Kabupaten Bondowoso dapat dibagi menjadi tiga wilayah: wilayah barat merupakan pegunungan (bagian dari Pegunungan Iyang), bagian tengah berupa dataran tinggi dan bergelombang, sedang bagian timur berupa pegunungan (bagian dari Dataran Tinggi Ijen). Bondowoso merupakan satu-satunya kabupaten di daerah Tapal Kuda yang tidak memiliki garis pantai.
Posisi
Kabupaten Bondowoso terletak di sebelah timur Pulau Jawa. Dikenal dengan sebutan daerah Tapal Kuda. Kabupaten Bondowoso memiliki luas wilayah 1.560,10 km2 yang secara geografis berada pada koordinat antara 113°48′10″–113°48′26″ BT dan 7°50′10″–7°56′41″ LS.
Kabupaten Bondowoso memiliki suhu udara yang cukup sejuk berkisar 15,40 0C – 25,10 0C, karena berada di antara pegunungan Kendeng Utara dengan puncaknya Gunung Raung, Gunung Ijen dan sebagainya di sebelah timur serta kaki pengunungan Hyang dengan puncak Gunung Argopuro, Gunung Krincing dan Gunung Kilap di sebelah barat. Sedangkan di sebelah utara terdapat Gunung Alas Sereh, Gunung Biser dan Gunung Bendusa.
Letak Kabupaten Bondowoso berada pada daerah yang strategis. Keadaan Daerah yang strategis menyebabkan Bondowoso cenderung lebih mudah berkembang jika dibandingkan dengan kabupaten di sekitarnya.
Batas Wilayah
Kabupaten Bondowoso mempunyai batas wilayah sebagai berikut:
Wilayah Kabupaten Bondowoso beriklim tropis dengan tipe iklim muson tropis (Am) dan memiliki dua musim sebagai akibat dari pergerakan angin muson, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Musim kemarau di wilayah Bondowoso dipengaruhi oleh angin muson timur–tenggara yang bersifat kering dan dingin dan bertiup pada periode bulan-bulan Mei–Oktober. Sementara itu, musim penghujan yang dipengaruhi angin muson barat laut–barat daya yang bersifat basah dan lembap bertiup pada periode bulan-bulan November–April. Curah hujan bulanan selama musim penghujan di wilayah Bondowoso berada pada angka lebih dari 150 mm per bulan. Curah hujan tahunan di wilayah ini berkisar antara 1700–2100 mm per tahun dengan jumlah hari hujan berkisar antara 90–130 hari hujan per tahun. Suhu udara rata-rata di wilayah Bondowoso bervariasi yaitu 17°–32 °C. Tingkat kelembapan nisbi di wilayah ini cukup tinggi yakni ±77%.
Kondisi dataran di Kabupaten Bondowoso terdiri atas pegunungan dan perbukitan seluas 44,4 %, 24,9 % berupa dataran tinggi dan dataran rendah 30,7 % dari luas wilayah keseluruhan. Kabupaten Bondowoso berada pada ketinggian antara 78-2.300 meter dpl, dengan rincian 3,27% berada pada ketinggian di bawah 100 m dpl, 49,11% berada pada ketinggian antara 100 – 500 m dpl, 19,75% pada ketinggian antara 500 – 1.000 m dpl dan 27,87% berada pada ketinggian di atas 1.000 m dpl.
Menurut klasifikasi topografis wilayah, kelerengan Kabupaten Bondowoso bervariasi. Datar dengan kemiringan 0-2 % seluas 190,83 km2, landai (3-15%) seluas 568,17 km2, agak curam (16-40%) seluas 304,70 km2 dan sangat curam di atas 40% seluas 496,40 km2.
Berdasarkan tinjauan geologis di Kabupaten Bondowoso terdapat 5 jenis batuan, yaitu hasil gunung api kwarter 21,6%, hasil gunung api kwarter muda 62,8%, batuan lensit 5,6%, alluvium 8,5% dan miasem jasies sedimen 1,5%. Untuk jenis tanahnya 96,9% bertekstur sedang yang meliputi lempung, lempung berdebu dan lempung liat berpasir; dan 3,1% bertekstur kasar yang meliputi pasir dan pasir berlempung. Berdasarkan tinjauan geologi, topografi, jenis tanah dan pola pemanfaatan lahan, wilayah Kabupaten Bondowoso memiliki karakteristik sebagai kawasan rawan terhadap terjadinya bencana alam, khususnya banjir dan longsor.
Rawan Banjir
Permasalahan lingkungan dan sosial yang menonjol adalah kerusakan hutan atau luasnya lahan kritis. Berbagai kegiatan masyarakat (dengan kualitas SDM terbatas) dalam memanfaatkan lahan (kehutanan, pertanian dan permukiman) berpengaruh besar pada kerusakan DAS Sampean. Kawasan hutan di Kabupaten Bondowoso berada dalam pengelolaan KPH Bondowoso dengan perincian: hutan lindung 46.784,2 ha; hutan produksi 45.218 ha; dan LDTI 366,32 Ha. Kawasan lindung yang diolah dan di tempati masyarakat mencapai 23,0%. Sebaliknya terdapat pula hutan produksi yang berada di atas tanah milik masyarakat.
Hutan lindung dan hutan produksi yang ada relatif rawan terhadap penjarahan oleh masyarakat. Hal ini karena adanya tekanan penduduk yang besar yang sebagian besar bekerja di sektor pertanian dengan tingkat pendapatan yang rendah, serta sistem kelembagaan yang kurang berjalan efektif. Sehingga masyarakat kurang peduli terhadap kelestarian hutan dan memanfaatkan hutan sebagai lahan mata pencaharian.
Kerusakan lahan yang terjadi di Kabupaten Bondowoso (lahan kritis yang ada) mencapai luas 40.758 Ha, dengan rincian sangat kritis seluas 4.175 Ha, kritis seluas 10.420 Ha, agak kritis seluas 11.417 Ha, dan potensial kritis seluas 9.746 Ha yang pada umumnya adalah lahan masyarakat. Sedangkan lahan perhutani yang kritis mencapai 5.000 Ha. Adanya lahan kritis tersebut cenderung meningkatkan erosi, yang berakibat pada meningkatnya sedimentasi sungai, menurunkan daya tampung sungai, melampaui kapasitas sarana prasarana irigasi yang ada, sehinga timbul kawasan-kawasan rawan luapan air atau kawasan rawan banjir.
Daerah rawan banjir mencakup 33,33% wilayah Kabupaten Bondowoso, khususnya kawasan-kawasan yang berada di sepanjang aliran Sungai Sampean dan Sungai Tlogo, di antaranya Kecamatan Grujugan, Bondowoso, Tenggarang, Wonosari, Klabang, Tapen, Prajekan, Sumberwringin, Pakem, Tegalampel, dan Tlogosari (Peta terlampir).
Setiap tahun terjadi bencana banjir (terbesar tahun 2002) yang melanda wilayah Kabupaten Bondowoso dan Situbondo (daerah bawah DAS Sampean). Dampak seringnya terjadi banjir adalah meningkatnya kerusakan jaringan irigasi, kerusakan prasarana jalan, kerusakan instalasi air bersih dan rusaknya prasarana permukiman dan prasarana umum. Khusus prasarana irigasi, kerusakan jaringan apabila tidak tertangani segera akan menurunkan debit air irigasi dan pada akhirnya terjadi kekeringan lahan pertanian di musim kemarau.
Rawan Tanah Longsor
Berdasarkan tingkat kemiringannya, wilayah Kabupaten Bondowoso terdiri dari: kemiringan 0-2% seluas 19.083 ha (12,23%), kemiringan 3-15% seluas 56.816,9 ha (36,42%), kemiringan 16-40% seluas 30.470,3 ha (19,53%) dan kemiringan di atas 40% seluas 49.639,8 ha (31,82%). Sedangkan kedalaman efektif tanah bervariasi antara 30 cm–90 cm, dengan komposisi: 57,4% memiliki kedalamam efektif di atas 90 cm, 15,6% memiliki kedalaman efektif antara 60 cm–90 cm, 14,7% memiliki kedalaman efektif antara 30 cm–60 cm, dan 12,3% memiliki kedalaman efektif di bawah 30 cm. Ketinggian dan kedalaman efektif tanah yang bervariasi ini berpengaruh terhadap jenis, pertumbuhan dan kerapatan vegetasi.
Berdasarkan Peta Geologi Jawa dan Madura, di Kabupaten Bondowoso terdapat 5 jenis batuan, yaitu hasil gunung api kwarter 21,6%, hasil gunung api kwarter muda 62,8%, batuan lensit 5,6%, alluvium 8,5%, dan miasem, jasies sedimen 1,5%. Sedangkan tanah di Kabupaten Bondowoso 96,9% bertekstur sedang yang meliputi lempung, lempung berdebu, dan lempung liat berpasir, 3,1% bertekstur kasar yang meliputi pasir dan pasir berlempung, dan tidak ada yang bertekstur halus.
Tingkat kemiringan dan tekstur tanah yang bervariasi ini menjadi salah satu penyebab terjadinya erosi/longsor dan rendahnya jumlah cadangan air.
Tanah yang mudah erosi/longsor seluas 40.796,62 ha (26,15%) dapat dijumpai di hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Bondowoso, khususnya di wilayah Kecamatan Sempol, Sumberwringin, Tlogosari, Wringin, Tegalampel, Klabang, Pakem, Binakal, Curahdami, Grujugan dan Maesan (Peta terlampir). Kerawanan terhadap bencana longsor disebabkan juga oleh makin luasnya lahan kritis. Pada umumnya bencana banjir disertai oleh bencana longsor. Longsor terjadi setiap tahun pada kawasan-kawasan perbukitan dan lereng pegunungan yang sering kali melanda permukiman perdesaan, merusak prasarana irigasi, air bersih, jalan dan jembatan serta lahan-lahan pertanian masyarakat.
Kerawanan Terhadap Bencana Lainnya
Selain bencana banjir dan longsor Wilayah Kabupaten Bondowoso juga rawan terhadap beberapa bencana lainnya yaitu gempa bumi, bahaya gunung berapi dan angin puyuh.
a. Gempa Bumi
Adanya aktivitas Gunung berapi (Gunung Ijen dan Gunung Raung) di sisi timur Kabupaten Bondowoso, mengakibatkan daerah sekitarnya rawan terhadap bencana Gempa Bumi yaitu mencakup 9,74% luas wilayah Kabupaten Bondowoso meliputi wilayah Kecamatan Sempol dan Tlogosari (berada di lereng Gunung Ijen dan Raung).
b. Bahaya Gunung Berapi
Demikian halnya dengan kerawanan terhadap bencana gunung berapi, kondisinya sama dengan kerawanan terhadap bencana gempa bumi. Daerah rawan bencana Gunung Berapi mencakup 9,74% luas wilayah Kabupaten Bondowoso meliputi wilayah Kecamatan Sempol dan Tlogosari (berada di lereng Gunung Ijen dan Raung).
c. Angin Puyuh
Karakteristik daerah yang dikelilingi perbukitan dan pegunungan menyebabkan sering terjadinya angin puyuh di wilayah Bondowoso sehingga sebagian besar wilayah (50,76%) rawan angin puyuh yaitu meliputi wilayah Kecamatan Cermee, Wonosari, Prajekan, Wringin, Pakem, Curahdami, dan Grujugan.
Sejarah
Semasa Pemerintahan Bupati Ronggo Kiai Suroadikusumo di Besuki mengalami kemajuan dengan berfungsinya Pelabuhan Besuki yang mampu menarik minat kaum pedagang luar. Dengan semakin padatnya penduduk perlu dilakukan pengembangan wilayah dengan membuka hutan yaitu ke arah tenggara. Kiai Patih Alus mengusulkan agar Mas Astrotruno, putra angkat Bupati Ronggo Suroadikusumo, menjadi orang yang menerima tugas untuk membuka hutan tersebut. usul itu diterima oleh Kiai Ronggo-Besuki, dan Mas Astrotruno juga sanggup memikul tugas tersebut. Kemudian Kiai Ronggo Suroadikusumo terlebih dahulu menikahkan Mas Astotruno dengan Roro Sadiyah yaitu putri Bupati Probolinggo Joyolelono. Mertua Mas Astrotruno menghadiahkan kerbau putih “Melati” yang dongkol (tanduknya melengkung ke bawah) untuk dijadikan teman perjalanan dan penuntun mencari daerah-daerah yang subur.
Pengembangan wilayah ini dimulai pada 1789, selain untuk tujuan politis juga sebagai upaya menyebarkan agama Islam mengingat di sekitas wilayah yang dituju penduduknya masih menyembah berhala. Mas Astrotruno dibantu oleh Puspo Driyo, Jatirto, Wirotruno, dan Jati Truno berangkat melaksanakan tugasnya menuju arah selatan, menerobos wilayah pegunungan sekitar Arak-arak “Jalan Nyi Melas”. Rombongan menerobos ke timur sampai ke Dusun Wringin melewati gerbang yang disebut “Lawang Seketeng”. Nama-nama desa yang dilalui rombongan Mas Astrotruno, yaiitu Wringin, Kupang, Poler dan Madiro, lalu menuju selatan yaitu desa Kademangan dengan membangun pondol peristirahatan di sebelah barat daya Kademangan (diperkirakan di Desa Nangkaan sekarang).
Desa-desa yang lainnya adalah disebelah utara adalah Glingseran, Tamben dan Ledok Bidara. disebelah Barat terdapat Selokambang, Selolembu. sebelah timur adalah Tenggarang, Pekalangan, Wonosari, Jurangjero, Tapen, Praje,kan dan Wonoboyo. Sebelah selatan terdapat Sentong, Bunder, Biting, Patrang, Baratan, Jember, Rambi, Puger, Sabrang, Menampu, Kencong, Keting. Jumlah Penduduk pada waktu itu adalah lima ratus orang, sedangkan setiap desa dihuni, dua, tiga, empat orang. kemudian dibangunlah kediaman penguasa di sebelah selatan sungai Blindungan, di sebelah barat Sungai Kijing dan disebelah utara Sungai Growongan (Nangkaan) yang dikenal sebagai “Kabupaten Lama” Blindungan, terletak ±400 meter disebelah utara alun-alun.
Pekerjaan membuka jalan berlangsung dari tahun 1789-1794. Untuk memantapkan wilayah kekuasaan, Mas Astrotruno pada tahun 1808 diangkat menjadi demang dengan gelar Abhiseka Mas Ngabehi Astrotruno, dan sebutannya adalah “Demang Blindungan”. Pembangunan kotapun dirancang, rumah kediaman penguasa menghadap selatan di utara alun-alun. Di mana alun-alun tersebut semula adalah lapangan untuk memelihara kerbau putih kesayangan Mas Astrotruno, karena disitu tumbuh rerumputan makanan ternak. lama kelamaan lapangan itu mendapatkan fungsi baru sebagai alun-alun kota. Sedangkan di sebelah barat dibangun masjid yang menghadap ke timur. Mas Astrotruno mengadakan berbagai tontonan, antara lain aduan burung puyuh (gemek), sabung ayam, kerapan sapi, dan aduan sapi guna menghibur para pekerja. tontonan aduan sapi diselenggarakan secara berkala dan menjadi tontonan di Jawa Timur sampai 1998. Atas jasa-jasanya kemudian Astrotruno diangkat sebagai Nayaka merangkap Jaksa Negeri.
Dari ikatan Keluarga Besar “Ki Ronggo Bondowoso” didapat keterangan bahwa pada tahun 1809 Raden Bagus Asrah atau Mas Ngabehi Astrotruno dianggkat sebagi patih berdiri sendiri (zelfstanding) dengan nama Abhiseka Mas Ngabehi Kertonegoro. Dia dipandang sebagai penemu (founder) sekaligus penguasa pemerintahan pertama (first ruler) di Bondowoso. Adapun tempat kediaman Ki Kertonegoro yang semula bernama Blindungan, dengan adanya pembangunan kota diubah namanya menjadi Bondowoso, sebagai ubahan perkataan Wana Wasa. Maknanya kemudian dikaitkan dengan perkataan Bondo, yang berarti modal, bekal, dan woso yang berarti kekuasaan. makna seluruhnya demikian: terjadinya negeri (kota) adalah semata-mata karena modal kemauan keras mengemban tugas (penguasa) yang diberikan kepada Astrotruno untuk membabat hutan dan membangun kota.
Meskipun Belanda telah bercokol di Puger dan secara administrtatif yuridis formal memasukan Bondowoso kedalam wilayah kekuasaannya, namun dalam kenyataannya pengangkatan personel praja masih wewenang Ronggo Besuki, maka tidak seorang pun yang berhak mengklaim lahirnya kota baru Bondowoso selain Mas Ngabehi Kertonegoro. Hal ini dikuatkan dengan pemberian izin kepada Dia untuk terus bekerja membabat hutan sampai akhir hayat Sri Bupati di Besuki.
Pada tahun 1819 Bupati Adipati Besuki Raden Ario Prawiroadiningrat meningkatkan statusnya dari Kademangan menjadi wilayah lepas dari Besuki dengan status Keranggan Bondowoso dan mengangkat Mas Ngabehi Astrotruno menjadi penguasa wilayah dengan gelar Mas Ngabehi Kertonegoro, serta dengan predikat Ronngo I. Hal ini berlangsung pada hari Selasa Kliwon, 25 Syawal 1234 H atau 17 agustus 1819. Peristiwa itu kemudian dijadikan eksistensi formal Bondowoso sebagai wilayah kekuasaan mandiri di bawah otoritas kekuasaan Kiai Ronggo Bondowoso. Kekuasaan Kiai Ronggo Bondowoso meliputi wilayah Bondowoso dan Jember, dan berlangsung antara 1829-1830.
Pada 1830 Kiai Ronggo I mengundurkan diri dan kekuasaannya diserahkan kepada putra keduanya yang bernama Djoko Sridin yang pada waktu itu menjabat Patih di Probolinggo. Jabatan baru itu dipangku antar 1830-1858 dengan gelar M Ng Kertokusumo dengan predikat Ronggo II, berkedudukan di Blindungan sekarang atau jalan S Yudodiharjo (jalan Ki Ronggo) yang dikenal masyarakat sebagi “Kabupaten lama”.Setelah mengundurkan diri, Ronggo I menekuni bidang dakwah agama Islam dengan bermukim di Kebun Dalem Tanggul Kuripan (Tanggul, Jember), Ronggo I wafat pada 19 Rabi’ulawal 1271 H atai 11 Desember 1854 dalam usia 110 tahun. jenazahnya dikebumikan disebuah bukit (Asta Tinggi) di Desa Sekarputih. Masyarakat Bondowoso menyebutnya sebagai “Makam Ki Ronggo”.
Kabupaten Bondowoso terdiri dari 23 kecamatan, 10 kelurahan, dan 209 desa (dari total 666 kecamatan, 777 kelurahan, dan 7.724 desa di Jawa Timur). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 781.753 jiwa dengan luas wilayah 1.525,97 km² dan sebaran penduduk 512 jiwa/km².[15][16]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Bondowoso, adalah sebagai berikut:
Mayoritas penduduk kabupaten Bondowoso adalah Suku Madura Pendalungan, dengan bahasa Madura sebagai bahasa sehari-hari. Jumlah penduduk Kabupaten Bondowoso tahun 2018 sebesar 791,838 jiwa, yang terdiri dari 394,883 jiwa penduduk laki-laki dan 396,955 jiwa penduduk perempuan yang tersebar di 23 kecamatan. Ini mengalami kenaikan dari tahun 2006 sebesar 10.323 jiwa atau sebesar 1,42 %. Jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan Bondowoso sebesar 72.714 jiwa dan terendah di Kecamatan Sempol 8.103 jiwa. Angka kepadatan penduduk mencapai 471 jiwa/km2.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bondowoso tahun 2008 yang terdiri dari empat komponen yaitu angka harapan hidup, angka melek huruf orang dewasa, rata-rata sekolah dan paritas daya beli pada tahun 2008 sebesar 59,54. Meningkat dari tahun 2007 sebesar 59,05. Kecamatan dengan IPM tertinggi yaitu Kecamatan Bondowoso sebesar 68,58, dan IPM terendah di Kecamatan Sumberwringin sebesar 53,23.
Kesehatan
Upaya penyehatan manusia dapat dilakukan dengan peningkatan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat itu sendiri. Untuk menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat dapat dilakukan dengan cara menggerakkan masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat, keluarga yang sadar gizi serta menjadikan seluruh desa menjadi desa siaga.
Dalam rangka menuju Bondowoso Sehat tahun 2010, Pemerintah Kabupaten Bondowoso melalui dinas terkait telah melakukan beberapa upaya, antara lain revitalisasi RSU, Puskesmas, Polindes, Posyandu dan pelayanan kesehatan masyarakat miskin yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja masing-masing sarana kesehatan tersebut dalam mendukung pelaksanaan pembangunan kesehatan.
Di Kabupaten Bondowoso sendiri saat ini telah terdapat sebuah Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi dengan tipe B. Juga terdapat sebuah Rumah Sakit Bhayangkara milik Polri,Rumah Sakit Swasta RS Mitra Medika,dan Klinik Kusuma Bakti. Puskesmas tersebar di seluruh kecamatan. Khusus di Kecamatan Bondowoso terdapat tiga Puskesmas.
Pendidikan
Pembangunan bidang pendidikan saat ini sedang digalakkan oleh Pemerintah Kabupaten Bondowoso, yang dilakukan dengan cara memperluas dan pemerataan kesempatan masyarakat dalam memperoleh pendidikan. Ini dikarenakan masih adanya penduduk yang tidak tamat sekolah, putus sekolah dan bahkan tidak sekolah.
Untuk itu Pemerintah Kabupaten Bondowoso berupaya agar tingkat pendidikan masyarakat meningkat. Mulai dari pemenuhan sarana dan parasarana pendidikan formal hingga penyelenggaraan pendidikan luar sekolah salah satunya dengan Pemberantasan Buta Aksara (PBA), di mana Kabupaten Bondowoso telah dideklarasikan sebagai kabupaten bebas buta aksara oleh Presiden RI dengan diterimanya penghargaan Anugerah Aksara Tingkat Utama dari Presiden Republik Indonesia.
Fasilitas pendidikan dasar tersebar di semua kecamatan. Sedangkan untuk pendidikan setingkat SMA sederajat terdapat di hampir semua kecamatan di Kabupaten Bondowoso. Untuk pendidikan tinggi berada di Kecamatan Bondowoso yaitu Universitas Bondowoso, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) At Taqwa dan Program Diploma III Keperawatan.
SMP
SMP Negeri 1 Bondowoso
SMP Negeri 2 Bondowoso
SMP Negeri 3 Bondowoso
SMP Negeri 4 Bondowoso
SMP Negeri 5 Bondowoso
SMP Negeri 2 Tenggarang
SMP Negeri 6 Bondowoso
SMP Negeri 7 Bondowoso
SMPK Indra Prastha Bondowoso
MTS
MTSN 1 Bondowoso
MTSN 2 Bondowoso
MTS At-Taqwa
SMA/MA
SMA Negeri 1 Tenggarang
SMA Negeri 1 Bondowoso
SMA Negeri 2 Bondowoso
SMA Negeri 3 Bondowoso
SMA Negeri 1 Tapen
SMA Negeri 1 Prajekan
SMA Negeri 1 Klabang
SMA Negeri 1 Pujer
MAN Bondowoso
Atqia Institute
SMK
SMK Negeri 1 Bondowoso
SMK Negeri 2 Bondowoso
SMK Negeri 3 Bondowoso
SMK Negeri 4 Bondowoso
SMK Negeri 1 Grujugan
SMK Negeri 1 Tlogosari
Kebudayaan Nasional
Terdapat lima suku/etnis di Kabupaten Bondowoso. Mayoritas dari Madura. Minoritas lainnya adalah minoritas nonpribumi, yakni suku India, Arab, dan Cina yang terdapat di ibu kota kabupaten. Umumnya dalam kesehariannya mereka menggunakan bahasa Jawa (dialek Surabaya) bercampur bahasa Madura. Bahkan hampir dua pertiga penduduk Bondowoso tidak bisa berbahasa Jawa sama sekali dan hanya berbahasa Madura dalam kesehariannya.
Arkeologi
Di kabupaten Bondowoso terdapat sejumlah situsmegalitik, tepatnya 12 situs, di mana ditemukan dolmen, punden berundak, menhir, sarkofagus, kubur batu, batu kenong, pelinggih dan stunchambers (batu ruang). Ada juga Goa Buto, Ekopak, Abris Saus Roche dan Area Batu.
Keagamaan
Hampir semua penduduknya beragama islam, sedangkan penduduk kristen, tionghoa, dan konghuchu tinggal di ibu kota. Fasilitas peribadatan islam (masjid maupun mushola) tersebar di seluruh Kabupaten Bondowoso. Masjid terbesar di Bondowoso yaitu Masjid Jami’ At Taqwa yang berada di sebelah barat alun-alun Bondowoso. Khusus untuk gereja katolik, Pura dan Vihara terletak di Kecamatan Bondowoso.
Di Kabupaten Bondowoso sebagai salah satu kabupaten tapal kuda, tersebar pondok-pondok pesantren, di mana jumlah pondok pesantren dan jumlah santri setiap tahun selalu bertambah.
Ekonomi
Industri
Jumlah perusahaan industri dibedakan menjadi industri besar, industri menengah dan industri kecil baik formal atau non formal. Jumlah industri besar dan menengah tetap seperti tahun sebelumnya yaitu berjumlah 22 dan 28 unit. Sedangkan jumlah industri kecil baik formal dan non formal meningkat menjadi 402 dan 17.760 unit. Penyerapan tenaga kerja meningkat rata-rata 2,26 %. Nilai investasi meningkat rata-rata 5,55% sebesar Rp. 81.635.736.400.- dengan nilai produksinya sebesar Rp. 168.896.897.650,- atau naik 6,02 %.
Perdagangan
Pembangunan sektor perdagangan tahun 2007 mengalami perkembangan signifikan. Ini ditandai dengan meningkatnya penerbitan/ pembaharuan pendaftaran perusahaan secara keseluruhan sebesar 7,69%. Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) juga meningkat 7,75% dari tahun sebelumnya sebanyak 5.700 buah untuk SIUP kecil, menengah dan besar.
Sarana perdagangan bagi masyarakat sampai tahun 2008 masih didominasi oleh toko/ ruko. Pasar induk terdapat di seputaran Jalan Teuku Umar dan Jalan Wadid Hasyim. Sedangkan swalayan di Kabupaten Bondowoso berjumlah 25 buah. Di Bondowoso belum terdapat plaza/ mall. Terdapat juga beberapa pasar hewan yang tersebar di beberapa kecamatan.
Kawasan jalan RE. Martadinata dan Alun-alun Bondowoso setiap sore sampai malam hari digunakan Pedagang Kaki Lima untuk menjajakan dagangannya. Pedagang buah-buahan disediakan tempat di Jalan Veteran.
Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan/ perbankan di samping untuk perorangan juga mempunyai peranan dalam meningkatkan pembangunan daerah. Jumlah bank baik bank pemerintah maupun swasta di Kabupaten Bondowoso tahun 2008 tetap seperti tahun sebelumnya. Bank pemerintah meliputi BRI, BNI, Bank Mandiri dan Bank Jatim. Bank swasta nasional meliputi BTPN, Bank Buana, Bank Danamon Simpan Pinjam dan Bank Bukopin. Untuk bank swasta asing/campuran yaitu BCA dan Bank Lippo. BRI Unit berjumlah 13 unit serta Bank Perkreditan Rakyat berjumlah 5 unit yaitu BPR Bintang Mas, Delta, Manuk Ayu, Manukwari dan Sari Dinar Mas.
Pariwisata
Pariwisata, seni dan budaya merupakan salah satu kegiatan yang diharapkan dapat menunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat, yang berdampak pada meningkatnya pendapatan daerah. Kunjungan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara diharapkan dapat menggerakkan perekonomian masyarakat.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 tentang RTRW Kabupaten Bondowoso, ditetapkan kawasan wisata Kabupaten Bondowoso yaitu:
1.Kawasan Wisata Terpadu Kawah Ijen di Kecamatan Sempol dan Sumberwringin, dengan objek wisata:
Wisata Kawah Ijen, Kawah Telaga Weru dan Kawah Wurung
Wisata Air Terjun Blawan dan Gua Stalagtit
Wisata Pemandian Air Panas Blawan dan Pemandian Damarwulan
Wisata Agro Kopi Kalisat
Wisata Air Terjun Puloagung–Sukorejo
2.Kawasan Wisata Terpadu Lereng Argopuro di Kecamatan Pakem, dengan objek wisata:
3. Kawasan Wisata Pemandangan Arak-arak di Kecamatan Wringin;
4. Kawasan Wisata Pendakian Gunung Raung di Kecamatan Sumberwringin;
5. Kawasan Wisata Panjat Tebing Alam Patirana di Kecamatan Grujugan;
6. Kawasan Wisata Pemandian Tasnan di Kecamatan Grujugan;
7. Kawasan Wisata Sejarah Sarkopage di Kecamatan Grujugan, Maesan, Wringin, Tegalampel, Bondowoso, Wonosari, Tamanan, Jambesari Darussholah, Prajekan, Tlogosari dan Sempol;
8. Kawasan Wisata Rekreasi Alun-alun Bondowoso;
9. Kawasan Wisata Ziarah Makam Ki Ronggo di Kecamatan Tegalampel;
10. Kawasan Wisata Budaya Pedepokan Gema Buana di Kecamatan Prajekan;
11 .Kawasan Wisata Kerajinan Kuningan Cindogo di Kecamatan Tapen;
12. Kawasan Wisata Bendung Sampean Baru di Kecamatan Tapen;
13. Kawasan Wisata Budaya Upacara Adat Desa Blimbing di Kecamatan Klabang;
14. Kawasan Wisata Arung Jeram Bosamba di Kecamatan Taman Krocok dan Tapen.
15. Kawasan wisata aduan sapi yang ada di kecamatan tapen
Dalam mendukung pariwisata, di Kabupaten Bondowoso juga disediakan sarana akomodasi penginapan yang memadai bagi wisatawan. Pada tahun 2008 ini jumlah hotel di Kabupaten Bondowoso terdiri dari 11 hotel. Satu hotel bintang 3 yaitu Hotel Ijen View di Jalan KIS Mangunsarkoro. Sedangkan lainnya yaitu hotel melati. Enam hotel di Kota Bondowoso yaitu Palm, Anugerah, Baru, Slamet, Kinanti dan Grand serta 4 hotel di luar Kota Bondowoso yaitu Arabica, Catimore, Jampit, dan Wisata Asri.
Transportasi
Prasarana transportasi berupa terminal type C yang berada di Jalan Imam Bonjol. Terdapat pula Stasiun kereta api, namun sudah tidak beroperasi. Bondowoso juga tidak terdapat jembatan timbang.
Sarana transportasi berupa bus umum yang terdiri dari bus antar kota dalam provinsi dan luar provinsi. MPU dan angkutan desa melayani trayek antar kota dan antar kecamatan. Di dalam kota sarana transportasi berupa becak dan dokar. Khusus untuk dokar beroperasi di pinggiran kota.
Jalan Raya
Berdasarkan Rencana Tata Tuang Wilayah Kabupaten Bondowoso Tahun 2007, sistem prasarana jalan berdasarkan hierarki dan fungsi pelayanan di Kabupaten Bondowoso terdiri dari jalan kolektor primer, lokal primer dan lokal sekunder, yaitu:
Jalan kolektor primer, yaitu jalan yang menghubungkan antara ibu kota Kabupaten Bondowoso dengan ibu kota kabupaten sekitarnya, yaitu:
Jalan penghubung Bondowoso – Situbondo (Bondowoso-Tenggarang-Wonosari-Tapen-Klabang-Prajekan-Widuri);
Jalan penghubung Bondowoso – Banyuwangi (Bondowoso-Tenggarang Wonosari-Garduatak-Sukosari-Sempol-Paltuding);
Jalan penghubung Bondowoso – Jember (Bondowoso-Grujugan-Maesan-Suger Lor);
Jalan penghubung Bondowoso – Besuki (Bondowoso-Pal 9-Wringin-Arak-arak)
Jalan lokal primer, yaitu jalan yang menghubungkan antara Kota Bondowoso dengan kota ordo II dan ordo III kabupaten dan ibu kota kabupaten yaitu:
Jalan Bondowoso – Tegalampel – Taman Krocok
Jalan Wonosari – Taman Krocok
Jalan Widuri – Cermee
Jalan Klabang – Botolinggo
Jalan Bondowoso – Curahdami – Binakal
Jalan Tenggarang (Bataan) – Pujer – Tlogosari
Jalan Sukosari (Sumbergading) – Sumberwringin
dan jalan-jalan yang menghubungkan pusatkawasan perkotaan dengan kawasan perdagangan dan jasa, industri, wisata dan perkantoran.
Jalan lokal primer dan sekunder yang potensial sebagai jalan tembus antar kabupaten yaitu:
Jalan Bondowoso (Koncer) – Grujugan Kidul – Tamanan – Sukowono Kabupaten Jember;
Jalan Maesan–Sukowono Kabupaten Jember;
Jalan Cermee – Panji Kabupaten Situbondo;
Jalan Klabang – Wonoboyo–Kendit – Panarukan Kabupaten Situbondo;
Jalan lokal sekunder yaitu jalan yang menghubungkan kawasan permukiman baik permukiman perkotaan maupun perdesaan dengan kawasan perdagangan dan pemerintahan yang ada simpul-simpul kota di wilayah Kabupaten Bondowoso.
Tahun 2007 total panjang jalan di Kabupaten Bondowoso 1.286,550 km yang terdapat pada pada 323 ruas jalan, yang terdiri dari jalan aspal sepanjang 734,417 km (57,08%), jalan makadam 140,530 km (10,92%) dan jalan tanah sepanjang 411,603 km (32,00%). Untuk jembatan di Kabupaten Bondowoso berjumlah 267 buah sepanjang 1.958,50 meter.
Makanan khas Bondowoso adalah Tape manis Bondowoso, yang umumnya dikemas dalam bèsèk (anyaman dari bambu berbentuk kotak). Tape ini terbuat dari Singkong, wisatawan mancanegara menyebutnya fermented of Cassava, mirip seperti Peyeum di Jawa Barat. Tapi rasa tape manis bondowoso lebih khas. Banyak wistawan dari luar bondowoso yang rela datang ke bondowoso hanya untuk membeli tape manis ini merk tape manis yang terkenal antara lain Tape manis 82, Tape manis 31, Tape manis Tjap Enak, Mana Lagi, 66, 17, dll. Toko penjual tape manis Bondowoso pada umumnya terkonsentrasi di Jalan Jenderal Sudirman dan Teuku Umar atau lebih dikenal daerah Pecinan. Jl jenderal sudirman. Selain Tape, makanan khas turunan dari Tape juga banyak dijual di Bondowoso seperti Suwar-suwir, dodol Tape, Tape bakar dll.
Referensi
^Lambang Kabupaten Bondowoso, ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah tentang Lambang Daerah Kabupaten Bondowoso, 1972.
Kharkiv government building airstrikePart of the bombing of Kharkiv in the Battle of Kharkiv during the Russian invasion of Ukraine Building of the regional government, which was damaged with Russian missiles that exploded near Freedom Square and in its right wingLocationKharkiv Regional State Administration and Regional Council in Kharkiv, UkraineCoordinates50°00′15″N 36°14′11″E / 50.00421°N 36.23631°E / 50.00421; 36.23631DateMarch 1, 2022 ~8:01 and ~8:13 (UT…
This article has multiple issues. Please help improve it or discuss these issues on the talk page. (Learn how and when to remove these template messages) This article's lead section may be too short to adequately summarize the key points. Please consider expanding the lead to provide an accessible overview of all important aspects of the article. (July 2019) This list is complete and up to date as of Islam, Eastern religions and more. This article needs additional citations for verification. Ple…
Fischer Grand Prix 1978Doppio Sport Tennis Detentoridel titolo Bob Hewitt Frew McMillan Vincitori Víctor Pecci Balázs Taróczy Finalisti Bob Hewitt Frew McMillan Punteggio 6–3, 6–7, 6–4 Tornei Singolare Singolare Doppio Doppio 1977 1979 Voce principale: Fischer Grand Prix 1978. Il doppio del Fischer Grand Prix 1978 è stato un torneo di tennis facente parte della categoria Grand Prix. Bob Hewitt e Frew McMillan erano i detentori del titolo, ma hanno perso in finale 6–3, 6–7, 6…
Sebuah Gereja di Pezinok Pezinok (Hungaria: Bazin; Jerman: Bösing) merupakan sebuah kota yang terletak di Slowakia bagian baratdaya. 20 km dari Bratislava. Pada tahun 2005, kota ini memiliki jumlah penduduk sebesar 21.334 jiwa dan memiliki luas wilayah 72,555 km². Kota ini memiliki angka kepadatan penduduk sebesar 294 jiwa/km². Kota kembar Neusiedl am See, Austria Mosonmagyaróvár, Hungaria Mladá Boleslav, Ceko Izola, Slovenia Pranala luar Situs Resmi Diarsipkan 2019-12-05 di Wayb…
Pour les articles homonymes, voir Les Nibelungen. Les Nibelungen Données clés Titre original Die Nibelungen Réalisation Fritz Lang Scénario Fritz LangThea von Harbou Acteurs principaux Hans Adalbert SchlettowMargarete SchönHanna RalphPaul RichterTheodor Loos Pays de production Allemagne Genre Fantastique, aventure, drame Durée 288 minutes Sortie 1924 Pour plus de détails, voir Fiche technique et Distribution. modifier Les Nibelungen (Die Nibelungen) est un film muet allemand en …
这是马来族人名,“阿都沙末”是父名,不是姓氏,提及此人时应以其自身的名“卡立”为主。 卡立·阿都沙末Khalid bin Abdul Samad2019年8月15日,卡立阿都沙末与美国驻马大使雷荷花(英语:Kamala Shirin Lakhdhir)会面 马来西亚联邦直辖区部长任期2018年5月21日—2020年2月24日君主最高元首端姑莫哈末五世最高元首苏丹阿都拉首相马哈迪·莫哈末副职沙鲁丁前任东姑安南继任安努亚…
Brazilian politician (born 1981) Duda SalabertSalabert in 2023Member of the Chamber of DeputiesIncumbentAssumed office 1 February 2023ConstituencyMinas GeraisCouncillor of Belo HorizonteIn office1 January 2021 – 1 February 2023ConstituencyAt-large Personal detailsBornDuda Salabert Rosa (1981-05-02) 2 May 1981 (age 43)Belo Horizonte, Minas Gerais, BrazilPolitical partyPDT (2019–present)Other politicalaffiliationsPSOL (2017–2019)Spouse Raíssa Novaes (m. …
Landlocked country in Africa Geography of LesothoContinentAfricaRegionSouthern AfricaCoordinates29°30′S 28°30′E / 29.500°S 28.500°E / -29.500; 28.500AreaRanked 141st • Total30,355 km2 (11,720 sq mi) • Land100% • Water0%Coastline0 km (0 mi)BordersTotal land borders:909 km (565 mi)South Africa:909 km (565 mi)Highest pointThabana Ntlenyana3,482 m (11,424 ft)Lowest pointJunction…
American college football season 2008 Indiana Hoosiers footballConferenceBig Ten ConferenceRecord3–9 (1–7 Big Ten)Head coachBill Lynch (2nd season)Offensive coordinatorMatt Canada (2nd season)Co-defensive coordinatorBrian George (4th season)Co-defensive coordinatorJoe Palcic (4th season)MVPJammie KirlewCaptainWill Patterson, Christopher Phillips, Marcus ThigpenHome stadiumMemorial StadiumSeasons← 20072009 → 2008 Big Ten Conference football stand…
For the eponymous nobleman, see Pavlo Kurtik. Sanjak of Albania with Pavlo-Kurtik Vilayet Pavlo-Kurtik (Turkish: vilayet-i Pavlo Kurtik) was an administrative unit within the sanjak of Albania, Ottoman Empire, which had jurisdiction to the south of Tirana, between the Erzen and Shkumbin rivers.[1] It was one of 9 vilayets of the Arvanit-ili province until 1466.[2] Pavlo-Kurtik was first mentioned in the first defter of the sanjak of Albania (1431–1432).[3] Geography Pav…
American politician (born 1959) Barbara ComstockMember of the U.S. House of Representativesfrom Virginia's 10th districtIn officeJanuary 3, 2015 – January 3, 2019Preceded byFrank WolfSucceeded byJennifer WextonMember of the Virginia House of Delegatesfrom the 34th districtIn officeJanuary 13, 2010 – November 10, 2014Preceded byMargaret VanderhyeSucceeded byKathleen Murphy Personal detailsBornBarbara Jean Burns (1959-06-30) June 30, 1959 (age 64)…
Visual environment for robot control and simulation This article includes a list of references, related reading, or external links, but its sources remain unclear because it lacks inline citations. Please help improve this article by introducing more precise citations. (September 2010) (Learn how and when to remove this message) A robotics suite is a visual environment for robot control and simulation. They are typically an end-to-end platform for robotics development and include tools for visua…
GranmaTipeSurat kabar harianFormatLembar lebarPemilikPemerintah KubaDidirikan4 Oktober 1965Pandangan politikPartai Komunis KubaBahasaSpanyol, InggrisPusatHavana, CubaSitus webgranma.cu Granma adalah surat kabar resmi Komite Pusat Partai Komunis Kuba. Surat kabar tersebut dibentuk pada 1965 dengan penggabungan dua surat kabar sebelumnya, Revolución dan Hoy.[1] Namanya datang dari yacht Granma yang mengangkut Fidel Castro dan 81 pemberontak lainnya ke pesisir Kuba pada 1956, dalam rangka …
خط أسطرنجيليمعلومات عامةصنف فرعي من أبجدية سريانية البداية 1 الاسم Syriac (Estrangelo variant) (بالإنجليزية) [1]syriaque (variante estranghélo) (بالفرنسية) [1] الاسم الأصل ܐܣܛܪܢܓܠܐ (بالسريانية) سُمِّي باسم سوريا اشتق من أبجدية أرامية لغة العمل أو لغة الاسم الآراميةالسريانيةآرامية غربية حديثة ا…
جون كابوت معلومات شخصية الميلاد سنة 1450 غيطة الوفاة سنة 1498 (47–48 سنة) المحيط الأطلسي الشمالي مواطنة جمهورية البندقية الأولاد سباستيان كابوت الحياة العملية المهنة بحار، وتاجر رقيق [لغات أخرى] اللغات الإيطالية تعديل مصدري - تعديل …
Multi-sport event in Gwangju, South Korea XXVIII Summer UniversiadeLogo of the 2015 Summer Universiade.Host cityGwangju, South KoreaMottoLight Up Tomorrow(Korean: 창조의 빛, 미래의 빛, romanized: Changjoui Bich, Milaeui Bich)Nations143Athletes12,885Events272 in 21 sportsOpeningJuly 3, 2015 (2015-07-03)ClosingJuly 14, 2015 (2015-07-14)Opened byPark Geun-hyeAthlete's OathKim Seong-yeon and Kim Kuk-youngJudge's OathKim Dae-nan and Park Mi-sunTorch lighterC…
Stasiun Shinjō新庄駅Stasiun besarPintu masuk barat Stasiun Shinjō pada Oktober 2010Lokasi1-1 Tamon-machi, Shinjō-shi, Yamagata-ken 996-0024JepangKoordinat38°45′46″N 140°18′22″E / 38.762681°N 140.306064°E / 38.762681; 140.306064Operator JR EastJalur Yamagata Shinkansen ■ Jalur Utama Ōu ■ Jalur Rikuu Barat ■ Jalur Rikuu Timur Letak421.4 kilometers dari TokyoJumlah peron3 peron sisi + 2 peron pulauLayananBus lokalInformasi lainStatusMemiliki petugas …
35°39′59″N 139°45′31″E / 35.666301°N 139.758679°E / 35.666301; 139.758679 Stasiun Shimbashi新橋駅Pintu keluar Stasiun JR ShimbashiLokasiPrefekturTokyo(Lihat stasiun lainnya di Tokyo)Distrik kotaMinatoSejarahDibuka1909Nama sebelumnyaKarasumori StationNama sekarang digunakan sejak1914Layanan kereta apiOperatorJR EastTokyo MetroToei SubwayJalurJalur Keihin-TōhokuJalur Utama TōkaidōJalur YamanoteJalur YokosukaJalur Tokyo Metro GinzaJalur Toei AsakusaYurikamo…
US professional baseball league This article is about the professional baseball league. For other uses, see International League (disambiguation). Not to be confused with Inter-National League. International LeagueClassificationTriple-A (1946–present)Double-A (1912–1945)Class A (1902–1911)SportBaseballFounded1884 (140 years ago) (1884)No. of teams20CountryUnited StatesMost recentchampion(s)Norfolk Tides (2023)Most titlesRochester Red Wings (19)TV partner(s)MiLB.TV, MLB Networ…
Village in Lorestan province, Iran Village in Lorestan, IranPol Haru Persian: پل هروVillagePol HaruCoordinates: 33°31′18″N 48°46′29″E / 33.52167°N 48.77472°E / 33.52167; 48.77472[1]CountryIranProvinceLorestanCountyKhorramabadDistrictZaghehRural DistrictQaedrahmatPopulation (2016)[2] • Total411Time zoneUTC+3:30 (IRST) Pol Haru (Persian: پل هرو)[a] is a village in, and the capital of, Qaedrahmat Rural District o…