Konsep kontinum heteroseksual-homoseksual (juga disebut kontinum orientasi seksual) adalah konsep psikologis dan filosofis yang menempatkan orientasi seksual dalam suatu spektrum dari heteroseksualitas ke homoseksualitas. Konsep ini berasal dari survei seksualitas Alfred Kinsey pada tahun 1940-an; dalam survey tersebut, banyak responden Kinsey yang menunjukkan tingkatan biseksualitas yang beragam (daripada heteroseksual/homoseksual saja). Fritz Klein kemudian membuat hipotesis bahwa orientasi seksual itu merupakan proses multi-variabel yang dinamis dan melibatkan ketertarikan, perilaku, fantasi, preferensi emosi dan sosial, identifikasi diri, dan gaya hidup.[1]
American Psychological Association menyatakan bahwa:
Orientasi seksual ada di dalam kontinum yang bervariasi dari heteroseksual saja hingga homoseksual juga dan meliputi berbagai tingkatan biseksualitas. [...] (2004)[2]
Perkembangan
Studi asosiasi genom dalam penelitian pada 2019, menemukan bahwa efek genetik atau secara biologis yang membedakan perilaku heteroseksual dari homoseksual tidak sama dengan yang berbeda di antara nonheteroseksual dengan proporsi pasangan sesama jenis yang lebih rendah versus lebih tinggi, yang menunjukkan bahwa tidak ada kontinum tunggal dari preferensi heteroseksual ke homoseksual seperti yang disarankan dengan skala Kinsey atau konsep milik Alfred Kinsey maupun pernyataan American Psychological Association.[3]
Referensi