Harding pergi tidur lebih awal pada malam hari tanggal 27 Juli 1923, beberapa jam setelah memberikan pidato di Universitas Washington. Malamnya, dia menelepon dokternya Charles E. Sawyer, mengeluh sakit di perut bagian atas. Sawyer mengira bahwa itu adalah kekambuhan dari gangguan pola makan, tetapi Dr. Joel T. Boone mencurigai adanya masalah jantung. Pers diberitahu bahwa Harding telah mengalami "serangan gastrointestinal akut" dan jadwal akhir pekan Presiden di Portland dibatalkan. Dia merasa lebih baik keesokan harinya, saat kereta melaju ke San Francisco; mereka tiba pada pagi hari tanggal 29 Juli dan dia bersikeras untuk berjalan dari kereta ke mobil, yang membawanya ke Palace Hotel[7][8] dimana dia menderita kekambuhan. Dokter menemukan tidak hanya bahwa jantungnya yang menyebabkan masalah, tetapi juga bahwa dia menderita pneumonia, dan dia harus beristirahat di tempat tidur di kamar hotelnya. Dokter mengobatinya dengan kafein cair dan digitalis, dan dia tampak membaik. Hoover merilis pidato kebijakan luar negeri Harding yang menganjurkan keanggotaan di Pengadilan Dunia, dan presiden senang bahwa itu diterima dengan baik. Pada sore hari tanggal 2 Agustus, kondisi Harding sepertinya masih membaik dan dokter mengizinkannya untuk duduk di tempat tidur. Sekitar pukul 19.30 malam itu, Florence membacakan untuknya "A Calm Review of a Calm Man," sebuah artikel bagus tentang dia dari The Saturday Evening Post; dia berhenti dan dia berkata, "Itu bagus. Lanjutkan, baca lagi." Itu adalah kata-kata terakhirnya. Dia melanjutkan membaca ketika, beberapa detik kemudian, Harding berputar dengan kejang dan ambruk kembali ke tempat tidur, terengah-engah. Florence Harding segera memanggil para dokter ke dalam ruangan, tetapi mereka tidak dapat menghidupkannya kembali dengan stimulan; Warren G. Harding dinyatakan meninggal dunia beberapa menit kemudian, pada usia 57 tahun. Kematian Harding awalnya dikaitkan dengan pendarahan otak, karena dokter pada saat itu umumnya tidak memahami gejala serangan jantung. Florence Harding tidak setuju jika presiden diautopsi.[7]
Kematian Harding yang tak terduga menjadi kejutan besar bagi bangsa. Ia disukai dan dikagumi, dan baik pers maupun publik telah mengikuti penyakitnya dengan cermat dan diyakinkan oleh kesembuhannya yang tampak.[9] Jenazah Harding dibawa ke keretanya di dalam peti mati untuk perjalanan melintasi negara yang diikuti dengan cermat di surat kabar. Sembilan juta orang berbaris di rel kereta api saat kereta yang membawa jenazahnya berangkat dari San Francisco ke Washington, D.C., dimana ia disemayamkan di United States Capitol rotunda. Setelah upacara pemakaman di Washington,D.C, jenazah Harding dibawa menuju Marion, Ohio, untuk dimakamkan [10][11]
Di Marion, jenazah Harding ditempatkan diatas kereta jenazah yang ditarik kuda, yang diikuti oleh Presiden Coolidge dan Ketua Mahkamah Agung Taft, kemudian oleh janda Harding dan ayahnya.[12] Mereka mengikuti kereta jenazah melalui kota, melewati gedung Star, dan akhirnya ke Pemakaman Marion dimana peti jenazah dimakamkan di cemetery's receiving vault.[13][14] Tamu pemakaman termasuk penemu Thomas Edison dan pengusaha industrialis Henry Ford dan Harvey Firestone.[15] Warren dan Florence Harding dimakamkan di Harding Tomb, yang didedikasikan pada tahun 1931 oleh Presiden Hoover.[16]
Referensi
^Suhindriyo. 1999. Biografi Singkat Presiden-Presiden Amerika Serikat. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama, hal.108.
^Skrabec, Quentin R., Jr. The Green Vision of Henry Ford and George Washington Carver: Two Collaborators in the Cause of Clean Industry. McFarland, 2013, page 88