Wakil Presiden Amerika Serikat
Wakil Presiden Amerika Serikat (bahasa Inggris: Vice President of the United States, disingkat VPOTUS atau VP namun tidak resmi) adalah pejabat tinggi eksekutif kedua dalam pemerintahan federal Amerika Serikat[4][5] setelah Presiden Amerika Serikat. Selain itu Wakil Presiden Amerika Serikat juga berada dalam urutan pertama jika terjadi kekosongan jabatan presiden. Wakil Presiden juga bertindak sebagai pejabat dalam bidang legislatif Amerika Serikat dengan menjabat sebagai Ketua Senat Amerika Serikat. Dalam kapasitasnya sebagai Ketua Senat, Wakil Presiden berhak untuk memimpin persidangan senat dan tidak memberikan suaranya dalam setiap pemungutan suara di dalam Senat, kecuali jika terjadi perolehan suara imbang[5]. Wakil Presiden Amerika Serikat juga dipilih secara tidak langsung bersama dengan Presiden Amerika Serikat oleh rakyat Amerika Serikat melalui Dewan Elektoral untuk masa jabatan empat tahun.[5] Wakil Presiden Amerika Serikat di masa modern ini merupakan sebuah jabatan dengan kekuasaan yang signifikan dan secara garis besar dipandang sebagai sebuah satu kesatuan dari pemerintahan Presiden Amerika Serikat itu sendiri. Dalam kebanyakan negara, seorang Wakil Presiden mempunyai peran yang bermacam-macam, sementara kebanyakan Wakil Presiden di era modern ini menjabat juga sebagai penasihat utama presiden, partner bekerja dan bertindak mewakili presiden. Wakil Presiden Amerika Serikat juga menjadi anggota Dewan Keamanan Nasional dan oleh karenanya memainkan peran yang signifikan dalam urusan keamanan negara. Karena peran wakil presiden dalam kekuasaan eksekutif juga diperbesar, wakil presiden juga memimpin persidangan di dalam Senat meskipun jarang[6]. Konstitusi Amerika Serikat tidak menjelaskan secara jelas tugas dan peran seorang wakil presiden dalam bidang pemerintahan. Hal ini menyebabkakn terjadinya perselisihan antara para pakar dan ilmuwan tentang posisi wakil presiden apakah berada di bidang eksekutif, legislatif, atau berada dikeduanya[6][7]. Pandangan modern tentang wakil presiden sebagai pejabat cabang eksekutif—yang hampir sepenuhnya terisolasi dari cabang legislatif—sebagian besar disebabkan oleh penyerahan wewenang eksekutif kepada wakil presiden oleh presiden atau Kongres. Namun demikian, wakil presiden modern sering kali sebelumnya menjadi anggota Senat atau anggota DPR, dan sering ditugaskan untuk membantu memajukan prioritas legislatif suatu pemerintahan. Kamala Harris adalah Wakil Presiden Ke 49 dan Wakil Presiden Amerika Serikat saat ini. Kamala Harris juga orang keturunan afrika-asia kelahiran amerika pertama dan sekaligus menjadi perempuan pertama yang menjabat sebagai Wakil Presiden Amerika Serikat. SejarahKonvensi KonstitusionalJabatan Wakil Presiden tidak pernah disebutkan dalam Konvensi Konstitusional pada tahun 1787 sampai pada ketika Komite atas "Leftover Bussiness" mengajukan sebuah metode untuk memilih Ketua Eksekutif (Presiden)[8].Para delegasi sebelumnya mempertimbangkan pemilihan pemimpin Senat memutuskan bahwa Senat harus memilih Presiden Senatnya sendiri. Para delegasi kemudian menyetujui bahwa pejabat Presiden Senat ini akan dirancang untuk menggantikan Presiden itu sendiri apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Para delegasi juga mempertimbangkan cara pemilihan Presiden Amerika Serikat namun hal ini tidak mencapai konsensus. Semua ini berubah pada tanggal 4 September ketika komite merekomendasikan bahwa Presiden harus dipilih oleh Dewan Elektoral dengan setiap negara bagian diberikan sejumlah elektor presiden yang jumlahnya harus sesuai dengan alokasi para anggota DPR dan Senator di negara bagian tersebut.[9][10] Untuk mencegah terjadinya kesetiaan elektor kepada negara bagiannya yang melebihi kesetiaan kepada federasi baru, maka perancang konstitusi mengasumsikan bahwa elektor individu akan cenderung untuk memilih calon dari negara bagian mereka sendiri (yang disebut kandidat "putra favorit") daripada calon presiden yang berasal dari negara bagian lain. Jadi para perancang konstitusi membentuk jabatan wakil presiden dan mengharuskan para pemilih untuk memilih dua kandidat, setidaknya satu di antaranya harus berasal dari luar negara bagian pemilih, dengan keyakinan bahwa suara kedua akan diberikan untuk seorang kandidat yang berkarakter nasional[11][12]. Selain itu, untuk menghindari kemungkinan pemilih menyia-nyiakan suara mereka secara strategis, runner-up pertama ditetapkan sebagai wakil presiden. Wakil Presiden di awal terbentuknya Amerika Serikat dan Amandemen Kedua Puluh LimaDua orang wakil presiden pertama John Adams dan Thomas Jefferson, keduanya menjadi wakil presiden karena menjadi runner-up dalam pemilihan presiden. Keduanya juga memimpin persidangan dalam Senat dan melakukan banyak hal dalam membentuk peran seorang Presiden Senat[13][14]. Beberapa orang wakil presiden seperti George Dallas, Levi Morton dan Garret Hobart mengikuti apa yang dibuat oleh John Adams dan Thomas Jefferson sedangkan para wakil presiden lainnya jarang hadir di dalam persidangan senat. Munculnya partai-partai politik dan kampanye pemilu yang terkoordinasi secara nasional selama tahun 1790-an (yang tidak dipikirkan oleh para penyusun Konstitusi) dengan cepat menggagalkan rencana pemilu dalam Konstitusi asli. Dalam pemilihan 1796, kandidat Federalis John Adams memenangkan kursi kepresidenan, tetapi saingannya, kandidat Demokrat-Republik Thomas Jefferson berada di urutan kedua dan dengan demikian memenangkan kursi wakil presiden. Akibatnya, presiden dan wakil presiden berasal dari partai yang berlawanan; dan Jefferson menggunakan jabatan wakil presiden untuk menggagalkan kebijakan presiden. Kemudian, empat tahun kemudian, dalam pemilihan 1800, Jefferson, dan sesama Demokrat-Republik Aaron Burr masing-masing menerima 73 suara elektoral. Dalam pemilihan kontingen berikutnya, Jefferson akhirnya memenangkan kursi kepresidenan pada pemungutan suara ke-36, meninggalkan Burr sebagai wakil presiden. Setelah itu, sistem dirombak melalui Amandemen Keduabelas pada waktunya untuk digunakan dalam pemilihan 1804[15]. Wakil Presiden di Abad Ke-19 dan 20Sejak awal dibentuknya, jabatan wakil presiden seringkali dipandang sebagai sebuah jabatan yang kecil. John Adams adalah orang pertama yang sangat frustasi dengan tidak pentingnya jabatan ini. Kepada istrinya, John Adams menulis "Negaraku mempunyai kebijakan dengan membuatkanku sebuah jabatan yang paling tidak penting yang pernah dibentuk oleh manusia atau imajinasinya dibuat-buat atau imajinasinya dikandung; dan karena saya tidak dapat melakukan yang baik maupun yang jahat, saya harus ditanggung oleh orang lain dan mengalami nasib yang sama"[16]. John Nance Garner yang merupakan wakil presiden dari tahun 1933 sampai tahun 1941 dibawah Presiden Franklin D. Roosevelt, juga mengklaim bahwa Wakil Presiden "tidak lebih dari sebuah bejana air kencing hangat"[17]. Harry Truman yang juga merupakan Wakil Presiden dimasa-masa akhir kepresidenan Roosevelt juga mengatakan bahwa "Jabatan Wakil Presiden ini berguna seperti kelima puting susu yang ada pada sapi"[18]. Walter Bagehot berkomentar dalam buku The English Constitution bahwa para perancang konstitusi mungkin berharap supaya wakil presiden akan dipilih oleh Dewan Elektoral sebagai orang terbijak kedua dalam negara. Menjadi wakil presiden yang tidak aman, seorang pria kelas dua yang menyenangkan bagi para penarik kawat selalu diselundupkan. Peluang suksesi kepresidenan terlalu jauh untuk dipikirkan[19]. Ketika Partai Whig meminta Daniel Webster untuk maju menjadi calon wakil presiden bersama dengan calon presiden Zachary Taylor, dia malah menanggapinya dengan mengatakan "Saya tidak berniat untuk dikubur sampai saya benar - benar mati dan disemayamkan di dalam peti saya"[20]. Hal tersebut merupakan penolakan Webster yang kedua kalinya untuk dicalonkan sebagai Wakil Presiden Amerika Serikat. Ironisnya, kedua presiden yang mengajukan tawaran kepada Webster meninggal saat masih menjabat, yang berarti kandidat akan menjadi yang ketiga kali itu akan menjadi presiden jika dia menerimanya. Karena kejadian wafatnya presiden saat masih menjabat jarang terjadi, persiapan yang dianggap lebih baik untuk suksesi jabatan kepresidenan adalah jabatan Sekretaris Negara, di mana Webster bertugas di bawah Harrison, Tyler, dan kemudian, pengganti Taylor, Fillmore. Dalam seratus tahun pertama sejak berdirinya Amerika Serikat tidak lebih dari tujuh usulan untuk membubarkan jabatan wakil presiden telah diajukan[21]. Usulan pertama yaitu berupa amandemen konstitusi yang diajukan oleh Samuel W. Dana pada tahun 1800 namun gagal karena suara yang didapat berjumlah 27 suara yang mendukung melawan 85 suara yang menolak usulan tersebut[21]. Usulan kedua diajukan oleh Senator James Hillhouse di tahun 1808, namun tidak disetujui[21]. Selama akhir dekade 1860 dan 1870-an, lima amandemen tambahan juga telah diajukan[21]. Salah seorang pengamat hukum James Mitchell Ashley berpendapat bahwa jabatan wakil presiden ini merupakan jabatan yang "tidak berguna" dan berbahaya[21]. Garret Hobart, Wakil Presiden dimasa kepemimpinan Presiden William McKinley adalah salah satu dari beberapa wakil presiden yang memainkan peran penting dalam pemerintahan. Karena ia merupakan orang dekat sekaligus penasihat presiden, Hobart sering dijuluki "Asisten Presiden"[22]. Meskipun begitu wakil presiden sering tidak diikutkan dalam rapat bersama kabinet. Namun hal ini kemudian berubah ketika Presiden Woodrow Wilson meminta Wakil Presiden Thomas R. Marshall untuk memimpin rapat kabinet karena Wilson sedang berada di Prancis untuk berunding dalam Perjanjian Versailles[23]. Presiden Warren G. Harding juga mengundang Wakil Presiden Calvin Coolidge untuk ikut rapat kabinet, sedangkan Wakil Presiden Charles G. Dawes tidak berniat untuk hadir dalam sidang kabinet karena merasa jika itu ia lakukan mungkin akan merugikan negara[24]. Wakil Presiden Charles Curtis juga dihalangi oleh Presiden Herbert Hoover untuk ikut dalam sidang kabinet. Wakil Presiden era ModernPada tahun 1933, Franklin D. Roosevelt meningkatkan status jabatan wakil presiden dengan memperbarui praktik mengundang wakil presiden ke rapat kabinet, yang sejak itu dipertahankan oleh setiap presiden selanjutnya. Wakil presiden pertama Roosevelt, John Nance Garner, memutuskan hubungan dengannya karena masalah "pengemasan pengadilan" di awal masa jabatan keduanya, dan menjadi kritikus terkemuka Roosevelt. Pada awal masa jabatan itu, pada 20 Januari 1937, Garner menjadi wakil presiden pertama yang dilantik di tangga Capitol dalam upacara pelantikan yang sama dengan presiden, yang menjadikan hal itu sebagai sebuah tradisi yang berlanjut sampai detik ini. Sebelum waktu itu, wakil presiden secara tradisional dilantik pada upacara pelantikan yang terpisah di ruang Senat. Gerald Ford dan Nelson Rockefeller, yang masing-masing dilantik menjadi wakil presiden di bawah ketentuan Amandemen ke-25, dilantik di ruang sidang DPR dan Senat. Pada Konvensi Nasional Partai Demokrat di tahun 1940, Roosevelt memilih calon wakil presidennya Henry Wallace dibanding menyerahkan urusan pencalonan wakil presiden pada sidang konvensi dengan tujuan ia ingin mengganti Garner[25]. Iia memberikan tanggung jawab utama pada Wallace selama Perang Dunia II, Namun setelah terjadinya perselisihan antara Wallace dan para pejabat di pemerintahan Roosevelt dan partai Demokrat dalam pengambilan kebijakan pemerintahan, Wallace menolak untuk kembali dicalonkan pada Konvensi Nasional Partai Demokrat pada tahun 1944 sehingga para anggota konvensi memilih Harry S. Truman untuk menjadi calon wakil presiden mendampingi Roosevelt. Selama 82 hari menjabat, Truman tidak pernah diberi tahu mengenai rencana perang maupun rencana-rencana setelah perang, termasuk Proyek Manhattan, membuat Truman berkomentar bahwa jabatan yang ia sandang hanya sebatas untuk "menghadiri pernikahan atau pemakaman". Sebagai sebuah pengalaman yang ia rasakan dikala menjabat sebagai wakil presiden, Truman yang kemudian menjadi presiden paska kematian Roosevelt menyatakan akan pentingnya untuk memberitahukan setiap kebijakan mengenai masalah keamanan nasional kepada wakil presiden yang sedang menjabat. Kongres kemudian juga menjadikan wakil presiden menjadi salah satu anggota Dewan Keamanan Nasional pada tahun 1949. Peran wakil presiden meningkat lagi ketika Richard Nixon menjabat (1953-1961). Dia menarik perhatian media dan Partai Republik, ketika Dwight Eisenhower memberinya wewenang untuk memimpin rapat Kabinet tanpa kehadirannya. Nixon juga merupakan wakil presiden pertama yang secara resmi mengambil kendali sementara kepresidenan, yang dia lakukan setelah Eisenhower menderita serangan jantung pada 24 September 1955, ileitis pada Juni 1956, dan stroke pada November 1957. Sampai tahun 1961, para wakil presiden berkantor di gedung Kapitol dalam ruangan Russell Senate Office Building. Lyndon B. Johnson adalah wakil presiden pertama yang berkantor di Kompleks Gedung Putih dalam ruangan berkas kantor Sekretaris Angkatan Laut yang sedari awal memang dirancang untuk menjadi "Kantor Seremonial Wakil Presiden" dan sekarang digunakan untuk acara resmi dan konferensi pers. Presiden Jimmy Carter adalah presiden pertama yang memberikan wakil presiden Walter Mondale sebuah kantor di Sayap Barat Gedung Putih yang seterusnya hingga sekarang menjadi ruangan kerja wakil presiden. Selain itu para wakil presiden tetap diberikan hak istimewa sebuah kantor di Gedung Kapitol karena peran mereka sebagai Presiden Senat. Faktor lainnya yang menjadi naiknya prestise jabatan wakil presiden adalah perluasan penggunaan pemilihan pendahuluan presiden untuk memilih calon partai selama abad ke-20. Dengan mengadopsi pemilihan pendahuluan, bidang calon wakil presiden diperluas baik oleh peningkatan kuantitas dan kualitas calon presiden yang berhasil di beberapa pemilihan pendahuluan, namun pada akhirnya gagal menangkap pencalonan presiden di konvensi[26]. Pada awal abad ke 21, Wakil Presiden Dick Cheney memegang kekuasaan yang sangat besar dan sering membuat keputusan sendiri, tanpa sepengetahuan presiden[27]. Selama Kampanye Pilpres tahun 2008 kedua calon wakil presiden Sarah Palin dan Joe Biden mengatakan bahwa kewenangan wakil presiden terlalu dilebihkan selama masa jabatan Cheney. Selain itu keduanya mengatakan akan menyederhanakan peran wakil presiden sebagai penasihat presiden[28]. Pertumbuhan pesat ini menyebabkan seruan untuk penghapusan jabatan wakil presiden dari berbagai sarjana konstitusi dan komentator politik seperti Matthew Yglesias dan Bruce Ackerman[29][30]. Peran KonstitusionalMeskipun telah didelegasikan kepada konvensi konstitusional untuk menyetujui membentuk jabatan Wakil Presiden, yang mana berperan dalam bidang eksekutif dan legislatif (senat), tidak banyak orang yang mengerti dan memahami peran dan fungsi dari jabatan wakil presiden, sehingga wakil presiden diberikan sedikit tugas dan kekuasaan[31]. Hanya beberapa negara bagian yang memiliki jabatan serupa dengan wakil presiden. Di antara mereka yang melakukannya, konstitusi New York menetapkan bahwa "letnan gubernur harus, berdasarkan jabatannya, menjadi presiden Senat, dan, atas pembagian yang setara, memiliki suara dalam keputusan mereka, tetapi tidak memberikan suara pada keputusan lainnya"[32]. Akibatnya, wakil presiden awalnya hanya memiliki kewenangan di beberapa bidang, meskipun amandemen konstitusi telah menambah atau memperjelas beberapa hal. Presiden SenatBab I Pasal 3 Ayat 4 Konstitusi Amerika Serikat menganugerahkan kepada wakil presiden jabatan Presiden Senat dan kewenangan kepadanya untuk memimpin setiap persidangan senat. Dalam kapasitas ini, seorang wakil presiden bertanggung jawab menjaga keamanan dan sopan santun, mengizinkan para senator untuk berbicara, menafsirkan aturan-aturan, pelaksanaan dan preseden di Senat. Selain itu sebagai seorang Presiden Senat, Wakil Presiden juga memiliki kewenangan untuk menjadi penentu apabila terjadi pemungutan suara dengan hasil yang imbang. Dalam pelaksanaannya terdapat beberapa wakil presiden yang melaksanakan kewenangan diatas dengan berbagai variasi. John C. Calhoun mencatat rekor sebanyak 31 suara, diikuti dengan John Adam sebanyak 29 suara. Sedangkan sembilan orang wakil presiden termasuk Joe Biden tidak pernah memberikan suara dalam pemungutan suara yang hasilnya imbang[33]. Para perancang konstitusi telah mengantisipasi jika wakil presiden tidak selalu ada untuk melaksanakan tugasnya sebagai Presiden Senat, maka Konstitusi memberikan hak kepada Senat untuk memilih seorang Presiden Pro Tempore untuk menjaga keamanan dan ketertiban saat persidangans senat. Dalam pelaksanaannya sejak awal abad ke 20, Presiden Senat maupun Presiden Pro Tempore jarang sekali memimpin sidang senat, sehingga Presiden Pro Tempore biasanya mewakilkan tugasnya kepada salah satu senator. Aturan XIX Konstitusi AS menyatakan saat senat bersidang, Senat tidak memberikan kewenangan kepada Wakil Presiden untuk terlibat dan hadir dalam persidangan dan memberikan kuasa kepada salah satu senator (atau jika disetujui mungkin mantan Presiden Amerika Serikat) untuk memimpin persidangan senat tanpa memberikan hak penuh yang sama dengan seorang wakil presiden. Oleh karena itu, majalah Time mencatat pada tahun 1925 selama masa Wakil Presiden Charles G. Dawes, dengan catatan sebagai berikut "Hanya dalam empat tahun seorang Wakil Presiden menyampaikan sedikit pidato dan kemudian ia selesaikan. Untuk empat tahun dia hanya duduk diam dalam senat, mendengarkan pidato yang membosankan ataupun lelucon selama persidangan senat"[34]. Presiden Sidang PemakzulanDalam kapasitasnya sebagai Presiden Senat, Wakil Presiden juga memimpin sidang pemakzulan para pejabat federal Amerika Serikat meskipun konstitusi tidak mensyaratkan hal tersebut. Namun jika Presiden Amerika Serikat yang menghadapi sidang pemakzulan, konstitusi memerintahkan Ketua Mahkamah Agung yang memimpin persidangannya. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah adanya konflik kepentingan jika wakil presiden memimpin persidangan untuk memakzulkan satu-satunya pejabat yang berdiri di antara mereka dan kepresidenan[35]. Sebaliknya, tidak ditentukan pejabat federal mana yang memimpin ketika wakil presiden diadili; sehingga menjadi tidak jelas apakah seorang wakil presiden yang dimakzulkan dalam kapasitasnya sebagai Presiden Senat, dapat memimpin persidangan pemakzulannya sendiri[36]. Konstitusi diam tentang masalah ini. Presiden Penghitungan Suara ElektroralAmandemen ke 25 menyatakan bahwa Wakil Presiden dalam kapasitasnya sebagai Presiden Senat menerima jumlah perolehan suara dari Dewan Elektoral dan kemudian hadir dalam sidang bersama Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat membuka kotak suara yang tersegel[37]. Suara akan dihitung selama sesi sidang bersama Kongres sebagaimana diatur dalam UU Penghitungan Elektoral yang menjelaskan lebih detail bahwa Presiden Senat memimpin sesi sidang bersama tersebut[38]. Menjadi Presiden Amerika SerikatBab II Pasal I Ayat 6 menjelaskan bahwa Wakil Presiden dapat mengambil alih tugas dan kekuasaan kepresidenan jika terjadi pemakzulan presiden, kematian, pengunduran diri atau Presiden Amerika Serikat dianggap tidak mampu untuk menjalankan tugasnya[39]. Meski begitu, tidak disebutkan secara jelas apakah wakil presiden menjadi presiden Amerika Serikat atau hanya bertindak sebagai presiden dalam kasus suksesi. Catatan perdebatan dari Konvensi Konstitusi 1787, bersama dengan tulisan-tulisan berbagai peserta kemudian tentang masalah ini, menunjukkan bahwa para pembuat Konstitusi bermaksud agar wakil presiden untuk sementara menjalankan kekuasaan dan tugas jabatannya jika presiden meninggal, cacat. atau penghapusan, tetapi tidak benar-benar menjadi presiden Amerika Serikat dengan hak mereka sendiri[40][41]. Pemahaman ini pertama kali terjadi pada tahun 1841, saat kematian Presiden William Henry Harrison setelah 31 hari menjabat. Wakil Presiden John Tyler menegaskan bahwa dia telah menjadi Presiden Amerika Serikat. Tyler kemudian mengambil sumpah jabatan dan menolak mengakui dokumen yang menyatakan bahwa dia adalah Pelaksana Tugas Presiden[42]. Meskipun beberapa anggota Kongres mencela klaim Tyler sebagai sebuah tindakan melawan Konstitusi[43], Tyler tetap kokoh dengan pendiriannya. Pandangannya ini kemudiannya menang karena Senat dan DPR kemudian menyetujuinya sebagai Presiden[44]. Hal ini kemudiannya dikenal sebagai "Preseden Tyler". Preseden Tyler inilah yang kemudian dinyatakan dalam Amandemen Ke 25 Konstitusi Amerika Serikat di tahun 1967 sebagai sebuah aturan yang mengatur bahwa seorang Wakil Presiden akan mengambil alih jabatan Presiden saat terjadi kematian seorang Presiden petahana[45][46]. Selain Tyler terdapat sembilan orang Wakil Presiden yang menjadi Presiden yaitu Millard Fillmore, Andrew Johnson, Chester A. Arthur, Theodore Roosevelt, Calvin Coolidge, Harry S. Truman, Lyndon B. Johnson dan Gerald Ford. Pelaksana Tugas PresidenBab III dan IV Amandemen Ke 25 Konstitusi Amerika Serikat menjelaskan prosedur yang dilakukan jika terjadi keadaaan dimana Presiden untuk sementara waktu tidak dapat memimpin negara atau jika presiden sedang menjalani proses operasi pembedahan, sakit/cedera parah, atau alasan-alasan lain yang menyebabkan presiden berhalangan sementara untuk menjalankan tugasnya. Bab III 3 membahas ketidakmampuan presiden yang dinyatakan sendiri, dan Bab IV membahas ketidakmampuan presiden yang dinyatakan oleh pernyataan bersama wakil presiden dan mayoritas Kabinet. Sementara Bab IV tidak pernah terjadi sampai saat ini, Bab III telah terjadi sebanyak empat kali oleh tiga presiden, pertama pada tahun 1985. Pada 19 November 2021, Kamala Harris menjadi wanita pertama dalam sejarah AS yang menjalankan sementara kekuasaan dan tugas kepresidenan disebabkan Presiden Joe Biden menjalani pemeriksaan kolonoskopi selama 85 menit[47]. Bab III dan IV ditambahkan karena adanya ambigu dalam Bab II mengenai ketidakmampuan seorang presiden, hal-hal yang menjadi parameter adanya ketidakmampuan, dan jika seorang wakil presiden menjadi presiden untuk sisa masa jabatan presiden dalam hal ketidakmampuan atau hanya menjadi "penjabat presiden". Selama paruh pertama abad ke-19 dan ke-20 beberapa presiden mengalami periode sakit parah, cacat fisik atau cedera, beberapa berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Selama masa ini, meskipun negara membutuhkan kepemimpinan seorang presiden yang efektif, tidak ada wakil presiden yang ingin terlihat seperti perampas kekuasaan, sehingga kekuasaan tidak pernah dialihkan. Setelah Presiden Dwight D. Eisenhower secara terbuka membahas masalah kesehatannya dan membuat kesepakatan dengan Wakil Presiden Richard Nixon yang mengatur agar Nixon bertindak atas namanya jika Eisenhower tidak dapat memberikan kepemimpinan presiden yang efektif (Nixon secara informal mengasumsikan beberapa tugas presiden selama beberapa minggu pada masing-masing dari tiga kesempatan ketika Eisenhower sakit), diskusi dimulai di Kongres tentang menjernihkan ambiguitas Konstitusi tentang masalah ini[48]. Hak istimewaGajiGaji wakil presiden berjumlah USD $235,100[49]. Besaran gaji wakil presiden telah diatur dalam Undang-undang Reformasi Gaji Pemerintah yang juga mengatur penyesuaian biaya hidup otomatis untuk pegawai negeri tingkat federal. Wakil presiden tidak secara otomatis menerima pensiun berdasarkan jabatan sebagai wakil presiden, tetapi menerima pensiun yang sama dengan anggota Kongres lainnya berdasarkan posisinya sebagai presiden Senat[50]. Wakil presiden harus melayani minimal dua tahun untuk memenuhi syarat untuk pensiun[51]. KediamanKediaman wakil presiden telah diatur pada tahun 1974 saat Kongres menetapkan Lingkaran Observatorium Nomor Satu sebagai kediaman resmi sementara wakil presiden. Pada sidang Kongres tahun 1966, terjadi kekhawatiran tentang keamanan dan keselamatan serta kesadaran akibat meningkatnya tanggung jawab wakil presiden, dana sebesar USD $75.000 untuk membiayai pembangunan kediaman wakil presiden meskipun pada pelaksanaannya terhenti dan setelah delapan tahun keputusan tersebut direvisi, dan Lingkaran Observatorium Nomor Satu kemudian ditetapkan sebagai kediaman resmi wakil presiden[52]. Sampai diterapkannya keputusan tersebut, wakil presiden yang menjabat tinggal di rumah, apartemen, atau hotel, dan diberi kompensasi lebih seperti anggota kabinet dan anggota Kongres, hanya menerima tunjangan perumahan. Lingkaran Observatorium Nomor Satu yang dimaksud adalah sebuah Rumah besar tiga lantai bergaya era Ratu Anne dibangun pada tahun 1893 di lahan Observatorium Angkatan Laut AS di Washington, D.C., untuk dijadikan tempat tinggal bagi pengawas Observatorium. Pada tahun 1923, kediaman itu dipindahkan ke rumah Kepala Operasi Angkatan Laut (CNO) sampai diserahkan ke kantor wakil presiden lima puluh tahun kemudian. StafWakil Presiden Amerika Serikat dibantu oleh staf yang berada dibawah Kantor Staf Wakil Presiden Amerika Serikat. Jabatan ini dibentuk berdasarkan Undang-undang Reorganisasi tahun 1939 yang termasuk jabatan "Kantor Wakil Presiden" didukung oleh personel di Kantor Wakil Presiden Amerika Serikat. Kantor tersebut dibuat dalam Undang-Undang Reorganisasi tahun 1939, yang mencakup "kantor Wakil Presiden" di bawah Kantor Eksekutif Presiden. Gaji untuk staf disediakan oleh alokasi cabang legislatif dan eksekutif, mengingat peran wakil presiden di masing-masing cabang. Tata Cara Pemilihan serta Persyaratan yang diperlukanKelayakanSeorang wakil presiden dianggap layak secara konstusional, jika memenuhi hal-hal yang telah diatur dalam Amandemen Kedua Lima yaitu :
Seorang wakil presiden dapat diberhentikan dari jabatannya jika :
PencalonanPara calon wakil presiden yang diajukan oleh partai politik utama akan dipilih secara resmi oleh Konvensi partai yang biasanya diadakan setiap empat tahun sekali setelah pemilihan calon presiden dari partai politik yang ikut dalam kontestasi pemilu presiden di Amerika Serikat. Prosedur resmi yang dilakukan adalah bersifat identik dengan cara yakni para calon presiden memilih para kandidat calon wakil presiden yang diajukan, kemudian diikuti dengan pemilihan calon wakil presiden dari partai yang mana syarat untuk menjadi calon terpilih, para kandidat calon wakil presiden harus mampu mengamankan suara mayoritas dalam pemungutan suara agar bisa diajukan secara resmi menjadi calon wakil presiden untuk mendampingi calon presiden yang sebelumnya telah terpilih.Dalam pelaksanaan pemilihan calon presiden di masa modern ini, calon presiden memilih calon wakilnya dengan mempertimbangkan pengaruh dari calon yang ia pilih[55]. Kriteria Pemilihan Calon Wakil PresidenMeskipun untuk menjadi seorang wakil presiden tidak diperlukan pengalaman politik yang tinggi, kebanyakan para calon wakil presiden merupakan Senator atau Anggota DPR yang masih menjabat, atau calon wakil presiden yang dipilih merupakan mantan anggota DPR atau senator. Hal ini ditandai dalam sejarah seperti terpilihnya Senator dari Partai Demokrat Joe Biden pada tahun 2008 sebagai calon wakil presiden untuk mendampingi Barack Obama[56]. Selain itu ada beberapa calon wakil presiden yang dulunya merupakan Gubernur Petahana atau mantan Gubernur di negara bagian Amerika Serikat, seperti yang terjadi pada tahun 2016 ketika Calon Presiden dari Partai Republik Donald Trump memilih Gubernur Negara Bagian Indiana Mike Pence sebagai calon wakilnya[57]. Selain itu dalam beberapa kasus para calon wakil presiden merupakan perwira tinggi di Angkatan Bersenjata AS, atau berasal dari kalangan pejabat di kementerian-kementerian yang ada di AS. Sebagai tambahan, biasanya para calon wakil presiden tidak tinggal dalam satu negara bagian yang sama. Meskipun tidak ada aturan dalam Konstitusi yang melarang seorang calon presiden dan pasangannya berasal dari negara bagian yang sama, "klausul penduduk" dari Amandemen Keduabelas mengamanatkan bahwa setiap pemilih presiden harus memberikan suara untuk setidaknya satu calon yang bukan dari mereka. negara sendiri. Sebelum pemilihan tahun 2000, baik George W. Bush dan Dick Cheney tinggal dan memilih di Texas. Untuk menghindari potensi masalah bagi pemilih Texas, Cheney mengubah residensinya kembali ke Wyoming sebelum kampanye[58]. Proses PemilihanWakil presiden dipilih secara tidak langsung oleh para pemilih di setiap negara bagian dan Distrik Columbia melalui Dewan Elektoral yang merupakan sebuah badan pemilih yang dibentuk setiap empat tahun dengan tujuan tunggal untuk memilih presiden dan wakil presiden untuk masa jabatan empat tahun secara bersamaan. Setiap negara bagian berhak atas sejumlah pemilih yang sama dengan jumlah delegasi totalnya di kedua majelis yang ada di Kongres. Selain itu, Amandemen Ke - 23 menetapkan bahwa Distrik Columbia berhak atas jumlah yang akan dimiliki jika itu adalah negara bagian, tetapi tidak lebih dari negara bagian yang paling sedikit penduduknya[59]. Saat ini, semua negara bagian dan D.C. memilih pemilih mereka berdasarkan pemilihan umum yang diadakan pada Hari Pemilihan[60]. Di semuanegara bagian kecuali dua negara bagian yang merupakan partai yang tiket presiden-wakil presidennya menerima pluralitas suara populer di negara bagian tersebut memiliki seluruh daftar calon pemilih yang dipilih sebagai pemilih negara bagian. Maine dan Nebraska menyimpang dari praktik pemenang-ambil-semua ini, memberikan dua pemilih kepada pemenang di seluruh negara bagian dan satu kepada pemenang di setiap distrik kongres[61][62]. Masa JabatanPelantikanSesuai dalam Konstitusi Amerika Serikat, masa jabatan Wakil Presiden Amerika Serikat dimulai pada siang hari tanggal 20 Januari bersamaan dengan dilantiknya Presiden Amerika Serikat[63]. Masa jabatan presiden dan wakil presiden yang pertama kali menggunakan tanggal 20 Januari ini dimulai sejak dilantiknya Presiden Franklin Delan Roosevelt dan Wakil Presiden John Nance Garner di tahun 1937[64] untuk masa jabatan periode kedua. Sebelumnya presiden dilaksanakan pada tanggal 4 Maret dan sebagai akibat dari perubahan tanggal tersebut maka masa jabatan Presiden Roosevelt dan Wakil Presiden Garner yang dimulai dari tahun 1933 sampai 1937 hanya berjumlah sekitar 4 tahun kurang 43 hari[65] Selain itu di tahun 1937 upacara sumpah jabatan Wakil Presiden diadakan di Panggung Pelantikan di bagian timur Gedung Capitol sesaat sebelum Presiden membacakan sumpah jabatannya. Sebelum tahun 1937 wakil presiden membacakan sumpah jabatannya di Ruangan Sidang Senat sebelum upacara sumpah jabatan presiden[66]. Meskipun Konstitusi telah mengatur secara khusus kalimat sumpah jabatan presiden dan wakil presiden, tetapi ia hanya berisi persyaratan umum, dalam Pasal VI, bahwa wakil presiden dan pejabat pemerintah lainnya harus mengambil sumpah atau penegasan untuk mendukung Konstitusi. Kalimat sumpah jabatan wakil presiden saat ini telah digunakan sejak tahun 1884 yang berbunyi:
Periode Masa JabatanMasa jabatan wakil presiden dan presiden adalah empat tahun. Sementara Amandemen Kedua Puluh Dua menetapkan batas berapa kali seseorang dapat dipilih menjadi presiden yaitu sebanyak dua kali masa jabatan[68], sedangkan tidak ada pembatasan masa jabatan untuk wakil presiden, yang berarti orang yang memenuhi syarat dapat memegang jabatan tersebut selama pemilih terus memilih para pemilih yang pada gilirannya akan memilih kembali orang tersebut untuk jabatan itu; seorang wakil presiden bahkan dapat menjabat di bawah presiden yang berbeda. Hal Ini terjadi dua kali yaitu ketika Wakil Presiden George Clinton (1805–1812) menjabat pada masa kepresidenan Thomas Jefferson dan James Madison; dan yang kedua saat Wakil Presiden John C. Calhoun (1825–1832) menjabat pada masa kepresidenan John Quincy Adams dan Andrew Jackson[69]. Selain itu, baik ketentuan kelayakan Konstitusi maupun batas masa jabatan presiden di Amandemen Kedua Puluh Dua secara eksplisit mendiskualifikasi presiden yang dipilih dua kali untuk menjabat sebagai wakil presiden, meskipun hal itu bisa dibilang dilarang oleh kalimat terakhir Amandemen Keduabelas: "Tetapi tidak ada orang yang secara konstitusional tidak memenuhi syarat untuk jabatan Presiden akan memenuhi syarat untuk jabatan Wakil Presiden Amerika Serikat"[70]. Namun, pada pemilihan presiden tahun 2020, tidak ada mantan presiden yang menguji batasan hukum atau makna amandemen tersebut dengan mencalonkan diri sebagai wakil presiden.[71][72] Mantan Wakil Presiden Amerika SerikatAda lima mantan wakil presiden yang masih hidup sampai saat ini[73]. Terakhir kali mantan wakil presiden yang wafat adalah Walter Mondale (menjabat dari tahun 1977-1981) yang wafat pada tanggal 19 April 2021. Para wakil presiden yang masih hidup sampai saat ini adalah : Mulai dari tahun 1977 para mantan presiden dan wakil presiden yang terpilih menjadi Senator diberikan jabatan kehormatan sebagai Deputi Presiden Pro Tempore. Sampai detik ini hanya ada satu mantan wakil presiden yang pernah memegang jabatan tersebut yaitu Hubert Humprey. Selain itu dibawah aturan Resolusi Senat tahun 1886 para mantan wakil presiden diberikan kehormatan dengan cara dibuatkan patung wajah mereka yang ditempatkan di sayap Senat dalam bangunan Gedung Capitol, sebagai sebuah tanda peringatan atas jasa-jasa mereka sebagai Presiden Senat[74]. Daftar Wakil Presiden Amerika SerikatArtikel utama Daftar Wakil Presiden Amerika Serikat Daftar Referensi
Bacaan Lebih Lanjut
|