Wismoyo Arismunandar
Jenderal TNI (Purn.) Wismoyo Arismunandar (10 Februari 1940 – 28 Januari 2021) adalah purnawirawan perwira tinggi TNI AD yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat pada tahun 1993 sampai 1995 dan Pangkostrad periode 1990 sampai dengan 1993. Ia merupakan lulusan Akademi Militer Nasional tahun 1963. Wismoyo merupakan anak dari pasangan Sri Wurjan dan Arismunandar.[3] Setelah pensiun, ia dikenal sebagai Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang mengantarkan Indonesia menjadi Juara Umum SEA Games 1997 di Jakarta. Latar BelakangWismoyo Arismunandar Lahir di Bondowoso pada tanggal 10 Februari 1940 putra bungsu dari enam bersaudara pasangan R. Arismunandar dan Sri Wuryan. Putra seorang pegawai rendahan di pemerintahan Belanda yang bekerja di daerah Bondowoso, Jawa Timur. Sebagai anak desa, Wismoyo harus menjalani kerasnya kehidupan di zaman revolusi kemerdekaan. Bersama kedua orang tuanya, Wismoyo yang kala itu masih berusia 7 tahun harus mengungsi ke daerah yang lebih aman. Di tempat pengungsian selama 1,5 tahun, Wismoyo mengisi hari-harinya dengan mengembala kambing. Memasuki usia sekolah, Wismoyo mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar (SD) yang kala itu masih bernama Sekolah Rakyat (SR) di daerah Bondowoso. Selepas SD, Wismoyo melanjutkan pendidikannya di SMP di Kota Semarang pada 1954. Kepindahannya ke Semarang karena mengikuti ayahnya yang dipindah daerah tersebut. Di sekolah tersebut, Wismoyo termasuk murid yang cerdas, berwibawa, dan juga disegani teman-temannya. Lulus dari SMP, Wismoyo kemudian melanjutkan pendidikannya di SMAN 1 Semarang. Kedua orang tua Wismoyo selalu menekankan pentingnya pendidikan. Di sekolah ini, karakter dan kepribadian Wismoyo semakin matang sebagai sosok yang berani, bertanggung jawab, disiplin dan pekerja keras. KeluargaWismoyo Arismunandar merupakan putra bungsu dari enam bersaudara pasangan Raden Arismunandar dan Sri Wuryan saudara yang lain :
MenikahWismoyo Arismunandar Menikah dengan Siti Hardjanti adik kandung Siti Hartinah (Ibu Tien Soeharto) Dan Dikaruniai 2 orang anak Krisnawati Purwaningrum dan Tegar Arsono Yudho. Terjun Ke Dunia MiliterSelepas SMA pada 1960, Wismoyo memutuskan masuk tentara. Keinginannya menjadi prajurit TNI tidak lepas dari lingkunganya. Selain pernah tinggal di dekat asrama tentara di Madiun, rumah Wismoyo juga seringkali didatangi pamannya yang juga seorang tentara bersama Bambang Sugeng, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ke 3 saat tengah bergerilya melawan Belanda. Hal itulah yang membulatkan tekad Wismoyo untuk terjun ke dunia militer. Wismoyo pun tidak menyia-nyiakan kesempatan ketika mengetahui ada pengumuman pendaftaran masuk taruna Akademi Militer Nasional (AMN) sekarang bernama Akademi Militer (Akmil) di Magelang. Setelah berhasil melewati semua tes, Wismoyo dinyatakan lulus sebagai taruna. Bersama dengan taruna lainnya, Wismoyo pun digembleng dengan keras di Lembah Tidar. Jalan hidup berubah setelah masuk tentara. Lulus AMN 1960 dengan pangkat Letnan Dua (Infanteri), Wismoyo langsung bergabung dengan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang saat itu masih bernama Kopassandha. KarierJabatan demi jabatan ditapakinya di jajaran korps baret merah sampai dengan jabatan Danjen Kopassus. Sosok Wismoyo yang merupakan ipar Presiden Soeharto (menikah dengan Sri Hardjanti) terkenal dekat dengan bawahan dan tegas dalam kedisiplinan, namanya sempat mencuat sebagai kandidat Panglima ABRI tetapi Soeharto lebih memilih Feisal Tanjung dan menugaskan Wismoyo sebagai Ketua KONI. Wismoyo adalah penggerak kekompakan seluruh kepala staf saat itu termasuk Kapolri dalam setiap kebijakan, bahkan di eranya setiap kepala staff memiliki agenda bergantian mengunjungi kesatuan angkatan lain. Berkat didikan keras dari orangtuanya, cukup banyak anggota keluarga Arismunandar yang sukses di bidangnya masing-masing. Kakak pertamanya, Prof. Dr. Artono Arismunandar adalah mantan Dirjen Listrik dan Energi Baru, Departemen Pertambangan dan Energi yang kemudian mengajar di FT UI. Seorang kakaknya yang lain, Prof. Ir. Wiranto Arismunandar, mantan Rektor ITB dan juga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada masa pemerintahan Soeharto. RiwayatRiwayat Pendidikan
Riwayat Jabatan
Meninggal DuniaBeliau wafat di Jakarta pada tanggal 28 Januari 2021 dalam usia 80 tahun dan dimakamkan di Astana Giribangun, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. PenghargaanTanda Jasa dan Brevet[5]Referensi
Pranala luar
|