Bendera kebanggaan, umumnya disebut bendera pelangi, adalah simbolkebanggaan LGBT dan gerakan sosial LGBT. Warnanya mencerminkan keragaman komunitas LGBT dan spektrum orientasi seks dan identitas gender manusia. Penggunaan bendera pelangi sebagai simbol kebanggaan LGBT dimulai di San Francisco, California, dan sekarang digunakan di kegiatan-kegiatan LGBT di seluruh dunia.
Dirancang oleh seniman Gilbert Baker, Lynn Segerblom, James McNamara, dan aktivis lainnya,[4][5][6][7] desain terus direvisi setelah pertama kali dikibarkan tahun 1978, dan terus menginspirasi variasi. Meskipun bendera pelangi asli Baker memiliki delapan warna,[8][9] sejak 1979 hingga sekarang varian yang paling umum terdiri dari enam garis: merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu. Bendera biasanya ditampilkan secara horizontal, dengan garis merah di atasnya, seperti pelangi di alam.
Kelompok LGBT dan pendukungnya saat ini menggunakan bendera pelangi dan banyak benda dan warna-warni bertema pelangi sebagai simbol identitas atau dukungan mereka. Beberapa turunan bendera pelangi yang digunakan untuk memusatkan perhatian pada kelompok tertentu dalam komunitas LGBT, seperti transgender, melawan pandemi AIDS, serta inklusi orang kulit berwarna LGBT. Selain pelangi, banyak bendera dan simbol lain yang digunakan untuk mengkomunikasikan identitas tertentu dalam komunitas LGBT.
Sejarah
Asal usul
Gilbert Baker, lahir 1951 serta dibesarkan di Parsons, Kansas, pernah bertugas di Angkatan Darat Amerika Serikat antara tahun 1970 dan 1972. Setelah dipecat secara hormat, Baker belajar menjahit. Pada tahun 1974, Baker bertemu Harvey Milk, seorang politikus gay, yang kemudian menantang Baker untuk merancang simbol kebanggaan komunitas gay.[10] Bendera kebanggaan gay pertama kalinya berkibar di perayaan Parade Hari Kebebasan Gay San Francisco pada 25 Juni 1978.[11][12] Sebelum peristiwa itu, segitiga merah jambu pernah digunakan sebagai simbol LGBT, meski merupakan tahap kelam dalam sejarah homoseksualitas modern. Nazi menggunakan segitiga merah jambu untuk mengidentifikasi dan menstigmatisasi laki-laki homo yang diasingkan di kamp konsentrasi. Alih-alih mengandalkan alat penindasan Nazi, komunitas gay mencari simbol baru yang menginspirasi.
Sahabat Baker, pembuat film independen, Arthur J. Bressan Jr., mendesaknya untuk membuat simbol baru dalam rangka menyambut "lahirnya kesadaran dan kebebasan gay".[13] Menurut profil yang diterbitkan di Reporter Bay Area pada tahun 1985, Baker memilih pelangi karena terkait dengan gerakan hippie tahun 1960-an, tetapi ia juga mencatat bahwa penggunaan desain tersebut sudah ada "sejak zaman Mesir kuno."[14] Orang-orang menduga bahwa Baker terinspirasi oleh lagu Judy Garland "Over the Rainbow" (Garland menjadi salah satu ikon gay pertama),[15][16] tetapi ketika diwawancarai, Baker mengatakan bahwa ia lebih terinspirasi dari The Rolling Stones lewat lagunya "She's a Rainbow".[17] Baker kemungkinan besar dipengaruhi oleh "Bendera Persaudaraan" (dengan lima garis horizontal untuk mewakili ras yang berbeda: merah, putih, cokelat, kuning, dan hitam) yang populer di kalangan gerakan Perdamaian Dunia dan hippie tahun 1960-an.[18][19][20][21]
Bendera pelangi pertama yang ditetapkan oleh panitia diproduksi oleh tim yang termasuk seniman Lynn Segerblom.[22] Segerblom kelak dikenal dengan nama Peri Argyle Rainbow; menurutnya, ia menggagas proses pewarnaan asli untuk bendera tersebut.[23] Tiga puluh sukarelawan mewarnai dan menjahit dua bendera pertama untuk pawai.[24] Rancangan bendera asli memiliki delapan garis, dengan arti khusus yang ditetapkan untuk masing-masing warna:[25]
Merah jambu cerah
Seks
Merah
Kehidupan
Jingga
Penyembuhan
Kuning
Pencerahan
Hijau
Alam
Toska
Keajaiban
Nila
Ketenangan
Ungu
Semangat
Dua bendera yang awalnya dibuat untuk pawai 1978 diyakini telah hilang selama lebih dari empat dekade, hingga sisa satu bendera ditemukan di antara barang-barang milik Baker pada tahun 2020.[26][27]
1978 hingga 1979
Setelah pembunuhan Harvey Milk pada 27 November 1978,[28] permintaan bendera pelangi meningkat pesat. Sebagai tanggapan, Paramount Flag Company mulai menjual versi menggunakan stok kain tujuh warna: merah, jingga, kuning, hijau, toska, biru, dan ungu. Saat Baker menggenjot produksi bendera versinya, ia menghilangkan garis merah jambu karena kainnya tidak ada. Paramount Flag Co. yang berbasis di San Francisco juga mulai menjual surplus stok bendera Rainbow Girls dari toko ritelnya di barat daya Polk and Post, tempat Gilbert Baker bekerja.[29]
Pada tahun 1979, bendera tersebut diubah lagi.[30] Untuk menghiasi tiang lampu jalan di sepanjang rute pawai dengan ratusan spanduk pelangi, Baker memutuskan untuk membagi motif menjadi dua dengan jumlah garis genap mengapit setiap tiang lampu. Ia membuang garis toska yang telah digunakan pada bendera tujuh garis. Hasilnya adalah bendera versi enam garis yang akan menjadi standar produksi masa depan—merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu.[29]
1980-an hingga 2000-an
Pada tahun 1989, bendera pelangi menjadi perhatian nasional lebih lanjut di Amerika Serikat setelah John Stout menggugat tuan tanahnya dan menang ketika mereka berusaha untuk melarang dia mengibarkan bendera dari balkon apartemennya di West Hollywood, California.[31]
Pada tahun 2000, Universitas Hawaii di Manoa mengubah nama tim olahraganya dari "Rainbow Warriors" menjadi "Warriors" dan mendesain ulang logonya untuk menghilangkan pelangi. Direktur atletik Hugh Yoshida muaanya mengatakan bahwa perubahan itu untuk menjauhkan program olahraga dari homoseksualitas. Saat hal ini menuai kritik, Yoshida kemudian mengatakan perubahan itu semata-mata untuk menghindari kebingungan merek.[32] Perguruan tinggi kemudian mengizinkan setiap tim untuk memilih namanya sendiri, sehingga muncul nama-nama "Rainbow Warriors", "Warriors", "Rainbows" dan "Rainbow Wahine". Keputusan ini dibatalkan pada Februari 2013, oleh direktur atletik Ben Jay, mendikte bahwa semua tim putra diberi nama "Warriors" dan semua tim putri "Rainbow Warriors". Pada Mei 2013, semua tim sekali lagi disebut "Rainbow Warriors" tanpa memandang jenis kelamin.[33][34]
Pada musim gugur 2004 beberapa bisnis gay di London diperintahkan oleh Dewan Kota Westminster untuk mencopot bendera pelangi, karena pengibarannya memerlukan perizinan.[35] Ketika salah satu kegiatan usaha mengajukan izin, sub-komite Perencanaan menolak permohonan dalam pemungutan suara (19 Mei 2005), serta dikutuk oleh anggota dewan gay di Westminster dan Wali Kota London saat itu, Ken Livingstone. Pada bulan November dewan mencabut kebijakan tersebut, serta menyatakan bahwa sebagian besar toko dan bar diizinkan mengibarkan bendera pelangi tanpa perizinan.
Pada bulan Juni 2004, para aktivis LGBT berlayar ke Wilayah Kepulauan Laut Karang Australia yang tidak berpenghuni dan mengibarkan bendera pelangi, memproklamasikan wilayah tersebut merdeka dari Australia, menyebutnya Kerajaan Gay dan Lesbian di Kepulauan Laut Karang sebagai protes atas penolakan pemerintah Australia untuk mengakui perkawinan sesama jenis. Bendera pelangi adalah bendera kerajaan yang diklaim sampai bubar pada tahun 2017 menyusul legalisasi pernikahan sesama jenis di Australia.[36]
Pada 26 Juni 2015, Gedung Putih diterangi dengan lampu warna bendera pelangi untuk memperingati legalisasi perkawinan sesama jenis di 50 negara bagian Amerika Serikat, menyusul putusan Mahkamah Agung Obergefell v. Hodges.[40]
Versi emoji bendera ini (🏳️🌈) secara resmi diusulkan pada Juli 2016,[41] dan dirilis November.[42]
Gilbert Baker meluncurkan bendera pelangi versi terakhirnya pada awal 2017;[43] sebagai tanggapan atas terpilihnya Donald Trump, Baker menambahkan garis kesembilan dalam warna lavender (di atas garis merah muda) yang melambangkan keragaman.[44][45]
Salah satu bendera pelangi asli tahun 1978 disumbangkan ke Museum dan Arsip Perhimpunan Sejarah GLBT di San Francisco pada April 2021; bagian itu adalah satu-satunya sisa dari dua bendera pelangi delapan warna yang diketahui.[11]
Kelompok nasionalis Polandia menginjak-injak, meludahi, dan membakar bendera pelangi selama pawai Hari Kemerdekaan di Warsawa pada tahun 2020-an. Dalam satu kasus, massa membakar sebuah rumah karena mengibarkan bendera pelangi dan memasang tanda Women's Strike.[46]
Di Norwegia, bendera juga diyakini melambangkan keragaman, persatuan dan inklusi, selain "kebebasan untuk menjadi dan mencintai apa yang kamu harapkan".[47]
Transnasionalisme
Bendera pelangi banyak digunakan untuk menyebarkan pemahaman tentang queer di seluruh dunia. Dalam beberapa artikel ilmiah, bendera pelangi digambarkan "mengambang".[48][49] Tanda tersebut merujuk kepada orang yang memberikan makna dan signifikansi yang ditafsirkan pada objek.[49] Bendera adalah simbol ambivalen yang memiliki ideologi, makna, dan agenda berbeda bergantung pada yang melihatnya. Oleh karena itu, bendera pelangi merupakan objek pembatas yang tidak hanya menyatukan komunitas queer secara lokal dan transnasional, tetapi juga dapat menimbulkan perdebatan dan konflik. [48]
Pada bulan Maret 2016, prangko pelangi dibuat oleh jawatan pos di Swedia dan Denmark untuk merayakan kebanggaan yang terus mendunia.[48] Sudah menjadi hal umum untuk menampilkan pelangi di bagian depan toko atau di situs web untuk menunjukkan bahwa ruang tersebut ramah queer.[48][50] Banyak gedung-gedung resmi pemerintah di berbagai negara di Eropa dan Amerika mengibarkan bendera pelangi.[48][49]
Negara yang melarang simbol ini, seperti Arab Saudi, menetapkan bahwa penjualan barang atau penggunaan simbol-simbol pelangi dilarang, karena diyakini "mempromosikan homoseksualitas" dan "bertentangan dengan akal sehat".[51] Pelarangan simbol pelangi di negara-negara yang melarang LGBT telah banyak dikritik secara internasional.[52]
Warna pelangi sebagai simbol kebanggaan LGBT
Banyak ungkapan aktivisme yang diwujudkan dalam warna pelangi untuk membuat "bendera rahasia", untuk mengekspresikan agenda politik dan dukungan mereka terhadap hak dan keberagaman kelompok gay. Misalnya, di Polandia pada 6 Agustus 2020, Presiden Andrzej Duda, yang dilantik untuk masa jabatan kedua, menegakkan kampanye anti-LGBTQ+[53] dan oposisinya merencanakan sebelumnya untuk berkoordinasi dan mengenakan pakaian berwarna pelangi untuk memprotes.[54] Ada contoh lain ketika sekelompok aktivis Amerika Latin membuat "bendera rahasia", di dalam pakaian mereka di Rusia yang melarang bendera pelangi.[55]
Kritik
Telah banyak kepedulian terhadap simbol pelangi yang terus dipertunjukkan untuk mempertahankan pengaruh Eurosentris dan kolonial.[49] Konsep "pride for sale"[56] mengacu pada jumlah publisitas dan iklan yang melimpah dari perusahaan besar yang mengibarkan bendera pelangi dan menjual barang dagangan selama Bulan Kebanggaan, tetapi setelah Bulan Kebanggaan berakhir, semua promosi juga akan berakhir (lihat kapitalisme pelangi). Ada juga kritik yang dibuat tentang bagaimana bendera kebanggaan telah menyimpang dari tujuannya sebagai simbol radikal untuk hak-hak queer secara khusus.[49]
Variasi
Bendera ini telah memiliki banyak variasi. Yang umum misalnya simbol huruf Yunani lambda (huruf kecil) berwarna putih di tengah bendera dan segitiga merah jambu atau segitiga hitam di pojok kiri atas. Warna lain telah ditambahkan, seperti garis hitam yang melambangkan kelompok yang terus berjuang hingga mati karena terkena AIDS.[57] Nasionalisme gay umumnya ditunjukkan pada bendera pelangi untuk mengganti warna bendera negara dan daerah, misalnya menggantikan garis merah dan putih pada bendera Amerika Serikat. Pada tahun 2007, Bendera Keluarga Kebanggaan diresmikan di parade kebanggaan Houston, Texas.
Saat pandemi AIDS mulai merajalela, para aktivis merancang bendera "Kemenangan atas AIDS" yang terdiri dari bendera pelangi enam garis ditambah garis hitam di bawahnya. Leonard Matlovich, yang dalam keadaan sekarat karena penyakit terkait AIDS, mewasiatkan agar setelah obat AIDS ditemukan, garis-garis hitam dihilangkan dari bendera dan dimusnahkan.[24]
Pada tahun 2002, aktivis LGBT lainnya, Eddie Reynoso membuat ulang bendera asli Gilbert Baker tahun 1978,[58] dengan menambahkan kanton biru dengan bintang-bintang merah jambu, karena sejumlah negara bagian Amerika Serikat melegalkan pernikahan sesama jenis. Bendera bernama Pride Constellation,[59] pertama kali dilukis di atas kanvas—sebagai simbol protes selama amandemen konstitusi Nevada untuk mendefinisikan pernikahan sebagai perkawinan antara pria dan wanita. Pada tahun 2009, bendera tersebut ditampilkan secara mencolok di media lokal dan nasional saat mereka melaporkan keputusan Mahkamah Agung California—dalam hal menegakkan larangan kesetaraan pernikahan negara bagian.[60][61][62]
Reynoso kemudian mengatur ulang bintang-bintang tersebut berdasarkan jumlah negara bagian yang melegalkan pernikahan sesama jenis,[59] berdasarkan bendera asli Gilbert Baker dan Bendera Kebanggaan Kejayaan Baru.
Pada 2015, bendera Reynoso sekali lagi menjadi berita nasional setelah ditampilkan di berbagai berita yang membahas persidangan Obergefell v.Hodges di Mahkamah Agung.[63][64]
Komunitas LGBT di negara lain telah mengadopsi bendera pelangi.[65] Bendera gay Afrika Selatan yang merupakan hibrida dari bendera pelangi dan bendera negara Afrika Selatan diluncurkan di Cape Town pada tahun 2010.[66] Perancang bendera Eugene Brockman berkata, "Saya benar-benar percaya kami (komunitas LGBT) terus berupaya untuk mewujudkan bangsa pelangi dan bendera ini adalah simbolnya."[67]
Pada bulan Maret 2017, Gilbert Baker membuat versi sembilan garis dari bendera 1977, dengan garis-garis lavender, merah muda, toska, dan nila bersama dengan merah, jingga, kuning, hijau, dan ungu. Menurut Baker, lavender melambangkan keberagaman.[68]
Pada Juni 2017, Philadelphia mengadopsi versi revisi dari bendera yang dirancang oleh firma pemasaran Tierney yang menambahkan garis-garis hitam dan cokelat di bagian atas bendera enam warna, untuk menarik perhatian pada masalah orang kulit berwarna dalam komunitas LGBT.[69][70][71]
Pada 12 Februari 2018, selama karnaval di São Paulo, ribuan orang menghadiri pawai bertajuk Love Fest, [72] yang merayakan keberagaman manusia, kesetaraan seksual, dan gender. Versi bendera yang dibuat oleh salah satu pendiri festival Estêvão Romane, menampilkan bendera delapan garis asli dengan garis putih di tengah, mewakili semua warna (keragaman manusia dalam hal agama, jenis kelamin, preferensi seks, etnis), serta perdamaian dan persatuan.[73]
Pada bulan Juni 2018, Daniel Quasar mendesain ulang bendera tersebut dengan menambah bendera Philadelphia dan bendera kebanggaan transgender yang melambangkan inklusi dan kemajuan dalam komunitas.[74] Desain tersebut dikenal sebagai Bendera Kebanggaan Berkemajuan di media sosial, dan banyak diberitakan.[75][76][77] Selain menggunakan versi standar dari bendera pelangi, Bendera Kebanggaan Berkemajuan menambahkan ujung panah pada bagian kerekan yang menampilkan garis hitam, cokelat, biru muda, merah jambu, dan putih untuk melambangkan inklusivitas (orang kulit berwarna, orang trans, dan para pasien AIDS); "panah menunjuk ke kanan untuk melambangkan kemajuan, sedangkan ujung kiri melambangkan bahwa kemajuan terus diupayakan."[78]
Pada Juli 2018, Bendera Kebanggaan Keadilan Sosial dirilis di Chennai, India dalam Chennai Queer LitFest yang terinspirasi oleh variasi lain dari bendera kebanggaan.[79][80] Bendera tersebut dirancang oleh aktivis gay Moulee yang berbasis di Chennai.[81] Desainnya memasukkan unsur-unsur yang mewakili Gerakan Berdikari, gerakan anti-kasta, dan ideologi kiri. Selain menggunakan warna asli bendera pelangi, Bendera Kebanggaan Keadilan Sosial memasukkan warna hitam yang melambangkan Gerakan Berdikari, biru melambangkan gerakan Ambedkarite dan merah melambangkan nilai-nilai kiri.[82]
Pada tahun 2018, para pengunjuk rasa di Pawai Kesetaraan di Częstochowa membawa versi modifikasi dari bendera Polandia dengan warna pelangi. Mereka dilaporkan ke kejaksaan karena dituduh menistakan simbol nasional Polandia, tetapi jaksa memutuskan bahwa tidak ada kejahatan yang dilakukan.[83]
Selain itu pada 2018, desainer dua-jiwa Puerto Riko Julia Feliz merancang Bendera Kebanggaan Baru. Menurut Feliz, bendera tersebut mengintegrasikan perjuangan bersejarah dan zaman modern dari gerakan LGBT dengan rasisme, mengikuti interseksionalitas.[84][85] Desainnya menyertakan bendera transgender dengan garis-garis cokelat dan hitam diagonal, menekankan peranan orang transgender kulit berwarna dalam gerakan hak-hak queer sejak dimulainya kerusuhan Stonewall.[86] Bendera tersebut pertama kali dirilis secara daring pada musim panas 2018.[86] Desain Feliz digunakan di COC Nederland cabang Amsterdam di Belanda;[87][88] di Washington State University Vancouver selama Hari Peringatan Transgender; [89] parade kebanggaan di Brighton and Hove, Inggris;[90][91] dan oleh Universitas Tufts dalam Parade Kebanggaan Boston 2019.[92] Menurut situs webnya, desain tersebut bebas digunakan untuk tujuan nonkomersial dan komersial oleh orang transgender dan queer Kulit Hitam dan Penduduk Asli.[93] Sejak 2021, hasil dari desain disumbangkan ke organisasi nirlaba Amerika Serikat berbasis gotong royong yang ditujukan untuk kelompok tersebut sekaligus menyebarkan kesadaran tentang bahaya transfobia dan homofobia pada kelompok ini.[94]
Pada tahun 2021, Valentino Vecchietti dari Intersex Equality Rights UK mendesain ulang Bendera Kebanggaan Berkemajuan untuk memasukkan bendera interseks.[95] Desain ini menambahkan segitiga kuning dengan lingkaran ungu sebelah kiri mata panah Bendera Kebanggaan Berkemajuan. Itu juga mengubah warna hijau menjadi lebih terang tanpa menambahkan simbolisme baru. Intersex Equality Rights UK mempertunjukkan bendera baru tersebut dalam kiriman Instagram dan Twitter.[96][97]
Bendera 9 garis Gilbert Baker
Bendera 8 garis Philadelphia 2017
Bendera 9 garis oleh Estêvão Romane
Bendera Kebanggaan Berkemajuan karya Daniel Quasar
Bendera Kebangaan Keadilan Sosial karya gerakan Moulee
Victoria Cruz dengan Bendera Kebanggaan Baru selama musim Kebanggan di Belanda, 2019
Redesain Bendera Kebanggaan Berkemajuan karya Valentino Vecchietti
Tanggapan
Desain dan variasi Bendera Kebanggaan telah banyak memperoleh tanggapan.[98][99][100][101] Para pendukungnya justru memuji inklusivitas serta menyoroti peran dan diskriminasi atas orang kulit berwarna dalam komunitas LGBT. Pada saat yang sama, banyak yang prihatin bahwa perubahan tersebut hanya sebatas "tanpa komitmen nyata", atau bahwa perubahan tersebut "demi pencitraan", sementara tidak mencerminkan "langkah materiil menuju kesetaraan" yang sebenarnya.[98] Yang lain mengkritisi bahwa desain asli sudah dianggap simbol persatuan, dan menekankan bahwa bendera asli dirancang tanpa mempertimbangkan dimensi ras.[99] Kritikus lain menyebut variasi itu "menggurui" dan bahwa mereka telah menghilangkan "universalitas".[101] Bendera Kebanggaan Philadelphia dan Bendera Kebanggaan Berkemajuan banyak menuai kontroversi dan reaksi karena alasan ini, meski banyak pula pujian dan adopsi yang meluas.[99][102]
Karya Quasar dilisensikan dengan suatu lisensi Creative Commons yang melarang penggunaan komersial; dan dikritik karena tidak sejalan dengan niat asli Baker terhadap pembuatan bendera. Quasar menyatakan secara terbuka bahwa organisasi kecil boleh menggunakan bendera ini untuk tujuan komersial, tetapi lisensi tersebut dibatasi untuk organisasi/perusahaan yang lebih besar.[103][104] Quasar berkata, "Saya berubah pikiran ketika saya mulai melihat (bendera itu) digunakan dengan cara yang, menurut saya, tidak saya setujui. Perusahaan menggunakannya untuk membuat sebuah barang, dan menjualnya tanpa menyertakan sumber. Inilah pemasaran ala kapitalisme pelangi… Jika Anda mau menghasilkan uang dari sesuatu yang saya buat dalam komunitas saya, Anda berhak memberikannya lagi idak hanya kepada saya sebagai seniman, tetapi juga komunitas itu sendiri."[103] Kritik terhadap bendera tersebut juga dilontarkan oleh orang-orang kulit berwarna LGBTQ+, yang merasa bahwa bendera tersebut, terlepas dari niat inklusifnya, dibuat tanpa konsultasi komunitas.[104]
Pembuatan bendera terkenal
Bendera sepanjang satu mil
Untuk memperingati 25 tahun Kerusuhan Stonewall, 1994, sang pembuat bendera Baker, alias Sister Chanel 2001 dari Sisters of Perpetual Indulgence, ditugasi untuk membuat bendera pelangi terbesar di dunia.[105] Bendera sepanjang satu mil, dijuluki "Kibarkan Pelangi", [106] membutuhkan perencanaan berbulan-bulan dan tim sukarelawan untuk mengoordinasikan setiap aspek.[106] Bendera menggunakan enam warna dasar dengan lebar 30 kaki (9,1 m). Setelah pawai, setiap 0,30 m bagian dari bendera diberikan kepada masing-masing sponsor setelah acara berakhir. Bagian besar tambahan dari bendera dikirim bersama para aktivis dan digunakan dalam parade kebanggaan dan pawai LGBT di seluruh dunia.[107] Satu bagian besar kemudian dibawa ke Shanghai Pride pada tahun 2014 oleh kontingen kecil Sisters of Perpetual Indulgence, dan didokumentasikan dalam film Stilettos for Shanghai.[108]Guinness Book of World Records mengukuhkannya sebagai bendera terbesar di dunia.[109]
Pada tahun 2003 Baker ditugasi lagi untuk membuat bendera raksasa yang menandai peringatan 25 tahun bendera pelangi.[110] Dijuluki "25Rainbow Sea to Sea", proyek tersebut melibatkan Baker bersama sukarelawan tetapi bendera ini menggunakan delapan warna asli dan berukuran 1,25 mil (2,01 km) melintasi Key West, Florida, dari Samudra Atlantik hingga Teluk Meksiko.[111][112] Bendera dibagi lagi setelah itu dan bagian dikirim ke lebih dari seratus kota di seluruh dunia.[113]
Bendera besar lainnya
Bendera pelangi terbesar di Belahan Bumi Selatan adalah bendera enam garis yang pertama kali dikibarkan untuk menandai Kebanggaan Nelson Mandela Bay (NMB) keempat pada tahun 2014,[114] diadakan di kota Port Elizabeth, provinsi Eastern Cape, Afrika Selatan.[115] Ukurannya 12 × 8 m, dan berkibar pada tiang setinggi enam-puluh meter (200 ft), tiang tertinggi di negara itu,[115] di Donkin Reserve, di kawasan pusat bisnis Port Elizabeth. [116] Kebanggaan NMB membuat bendera tersebut, sebagian, sebagai simbol bagi pemuda LGBT untuk terus diberdayakan meskipun mereka tidak dapat melela.[116] Terkait keputusan pengibaran bendera, juru bicara pemerintah kota mengatakan, NMB "secara resmi bersuara kepada pemerintah yang berkomitmen, pertama, untuk mengakui komunitas LGBT, dan yang terpenting, untuk menegakkan hak-hak komunitas LGBT".[117] Ini secara teratur dikibarkan untuk Kebanggaan NMB serta 21 Maret yang merupakan Hari Hak Asasi Manusia Afrika Selatan, dan Hari Internasional Penghapusan Diskriminasi Rasial, keduanya memperingati pembantaian Sharpeville 1960.
Pada 1 Juni 2018, Venice Pride di California mengibarkan bendera terbang bebas terbesar di dunia untuk meluncurkan United We Pride.[118][119] Setelah debutnya di Venice Pride, bendera tersebut dikirim ke San Francisco pada akhir bulan untuk SF Pride dan peringatan empat puluh tahun pengadopsian bendera pelangi.[120] United We Pride kemudian mengirim bendera ke Paris, London, Berlin, Vancouver, Sydney, Miami, dan Tokyo, berakhir di Kota New York dalam Stonewall 50 – WorldPride NYC 2019.[121][120][122] Bendera tersebut dirancang oleh penggagasnya Gilbert Baker, dan berukuran 131 meter persegi (1.410 sq ft).[123][124]
Pada bulan Juni 2019, bertepatan dengan peringatan 50 tahun Kerusuhan Stonewall,[125] anak tangga di Franklin D. Roosevelt Four Freedoms Park diwarnai dengan warna bendera kebanggaan LGBT.[126] Dekorasi pelangi sebesar 12 × 100 kaki bertajuk Ascend With Pride dipasang pada 14–30 Juni.[126]
Zebra cross pelangi
Mulai dekade 2010-an, banyak kota membuat zebra cross pelangi untuk merayakan komunitas LGBTQIA+, banyak di antaranya telah dibuat permanen di kota-kota seperti Seattle, Paris, San Francisco, dan Sydney.
Pengaruh
Bendera kebanggaan lainnya
Popularitas bendera pelangi telah mempengaruhi pembuatan banyak bendera yang digunakan untuk mengkomunikasikan identitas tertentu dalam komunitas LGBT, termasuk biseksual,[127] panseksual,[128] dan transgender.[129]
Hari Semangat
Nama Hari Semangat, hari kesadaran LGBT tahunan sejak 2010, berasal dari garis ungu yang melambangkan "semangat" pada bendera pelangi. Para peserta mengenakan pakaian serba ungu untuk menunjukkan dukungan kepada pemuda LGBT yang menjadi korban perundungan.[130][131][132]
^Fitzharris, Dustin (June 27, 2008). "True Colors Shining Through: The rainbow flag, a symbol of LGBT Pride, celebrates three decades". New York Blade. 12 (26): 9. I come from the '60s, so [the flag's] more about the Rolling Stones and their song 'She's a Rainbow,'" Baker said. "That era was a time when people were asserting themselves as artists in the true sense. But, I get the Garland thing, and being from Kansas, I double get it.
^Alm, Erika; Martinsson, Lena (February 28, 2017). "The rainbow flag as friction: transnational imagined communities of belonging among Pakistani LGBTQ activists". Culture Unbound. 8 (3): 218–239. doi:10.3384/cu.2000.1525.1683218. ISSN2000-1525.
^ ab"Marriage Equality Evolving Protest Flags (U.S.)". www.crwflags.com. Diakses tanggal July 21, 2022.Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "crwflags.com" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
^"Our Enduring LGBTQ Symbols". sfbaytimes.com. March 9, 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal July 6, 2022. Diakses tanggal March 22, 2017.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Hernacka-Janikowska, Anna Maria (2020). "Znieważenie symboli i znaków państwowych – aspekty prawno-politologiczne". Studia Prawnoustrojowe (47). doi:10.31648/sp.5270.
^Kimberley, Kathryn (September 24, 2012). "Gay pride spills over in Bay streets". The Herald. Diarsipkan dari versi asli tanggal July 29, 2014. Diakses tanggal July 29, 2014.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)