Halaman ini berisi artikel tentang pemilihan umum presiden Amerika Serikat 2016. Untuk pemilu lain di Amerika Serikat pada hari yang sama, lihat pemilihan umum Amerika Serikat 2016.
Peta hasil pemilihan presiden. Merah didominasi Trump/Pence; Biru didominasi Clinton/Kaine; Abu-abu masih mengambang. Angka menunjukkan suara elektoral yang dipegang pemenang di tiap negara bagian. Para elektor akan memilih pada tanggal 19 Desember 2016.
Pemilihan presiden tahun 2016 adalah pemilu kelima dalam sejarah Amerika Serikat yang pemenangnya gagal mendominasi suara rakyat (setelah tahun 1824, 1876, 1888, dan 2000).
Rangkaian pemilihan pendahuluan dan kaukus presiden dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2016 di 50 negara bagian, Distrik Columbia, dan wilayah administratif Amerika Serikat lainnya. Proses pencalonan ini merupakan pemilihan tak langsung. Pemilik hak suara memilih delegasi yang akan mewakili mereka di konvensi pencalonan. Para delegasi akan memilih calon presiden dari partainya.
Pada tanggal 9 November 2016, pukul 03:00 EST (15:00 WIB), Donald Trump memegang 270 dari 538 suara elektoral dan otomatis menjadi presiden terpilih Amerika Serikat.[9][10]
Pada usia 70 tahun, Trump menjadi orang tertua yang terpilih menjadi presiden untuk pertama kalinya, melampaui Ronald Regan yang memenangi pemilu tahun 1980 pada usia 69. Trump akan menjadi presiden kelima yang lahir di negara bagian New York setelah Martin Van Buren, Millard Fillmore, Theodore Roosevelt, dan Franklin D. Roosevelt; dan presiden kedua yang lahir di New York City setelah Theodore Roosevelt. Trump juga akan menjadi presiden keempat yang negara bagian tempat tinggalnya memilih calon lain setelah James K. Polk tahun 1844, Woodrow Wilson tahun 1916, dan Richard Nixon tahun 1968.
Pasal DuaKonstitusi Amerika Serikat menyatakan bahwa Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat harus lahir di Amerika Serikat, berusia sedikitnya 35 tahun, dan warga negara Amerika Serikat selama sedikitnya 14 tahun. Calon presiden biasanya minta dicalonkan oleh salah satu partai politik di Amerika Serikat. Setiap partai memiliki cara sendiri (misalnya pemilihan pendahuluan) untuk memilih calon yang dinilai cocok untuk memegang jabatan presiden. Biasanya, pemilihan pendahuluan adalah pemilihan tak langsung; pemegang hak suara memilih delegasi partai yang terikat dengan salah satu calon. Delegasi partai kemudian secara resmi mencalonkan seseorang untuk mewakili partai tersebut. Pemilihan umum bulan November juga merupakan pemilihan tak langsung, karena pemegang hak suara memilih anggota Electoral College. Para elektor tersebut kemudian memilih Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat secara langsung.
Presiden Barack Obama, seorang Demokrat dan mantan Senator A.S. dari Illinois, tidak dapat mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga karena dibatasi oleh Amendemen ke-22 dan Pasal I Amendemen ke-20. Masa jabatannya berakhir pukul 00:00 EST tanggal 20 Januari 2017.
Pada pemilu 2008, Obama terpilih sebagai presiden, mengalahkan calon dari Partai Republik, Senator John McCain dari Arizona, dengan 53% suara rakyat dan 68% suara elektoral,[11][12] dan menggantikan Presiden George W. Bush, mantan Gubernur Texas, dari Partai Republik. Sejak akhir 2009, tahun pertama Obama, lembaga jajak pendapat seperti Gallup memperkirakan popularitas Obama di kisaran 40–50%.[13][14] Pengamat seperti Larry Sabato mengatakan bahwa popularitas Obama dapat memengaruhi pemilu presiden 2016 dan memberi dampak positif atau negatif terhadap tim kampanye Clinton.[15][16]
Pada pemilihan umum sela 2010, Partai Demokrat mengalami kekalahan besar di Kongres; Partai Republik memperoleh 63 kursi di DPR dan enam kursi di Senat, namun gagal meraih suara mayoritas. Karena kubu Republik berhasil merebut DPR setelah dikuasai Demokrat pada pemilu tengah jabatan 2006, John Boehner menjadi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat ke-53 dan Obama menjadi Presiden pertama dalam kurun 16 tahun yang kehilangan dominasi DPR pada paruh pertama masa jabatannya. Pemilihan sela ini diselenggarakan di tengah-tengah pemulihan ekonomi yang lambat dan bangkitnya gerakan Tea Party.[17]
Pada pemilihan umum presiden 2012, Obama mengalahkan mantan Gubernur MassachusettsMitt Romney dengan 51% suara rakyat dan 62% suara elektoral.[18] Meski kalah sedikit, Partai Republik mempertahankan mayoritas kursi DPR, sedangkan Partai Demokrat menambah kursi mayoritasnya di Senat.[12]
Spekulasi mengenai kampanye 2016 langsung bermunculan setelah kampanye 2012. Majalah New York menyatakan bahwa perlombaan menuju tahun 2016 telah dimulai dalam sebuah artikel tanggal 8 November, dua hari setelah pemilu 2012.[19] Pada hari yang sama, Politico menerbitkan artikel yang memprediksi pemilu 2016 antara Clinton dan mantan Gubernur FloridaJeb Bush, sedangkan artikel The New York Times mencantumkan nama Gubernur New JerseyChris Christie dan Senator New JerseyCory Booker sebagai calon potensial.[20][21]
Tujuh belas calon utama memulai kampanye masing-masing pada tanggal 23 Maret 2015 ketika Senator Ted Cruz dari Texas menjadi orang pertama yang mengumumkan pencalonan dirinya: mantan Gubernur Jeb Bush dari Florida, mantan dokter saraf Ben Carson dari Maryland, Gubernur Chris Christie dari New Jersey, pebisnis Carly Fiorina dari California, mantan Gubernur Jim Gilmore dari Virginia, Senator Lindsey Graham dari South Carolina, mantan Gubernur Mike Huckabee dari Arkansas, mantan Gubernur Bobby Jindal dari Louisiana, Gubernur John Kasich dari Ohio, mantan Gubernur George Pataki dari New York, Senator Rand Paul dari Kentucky, mantan Gubernur Rick Perry dari Texas, Senator Marco Rubio dari Florida, mantan Senator Rick Santorum dari Pennsylvania, pebisnis Donald Trump dari New York, dan Gubernur Scott Walker dari Wisconsin. Ini merupakan pemilihan pendahuluan presiden tingkat partai politik terbesar sepanjang sejarah Amerika Serikat.[25]
Sebelum kaukus Iowa tanggal 1 Februari 2016, Perry, Walker, Jindal, Graham, dan Pataki mengundurkan diri karena kurang populer. Meski memimpin sejumlah jajak pendapat di Iowa, Trump menempati peringkat dua di bawah Cruz dalam kaukus tersebut. Setelah itu, Huckabee, Paul, dan Santorum mengundurkan diri karena perolehan suara yang rendah. Seiring meningkatnya suara pendukung Trump pada pemilihan pendahuluan New Hampshire, Christie, Fiorina, dan Gilmore mengundurkan diri. Bush menyusul setelah menempati urutan keempat di bawah Trump, Rubio, dan Cruz di South Carolina. Pada tanggal 1 Maret 2016, pemilihan pendahuluan pertama dalam rangkaian "Super Tuesday", Rubio memenangi pemilihan pertamanya di Minnesota, Cruz menang di Alaska, Oklahoma, dan kampung halamannya, Texas, dan Trump menang di tujuh negara bagian lainnya. Karena suara yang rendah, Carson menghentikan kampanyenya beberapa hari kemudian.[26] Pada tanggal 15 Maret 2016, pemilihan pendahuluan kedua dalam rangkaian "Super Tuesday", Kasich memenangi satu-satunya pemilihan yang diikutinya di kampung halamannya, Ohio, dan Trump menang di lima negara bagian, termasuk Florida. Rubio menghentikan kampanyenya setelah kalah di negara bagian kampung halamannya,[27] namun ia memegang jumlah delegasi yang besar untuk mengikuti konvensi nasional; Rubio menyerahkan semuanya kepada Trump.[27]
Tanggal 16 Maret sampai 3 Mei 2016, hanya tiga calon yang bertahan dalam pemilihan pendahuluan ini: Trump, Cruz, dan Kasich. Cruz merebut delegasi di empat negara bagian di Amerika Serikat Barat dan Wisconsin sehingga mencegah pencalonan Trump pada putaran pertama dengan 1.237 delegasi. Trump kemudian merebut New York dan lima negara bagian di Amerika Serikat Timur Laut. Ia mendapat 57 delegasi pada pemilihan pendahuluan Indiana tanggal 3 Mei 2016. Karena kehilangan kesempatan untuk melakukan konvensi bersaing (contested convention), Cruz[28] dan Kasich[29] mengakhiri kampanyenya. Trump menjadi satu-satunya calon aktif dan dinyatakan sebagai calon presiden potensial dari Partai Republik oleh ketua Komite Nasional Partai Republik, Reince Preibus, pada 3 Mei 2016.[butuh rujukan]
Calon utama ditentukan oleh berbagai media berdasarkan kesepakatan bersama. Para calon berikut ini diundang ke debat terbuka berdasarkan hasil jajak pendapat.
Trump mendapat 14.010.177 suara pada pemilihan pendahuluan. Trump, Cruz, Rubio, dan Kasich masing-masing menang di sedikitnya satu pemilihan pendahuluan.
Calon di bagian ini diurutkan berdasarkan tanggal pengunduran diri dari pemilihan pendahuluan dari belakang
Donald Trump memutuskan untuk melakukan seleksi wakil presiden setelah dinyatakan sebagai calon presiden potensial pada 4 Mei 2016.[68] Pada pertengahan Juni, Eli Stokols dan Burgess Everett dari Politico melaporkan bahwa kubu Trump mempertimbangkan Gubernur New JerseyChris Christie, mantan Ketua DPRNewt Gingrich dari Georgia, Senator Alabama Jeff Sessions, dan Gubernur OklahomaMary Fallin.[69] Laporan Washington Post tanggal 30 Juni juga mencantumkan beberapa nama seperti Senator Bob Corker dari Tennessee, Richard Burr dari North Carolina, Tom Cotton dari Arkansas, Joni Ernst dari Iowa, dan Gubernur Indiana Mike Pence sebagai calon wakil presiden potensial.[70] Trump menyatakan bahwa ia juga mempertimbangkan dua jenderal militer sebagai waklinya, termasuk purnawirawan Letnan Jenderal Michael Flynn.[71]
Pada Juli 2016, Trump dikabarkan telah menyusutkan daftar calon wakilnya menjadi tiga orang: Christie, Gingrich, dan Pence.[72]
Pada tanggal 14 Juli 2016, sejumlah media arus utama melaporkan bahwa Trump memilih Pence sebagai wakilnya. Trump membenarkan laporan tersebut melalui Twitter pada tanggal 15 Juli 2016 dan membuat pengumuman resmi keesokan harinya di New York.[73][74][75][76][77] Tanggal 19 Juli, malam kedua Konvensi Nasional Republik 2016, Pence memenangi pencalonan wakil presiden dari Partai Republik secara aklamasi.[78]
Mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, mantan Senator A.S. dan Ibu Negara Amerika Serikat, menjadi anggota Partai Demokrat pertama yang secara resmi mengumumkan pencalonan kepresidenannya. Clinton membuat pengumuman resmi dalam bentuk video pada tanggal 12 April 2015.[79] Meski jajak pendapat nasional tahun 2015 menunjukkan bahwa Clinton adalah calon presiden unggulan dari Partai Demokrat, Senator Vermont Bernie Sanders dari kubu independen ikut terjun untuk melawan Clinton.[80] Sanders menjadi calon utama kedua setelah menyampaikan pengumuman pencalonan dirinya pada tanggal 30 April 2015.[81] Jajak pendapat September 2015 menunjukkan selisih yang semakin sempit antara Clinton dan Sanders.[80][82][83] Tanggal 30 Mei 2015, mantan Gubernur MarylandMartin O'Malley menjadi calon utama ketiga.[84] Tanggal 3 Juni 2015, Lincoln Chafee, mantan Gubernur Independen dan Senator Rhode Island dari Partai Republik, menjadi calon utama keempat.[85][86] Tanggal 2 Juli 2015, mantan Senator Virginia Jim Webb menjadi calon utama kelima.[87] Tanggal 6 September 2015, mantan dosen hukum Harvard Lawrence Lessig menjadi calon utama keenam dan terakhir yang ikut serta dalam pemilihan pendahuluan Partai Demokrat.[88]
Pada tanggal 20 Oktober 2015, Webb mengumumkan pengunduran dirinya dari pemilihan pendahuluan Partai Demokrat dan mempertimbangkan maju sebagai calon independen.[89] Keesokan harinya, Wakil Presiden Joe Biden memutuskan untuk tidak maju, mengakhiri spekulasi media, dan menyatakan, "Walaupun saya tidak jadi mencalonkan diri, saya tidak akan diam."[90][91] Tanggal 23 Oktober, Chafee mengundurkan diri dan menyatakan bahwa ia mengharapkan "berakhirnya perang tak berkesudahan dan dimulainya era baru bagi Amerika Serikat dan umat manusia."[92] Tanggal 2 November, setelah gagal memenuhi kualifikasi debat DNC kedua karena adanya perubahan aturan mengenai syarat jajak pendapat peserta debat, Lessig mengundurkan diri sehingga menyisakan Clinton, O'Malley, dan Sanders.[93]
Pada tanggal 1 Februari 2016, dalam persaingan yang sangat ketat, Clinton memenangi kaukus Iowa dengan selisih 0,2 poin di atas Sanders. Karena tidak mendapat satu delegasi pun di Iowa, O'Malley mengundurkan diri hari itu juga. Tanggal 9 Februari, Sanders memenangi pemilihan pendahuluan New Hampshire dengan perolehan suara sebesar 60%. Mengakhiri bulan Februari, Clinton memenangi kaukus Nevada dengan 53% suara dan pemilihan pendahuluan South Carolina dengan 73% suara.[94][95] Pada tanggal 1 Maret, 11 negara bagian berpartisipasi dalam pemilihan pendahuluan pertama dalam rangkaian "Super Tuesday". Clinton menang di Alabama, Arkansas, Georgia, Massachusetts, Tennessee, Texas, dan Virginia dan memperoleh 504 delegasi terikat, sementara Sanders menang di Colorado, Minnesota, Oklahoma, dan kampung halamannya, Vermont, dan memperoleh 340 delegasi. Pada akhir pekan, Sanders menang di Kansas, Nebraska, dan Maine dengan selisih 15–30 poin, sementara Clinton menang di Louisiana dengan perolehan suara sebesar 71%. Tanggal 8 Maret, meski tidak pernah unggul di pemilihan pendahuluan Michigan, Sanders menang dengan selisih 1,5 poin dan 19 poin lebih tinggi daripada hasil jajak pendapat, sedangkan Clinton memperoleh 83% suara di Mississippi.[96] Tanggal 15 Maret, pada putaran kedua "Super Tuesday", Clinton menang di Florida, Illinois, Missouri, North Carolina, dan Ohio. Antara 22 Maret dan 9 April 2016, Sanders memenangi enam kaukus di Idaho, Utah, Alaska, Hawaii, Washington, dan Wyoming, serta pemilihan pendahuluan Wisconsin, sedangkan Clinton memenangi pemilihan pendahuluan Arizona. Tanggal 19 April, Clinton memenangi pemilihan pendahuluan New York dengan perolehan suara sebesar 58%. Tanggal 26 April, pada putaran ketiga "Super Tuesday" yang dijuluki "pemilihan pendahuluan Acela", Clinton menang di Connecticut, Delaware, Maryland, dan Pennsylvania, sementara Sanders menang di Rhode Island. Sepanjang Mei, Sanders menang di Indiana,[97]West Virginia, dan Oregon, sedangkan Clinton memenangi kaukus Guam dan pemilihan pendahuluan Kentucky.
Pada tanggal 4 dan 5 Juni 2016, Clinton memenangi kaukus Kepulauan Virgin dan pemilihan pendahuluan Puerto Riko. Tanggal 6 Juni, Associated Press dan NBC News melaporkan bahwa Clinton merupakan calon potensial setelah memenuhi batas jumlah delegasi, termasuk delegasi terikat dan superdelegasi, agar dapat dicalonkan oleh partai. Ia menjadi perempuan pertama yang dicalonkan sebagai presiden oleh sebuah partai politik besar di Amerika Serikat.[98] Tanggal 7 Juni, Clinton mendominasi jumlah delegasi terikat setelah memenangi pemilihan pendahuluan di California, New Jersey, New Mexico, dan South Dakota, sedangkan Sanders menang di Montana dan North Dakota. Clinton juga memenangi pemilihan pendahuluan terakhir di Washington, D.C. tanggal 14 Juni. Di penghujung proses pemilihan pendahuluan, Clinton memperoleh 2.204 suara delegasi terikat (54%) lewat pemilihan pendahuluan dan kaukus, sedangkan Sanders memperoleh 1.847 suara delegasi terikat (46%). Dari 714 delegasi lepas atau "superdelegasi" yang dijadwalkan menggunakan hak suaranya pada konvensi partai bulan Juli, Clinton didukung oleh 560 superdelegasi (78%), sedangkan Sanders didukung oleh 47 superdelegasi (7%).[99]
Meski Sanders secara resmi tidak mengundurkan diri, ia mengumumkan pada 16 Juni 2016 bahwa untuk seterusnya ia akan bekerja sama dengan Clinton untuk mengalahkan Trump di pemilihan umum.[100] Tanggal 8 Juli, wakil tim kampanye Clinton, Sanders, dan Komite Nasional Demokrat menyusun draf program partai.[101] Tanggal 12 Juli, Sanders secara resmi mendukung Clinton dalam acara kampanye di New Hampshire dan tampil di panggung bersama Clinton.[102] Tanggal 22 Juli, tiga hari sebelum Konvensi Nasional Demokrat dimulai, tim kampanye Clinton mengumumkan bahwa Senator Virginia Tim Kaine akan mendampingi Clinton sebagai wakil presiden.
Calon-calon di bawah ini sering diwawancarai oleh jaringan televisi dan saluran berita kabel ternama atau terdaftar di jajak pendapat terbuka nasional. Lessig pernah diundang ke sebuah forum, tetapi mengundurkan diri setelah perubahan aturan yang membuatnya tidak mungkin menjadi peserta debat resmi.
Clinton mendapat 16.849.779 suara pada pemilihan pendahuluan.
Calon di bagian ini diurutkan berdasarkan tanggal pengunduran diri dari pemilihan pendahuluan
Pada tanggal 22 Juli, Clinton mengumumkan bahwa ia memilih Senator Tim Kaine dari Virginia sebagai wakilnya.[114] Mereka dicalonkan secara resmi oleh para delegasi Konvensi Nasional Demokrat 2016 pada tanggal 25–28 Juli.
Partai ketiga dan independen utama
Partai-partai di subbagian ini mendapat lebih dari 100 ribu suara di tingkat nasional dan satu persen suara di sedikitnya satu negara bagian.
Akses surat suara menunggu putusan pengadilan: Alabama, California, Georgia, Oklahoma, Pennsylvania, South Dakota, Texas, Virginia, Washington[154][155][156][157][158][159][160][161][162]
Tidak masuk surat suara: Arkansas, California, District of Columbia, Georgia, Hawaii, Illinois, Louisiana, Maine, Massachusetts, Michigan, North Carolina, Ohio, Oklahoma, South Carolina, South Dakota, Texas
Calon
Calon Partai Delta Amerika Serikat dan Partai Reformasi 2016
Tidak masuk surat suara: Arkansas, DC, Delaware, Hawaii, Kansas, Mississippi, Nebraska, Nevada, New Mexico, New York, North Carolina, Oklahoma, South Carolina, South Dakota, Wyoming
Tidak masuk surat suara: Arkansas, California, Florida, Hawaii, Maine, Massachusetts, Mississippi, Nevada, New Mexico, North Carolina, North Dakota, Oklahoma, South Carolina, South Dakota, Wyoming
Tidak masuk surat suara: Arizona, Arkansas, Connecticut, Delaware, District of Columbia, Florida, Hawaii, Illinois, Indiana, Louisiana, Maine, Massachusetts, Mississippi, Missouri, Montana, Nevada, New Mexico, North Carolina, Oklahoma, South Carolina, South Dakota, Tennessee, Utah, West Virginia, Wyoming
Partai dan calon di subbagian ini telah memperoleh akses surat suara di satu negara bagian atau lebih, namun jumlahnya belum cukup untuk mendapat jatah minimal suara elektoral agar bisa memenangi pemilihan umum. Selain yang ditandai, para calon di subbagian ini dicalonkan oleh partai kecil atau mencalonkan diri secara independen.
California, Colorado, Iowa, Louisiana, New Jersey, New Mexico, Vermont, Washington[165][167]
(Alabama, Connecticut, Delaware, Kansas, Maryland, Minnesota, New Hampshire, New York, Oregon, Pennsylvania, Rhode Island, West Virginia)[129][136][145][147][149][150][126][192]
(Alabama, Indiana, Iowa, Maryland, Minnesota, Montana, New Hampshire, New Jersey, New York, Oregon, Pennsylvania, Rhode Island, Texas, Utah, Vermont)[129][136][145][146][147][175][176][179][180]
(Alabama, Idaho, Iowa, Kansas, Maryland, Montana, New Hampshire, New Jersey, Oregon, Pennsylvania, Rhode Island, Vermont, West Virginia)[136][145][147][149][169][176][192]
(Alabama, Alaska, Idaho, Iowa, Kentucky, New Hampshire, New Jersey, New York, Ohio, Oregon, Pennsylvania, Rhode Island, Vermont, Virginia, Washington)[145][147][166][169][171][177][183][129][137]
(Alabama, Delaware, Idaho, Kansas, Maryland, Minnesota, Montana, New Hampshire, New Jersey, New York, Oregon, Pennsylvania, Rhode Island, Vermont, Washington, West Virginia)[129][136][145][147][148][149][150][169][175][176][192]
(Alabama, California, Delaware, Iowa, Kentucky, Maryland, New Hampshire, New Jersey, Oregon, Pennsylvania, Rhode Island, Vermont, West Virginia)[136][145][147][149][150][171][125]
(Alabama, Iowa, New Hampshire, New Jersey, Oregon, Pennsylvania, Rhode Island, Vermont)[145][147]
Negara bagian mengambang
Kampanye presiden umumnya berfokus pada sebagian negara bagian yang bukan menjadi basis massa partai, yang biasanya disebut swing states.[210] Beberapa diantaranya adalah: Florida, Iowa, Nevada, North Carolina, dan Ohio.[211][212] Florida merupakan swing state terbesar dan dimenangkan oleh presiden yang terpilih sejak 1996. Ohio juga merupakan swing state yang berpengaruh sejak 1964. Negara bagian tersebut dianggap kompetitif karena memiliki fluktuasi suara dan tidak menjadi basis suara suatu partai.
Beberapa pandangan dari pakar politik berkembang selama pemilihan pendahuluan mengenai swing states.[213] Dari hasil pemilihan presiden tahun 2004 sampai 2012, umumnya Partai Demokrat dan Republikan memulai dari negara bagian yang dianggap aman.[214][215]Margin yang diperlukan untuk menentukan suatu negara bagian tersebut dapat disebut sebagai swing state sangat samar, namun berbagai faktor dapat menentukan.[216][217] Negara bagian bersayap kiri di Sabuk Rust menjadi lebih konservatif, karena Trump menarik perhatian pekerja kerah biru.[218] Mereka berjumlah besar di populasi Amerika Serikat dan menjadi faktor utama nominasi Trump sebagai presiden. Kampanye Trump membuat dia menang di negara bagian Demokrat, dan pendukungnya terkadang tidak menidentikkan dirinya sebagai Republikan.
Di Maine dan Nebraska, elektor dibagi menjadi dua, yaitu untuk pemenang keseluruhan suara dan pemenang dari masing-masing distrik kongresional dengan satu suara elektor.[219] Semua negara bagian lainnya memberikan semua suara elektor kepada calon dengan suara tertinggi.[220] Media memberitakan bahwa kedua kandidat akan berfokus pada Florida, Pennsylvania, Wisconsin, Ohio dan North Carolina,[221][222] walau fokus kampanye dapat berubah tergantung pada pemilihan.
Di antara negara bagian Republik, sasaran potensial bagi Demokrat antara lain Distrik kongresional kedua Nebraska, Georgia, dan Arizona.[223] Dari hasil jajak pendapat menunjukkan Trump tidak mendapat banyak suara di negara yang umumnya memilih Republik seperti Utah. Hal tersebut menjadi pertana negara bagian tersebut akan memilih Clinton.[224] Banyak analis yang berpendapat bahwa Utah tidak menjadi pilihan utama Demokrat.[225][226] Namun hasil jajak pendapat terbaru menunjukkan suara untukEvan McMullin meningkat dan turunnya suara Trump[227] setelah adanya skandal video Access Hollywood.
4–7 Agustus 2016: Konvensi Nasional Hijau diselenggarakan di Houston, Texas.[238][239]
Pendanaan kampanye
Bagian ini merupakan ikhtisar dari uang yang digunakan selama kampanye sesuai yang dilaporkan ke Federal Election Commission (FEC) dan dirilis pada September 2016. Grup luar adalah pengeluaran independen dari komite saja, atau biasa disebut PACs dan SuperPACs. Sumber jumlah berasal dari FEC dan Center for Responsive Politics.[240] Data beberapa pengeluaran tidak tersedia, karena tidak dilaporkan ke FEC hingga akhir tenggat waktu. Per September 2016, sepuluh calon telah melaporkan laporan keuangannya ke FEC.
Commission on Presidential Debates (CPD), sebuah organisasi non-profit, mengadakan debat antara calon presiden dan wakli presiden. Menurut situs organisasi tersebut, untuk dapat mendaftarkan diri untuk berpartisipasi pada debat, "... selain harus dapat mengikuti secara konstitusional, nama calon harus muncul dalam surat suara di sejumlah negara bagian untuk mempunyai kesempatan memenangkan suara mayoritas di Electoral College, dan mempunyai dukungan minimal 15 persen dari elektorat nasional yang ditentukan di lima jajak pendapat, menggunakan rerata dari hasil jajak pendapat yang diumumkan ke publik pada saat penentuan."[255]
Tiga lokasi yang dipilih untuk menjadi tempat debat presiden, dan satu lokasi yang dipilih untuk menjadi tempat debat wakil presiden, diumumkan pada 23 September 2015. Tempat debat pertama sebenarnya direncanakan di Wright State University, Dayton, Ohio; namun, karena naiknya biaya dan masalah keamanan, acara debat dipindah ke Hofstra University di Hempstead, New York.[256]
Pada 19 Agustus, Manajer kampanye Trump mengkonfirmasi bahwa ia akan ikut serta dalam seluruh rangkaian debat.[257][258][259][260] Trump mengeluhkan jadwal dari dua debat, yakni pada 26 September dan 9 Oktober, berada pada hari yang sama dengan pertandingan National Football League.[261] Menurut survei yang dilakukan Rasmussen Reports, sebagian besar pemilih di AS meyakini jika moderator saat debat presiden akan membantu Hillary Clinton.[262]
Harian yang berhaluan Republik lainnya, termasuk The New Hampshire Union Leader yang selalu mendukung calon dari Partai Republik selama 100 tahun terakhir,[282] The Detroit News yang belum pernah mendukung calon di luar Partai Republik selama 143 tahun,[283] dan Chicago Tribune,[284] mendukung Gary Johnson. Trump diliput secara positif oleh Breitbart, situs berita dan opini alternatif kanan, walaupun tidak didukung secara terang-terangan.[285]
Hasil
Artikel ini memerlukan pemutakhiran informasi. Harap perbarui artikel dengan menambahkan informasi terbaru yang tersedia.
^Estimate of 138.9 million votes cast and 251.1 million people of voting age. This represents an increase in total votes cast and percentage turnout from the 2012 election (130,292,355 votes cast and 241 million people of voting age)."2016 November General Election Turnout Rates". www.electproject.org. Diakses tanggal December 17, 2016.
^ abMcMullin, Evan. "34 States and Counting". Evan McMullin for President. Rumpf, Sarah. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-10-02. Diakses tanggal October 2, 2016.
^ abcdefghijklmnopqrstuvwxyWinger, Richard (July 1, 2016). "Ballot Access News". ballot-access.org. hlm. 4. Diakses tanggal September 10, 2016. States that allow write-ins in the general election, and don’t have write-in filing laws, are legally obliged to count all write-ins: Alabama, Iowa, New Hampshire, New Jersey, Pennsylvania, Rhode Island, South Carolina, and Vermont.... Only one state, South Carolina, has a law that says that although write-ins in general elections are permitted, they are not permitted for president.
^"Election Law Summary"(PDF). Oregon Secretary of State. Elections Division. hlm. 14. Diakses tanggal 2016-10-19. Oregon voters have the option of not voting for any of the candidates for office who are printed on the ballot, but instead writing in a name of a candidate for each office. All write-in votes for each office on the ballot are tallied together with a lump sum recorded unless: 1 No names of candidates are printed on the ballot for the office; or 2 If the total number of write-in votes for candidates equals or exceeds the total number of votes for any candidate for the same nomination or office. In these two circumstances, the county clerk tallies all write-in votes cast for the office to show the total number of votes for each write-in candidate.