionary and reforming zeal, both inside the lands of Islam where they are represented and outside. They constitute almost exclusively the "Muslim Missions" in Western countries and elsewhere ... They devote themselves with sincere enthusiasm to the task of proclaiming Islam to the world in a rationalist, often combative way, and try in Muslim lands to purify and reform the dominant type of popular Islam.
Campo, Juan Eduardo (2009). Encyclopedia of Islam. hlm. 24. ISBN978-0-8160-5454-1. The total size of the Ahmadiyya community in 2001 was estimated to be more than 10 million
"Ahmadiyya Muslim Community: An overview". Al Islam. The Ahmadiyya Muslim Community. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 March 2015. Diakses tanggal 19 April 2015.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abLawton, Kim (20 January 2012). "Ahmadiyya Muslims". PBS. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 March 2015. Diakses tanggal 19 April 2015.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)