Gerakan Tea Party (bahasa Inggris: Tea Party movements) adalah sebuah pergerakan politik yang populis,[1] konservatif/libertarian [2][3] di Amerika Serikat yang muncul pada tahun 2009 melalui rangkaian protes lokal maupun nasional.[4][5][6] Protes tersebut sebagian merespon beberapa undang-undang federal: UU Stabilitas Ekonomi Darurat 2008,[7] Undang-Undang Pemulihan dan Reinvestasi Amerika 2009,[8][9] serta rangkaian rancangan undang-undang pelayanan kesehatan.[10]
Nama Tea Party merujuk pada Boston Tea Party, sebuah insiden yang terjadi pada tahun 1773 dimana para koloni merusak teh Britania daripada membayar pajak yang mana mereka anggap melanggar hak "tiada pajak tanpa perwakilan" [11] Hingga tahun 2010, gerakan ini bukanlah partai politik nasional, tidak mencalonkan kandidat pada Kongres, serta namanya tidak tertera dalam surat suara pemilihan umum.[12]
Menurut Scott Rasmussen, dana talangan yang dikeluarkan oleh pemerintahan George W. Bush dan Barack Obama memicu meningkatnya gerakan Tea Party. Pewawancara juga menambahkan bahwa kemarahan pemrotes ini berpusat pada dua isu, mengutip pernyataan Rasmussen, "Mereka pikir bahwa belanja pemerintah federal, defisit dan pajak terlalu tinggi, dan mereka pikir bahwa tak seorangpun di Washington mendengarkan mereka, dan (pernyataan) yang terakhir itu adalah sangat sangat penting."[13] Gerakan ini tidak memiliki kepemimpinan pusat namun memiliki afiliasi yang longgar pada kelompok kecil di tingkat lokal.[14] Perhatian utama gerakan ini meliputi, tetapi tidak terbatas pada, mengurangi ukuran pemerintah,[15] menurunkan pajak,[16] mengurangi pemborosan,[16] mengurangi utang nasional dan defisit anggaran federal,[15] serta memenuhi Konstitusi Amerika Serikat.[17]
^"Anger Management"(Paid subscription required). The Economist. March 5, 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-05-10. Diakses tanggal April 25, 2010.
^Liptak, Mark (March 13, 2010). "Tea-ing Up the Constitution". Week in Review. Washington, D.C.: The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-28. Diakses tanggal October 31, 2010. It is, of course, hard to say anything definitive about the Tea Party movement, a loose confederation of groups with no central leadership. But if there is a central theme to its understanding of the Constitution, it is that the nation’s founders knew what they were doing and that their work must be protected.