Franklin Pierce
Franklin Pierce (23 November 1804 – 8 Oktober 1869) adalah politikus dan Presiden Amerika Serikat ke-14 yang menjabat pada tahun 1853-1857.[1] Pierce berasal dari Partai Demokrat dan didampingi oleh William R. King sebagai wakil presiden selama menjabat.[2] Pada masa Presiden Franklin Pierce, Amerika Serikat sedang diambang bahaya perang saudara. Dia dilihat oleh Demokrat sebagai kandidat kompromi yang menyatukan kepentingan utara dan selatan dan dinominasikan sebagai kandidat partai untuk presiden pada pemungutan suara ke-49 di Konvensi Nasional Demokrat tahun 1852. Dia dan pasangannya William R. King dengan mudah mengalahkan calon dari Partai Whig, yaitu Winfield Scott dan William A. Graham, dalam pemilihan presiden tahun 1852. Dari kemenangan itu Franklin Pierce diharapkan dapat meredam perang saudara.[3] Perjalanan karierFranklin Pierce lahir pada tanggal 23 November 1804 di Hillsborough, New Hampshire.[4] Ayahnya, Benjamin Pierce, adalah salah seorang pejuang dalam revolusi kemerdekaan Amerika dan dua kali menjabat Gubernur negara bagian New Hampshire.[5] Pada tahun 1820, Pierce mulai belajar di Bowdoin College, Maine, di mana ia lulus dengan peringkat ke-5 di kelasnya. Kepribadiannya yang menarik mengesankan Nathaniel Hawthorne, seorang novelis ternama Amerika, yang kemudian menjadi sahabatnya yang langgeng seumur hidup.[6] Setelah lulus, Pierce bertualang ke beberapa kantor hukum untuk mencari pelatihan. Pada saat itu, ayahnya sedang berada di puncak karier politiknya di New Hampshire. Pierce lalu ikut dalam kampanye politik sang ayah dan berhasil memetik hasil kerja kerasnya.[7] Kedua Pierce mencuat bersama dan mengalami masa gemilang pada saat Masa Jacksonian. Pada tahun 1827, ayahnya terpilih menjadi Gubernur New Hampshire, dan dua tahun kemudian Pierce terpilih menjadi politikus.[8] Pada bulan Maret 1833, Pierce muda, di usia 24 tahun, terpilih menjadi anggota kongres untuk negara bagian New Hampshire. Bagi orang orang kampung halamannya di Granite Hills, New Hampshire, prestasi Frank Pierce sangat mengesankan. Tetapi di Washington "menjadi orang yang ramah" saja tidak cukup untuk mendapat peningkatan dalam karier. Perjalanan karier Pierce yang gemilang sebenarnya adalah sebuah anomali untuk seseorang yang tidak terlalu berpendidikan dan tidak tertarik untuk membaca buku dan belajar. Bahkan bila orang itu secara sosial aktif bercakap-cakap dan minum di tempat-tempat pertemuan di Washington.[9] Frank Pierce menghabiskan waktu sepuluh tahun di kongres; empat tahun pertama sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan enam tahun berikutnya sebagai senator termuda. Dalam jangka waktu selama itu, Franklin Pierce tidak pernah menyampaikan satu pun pidato yang mengesankan, tidak mendukung satu pun undang-undang penting, dan terkenal terutama akan kemampuannya memegang botol minuman. Pada awal 1840-an, Pierce menyadari bahwa petualangannya di Washington tidak akan menghasilkan apa pun. Apalagi ia selalu minum terlalu banyak pada tiap-tiap akhir pertemuan. Istrinya sebagai seorang New Englander sejati yang memiliki sikap kebalikan dari Pierce juga merasa sengsara dengan kehidupan mereka di Washington. Gagal menjadi senator yang sukses, Pierce dan istrinya kembali ke New Hampshire pada tahun 1842 untuk mencari peruntungan yang lebih baik. Pierce lalu menghadapi kenyataan lain; kemampuannya bersosialisasi ternyata benar-benar dapat membawa keuntungan besar. Ia menjadi pengacara pengadilan yang sukses dan terkaya di New Hampshire. Kejeniusannya bukan terletak dari kemampuannya belajar tentang hukum dan membuka buku mencari referensi untuk kasusnya, tetapi karena ia menggunakan daya tariknya; mukanya yang tampan, dan pendekatan pada juri dengan teknik menggugah perasaan mereka yang paling dalam. Tak seorang pun pengacara di New Hampshire yang bisa menandingi daya tariknya. Pierce begitu disenangi oleh juri-juri dan para juri tidak mampu menolak pendekatannya yang begitu memikat. Pada saat Perang Meksiko-Amerika pecah pada tahun 1846, Franklin Pierce dengan sukarela masuk menjadi militer. Ia diangkat sebagai Brigadir Jenderal dan diserahkan tugas yang jauh dari kemampuan dan bakatnya. Sebagai Brigadir Jenderal, Pierce ditugaskan untuk memimpin penyerangan ke Kota Meksiko, tetapi ia datang dalam keadaan terlambat untuk memimpin puncak pertempuran. Kuda yang ditungganginya tergelincir tak terkendali, membuat Pierce pingsan lalu jatuh. Dalam keadaan terluka, ia digotong ke atas sadel untuk keluar melalui belakang pertempuran, terlambat untuk memimpin pertempuran klimaks Perang Chapultepec. Kejadian memalukan ini jauh dari kata mengesankan. Setelah perang Meksiko-Amerika berakhir, Pierce dengan senang hati kembali ke kampung halamannya yang penuh senyum. Masa kepresidenanPada tahun 1852, terjadi sesuatu yang luar biasa bagi Franklin Pierce. Ia diminta untuk menjadi calon presiden oleh partai Demokrat. Ia memenangkan pemilihan umum dengan perbedaan suara yang tipis. Dua bulan sebelum ia menjabat menjadi presiden, putra mereka yang berumur 11 tahun tewas dalam kecelakaan kereta api. Franklin Pierce memasuki jabatannya sebagai presiden dengan penuh kesedihan dan hampir patah semangat. Kala itu Amerika menghadapi perpecahan rakyat yang semakin sengit akibat perbudakan. Presiden Franklin Pierce memilih anggota-anggota kabinet yang akan mewakili segenap golongan partainya. Ia juga bertekad untuk memalingkan perhatian negara dari persoalan perbudakan, yang kala itu memecah belah negara, dengan program politik luar negeri yang berani dan program pembangunan daerah-daerah bagian barat Amerika. Franklin menggaungkan semangat anti perbudakan dan penjajahan. Dia meminta rakyat bersatu menumpas 2 isu utama di Amerika Serikat saat itu. Franklin mengandalkan tokoh politik yang tergolong masih muda untuk mengawal gerakan. Dia juga menunjuk beberapa orang yang berusia muda untuk jabatan publik tertentu seperti Sekretaris Negara yang dijabat oleh William Learned Marcy.[10] Namun, akibat disahkannya sebuah rancangan undang-undang menjadi undang-undang oleh Presiden, pertentangan tentang perbudakan kembali pecah. Undang-undang itu antara lain menentukan bahwa penduduk daerah-daerah baru di bagian barat Amerika boleh memutuskan persoalan perbudakan mereka sendiri. Akibatnya, di Kansas, sebuah daerah baru di bagian barat Amerika kala itu, terjadi tembak menembak yang sengit antara pro-perbudakan dan anti-perbudakan. Tembak-menembak terjadi, dan peristiwa Kansas Berdarah tersebut menjadi babak pendahuluan Perang Saudara Amerika.
Setelah masa kepresidenanPerang saudaraMenjelang akhir kepemerintahannya, Presiden Franklin Pierce dapat mengatakan bahwa Kansas telah tenang, tetapi, di luar harapannya, Partai Demokrat tidak bersedia memilihnya kembali menjadi calon presiden. Ia kembali pulang ke New Hampshire untuk kembali membuka praktik hukumnya.[11] Pada tahun 1861, Perang Saudara pecah. Pierce pun berdiri di belakang pemerintahan Presiden Lincoln, tetapi lama kelamaan ia semakin mengecam Presiden.[12] Akhirnya sikapnya yang menentang terhadap pemerintahan masa perang saudara itu menjadikannya kurang disukai, bahkan di negara bagian asalnya sendiri. Tahun-tahun terakhir dan kematianTidak ada anggota keluarganya yang hadir di hari-hari terakhirnya. Franklin Pierce meninggal dunia pada pukul 4:35, hari Jumat, 8 Oktober 1869, pada usia 64 tahun.[13] Surat kabar di seluruh negeri memuat berita halaman depan yang panjang tentang karier Pierce yang penuh warna dan kontroversial. Pierce dimakamkan di sebelah istri dan dua putranya di Pemakaman Utara Lama Concord.[14] Referensi
|