Perbedaan antara seks dan gender tidak berlaku universal. Kata jenis kelamin/seks dan gender dipakai bergantian dalam penggunaannya sehari-hari.[2][3] Beberapa kamus dan bidang studi memiliki definisi yang berbeda untuk kedua istilah tersebut. Beberapa bahasa (seperti bahasa Jerman dan Finlandia) tidak memiliki kata yang berbeda untuk seks dan gender sehingga pembedaan dilakukan melalui konteks.[4][5]
Istilah perbedaan seks (bukan perbedaan gender) di dalam sains umumnya digunakan untuk menyebut karakteristik dimorfisme seksual yang diasumsikan muncul melalui evolusi akibat dari seleksi seksual.[6][7]
Seks
Anisogami, yaitu perbedaan ukuran gamet, merupakan karakteristik penentu seks. Berdasarkan definisi, laki-laki memiliki gamet berukuran kecil dan banyak bergerak (sperma) sementara perempuan memiliki gamet yang besar dan cenderung diam (ovum).[8] Pada manusia, diferensiasi seksual umum antara laki-laki dan perempuan mencakup ada atau tidak adanya kromosom Y, lalu jenis gonad, hormon seksual, anatomi reproduksi internal (seperti rahim pada perempuan), serta organ genitalia eksternal.[9]
Istilah perbedaan seksual umumnya digunakan untuk menyebut karakteristik dimorfisme seksual yang diasumsikan muncul melalui evolusi akibat dari seleksi seksual. Salah satu contohnya pada manusia adalah tinggi badan yang berbeda antara jenis-jeinis kelamin. Sementara itu, "perbedaan gender" seperti perbedaan panjang rambut kepala misalnya, bukan termasuk perbedaan seksual.[6][7] Penelitian telah menunjukkan bahwa jenis kelamin seseorang mempengaruhi perilaku orang tersebut.[10][11][12][13]Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa seks merupakan karakteristik biologis dan fisiologis laki-laki dan perempuan seperti organ reproduksi, kromosom, hormon, dan lain-lain.[14]
Sejarah
Sejarawan Amerika Serikat yaitu Thomas W. Laqueur menjelaskan bahwa sejak zaman Renaisans hingga abad ke-18, dunia kedokteran umumnya memandang hanya ada satu seks biologis (teori satu seks) dengan wanita dan pria memiliki struktur reproduksi yang sama. Pandangan tersebut tetap digunakan dalam beberapa diskursus abad ke-18 dan 19. Laqueur menyebutkan bahwa pada masa puncaknya, teori satu seks bahkan memeperoleh dukungan dari kaum terpelajar di Eropa namun tidak diketahui apakah teori tersebut juga populer di kalangan dokter yang menangani masyarakat umum.[15] Seks dan gender menjadi salah satu topik besar di Amerika Serikat pada masa perang dengan wanita yang harus bekerja dan pria yang turun ke medan pertempuran.[16]
Gender
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan gender sebagai "... peran, perilaku, kegiatan, dan sifat yang terkonstruksi secara sosial dan dipandang diperuntukkan berbeda ke dalam kategori maskulin dan feminin."[14]Food and Drug Administration (FDA) dahulu menggunakan istilah gender untuk menyebut perbedaan fisiologis antara laki-laki dan perempuan.[17] Pada tahun 2011, FDA merevisi sikap tersebut dan mulai menggunakan istilah seks untuk menyebut klasifikasi biologis dan gender untuk "representasi diri seseorang sebagai laki-laki atau perempuan atau bagaimana ia merespon terhadap institusi-institusi sosial yang didasarkan pada presentasi gender seseorang."[18]Gender juga kini masih dipakai untuk menyebut fisiologi hewan nonmanusia tanpa mengartikannya sebagai peran sosial gender.[3]
Beberapa filsuf feminis menegaskan bahwa gender berada secara terpisah dari seks.[19]
Sejarah
Bukti arkeologis menunjukkan bahwa gender dalam arti perbedaan segi sosial dan perilaku, muncul sekitar 30.000 tahun yang lalu.[20] Kata gender itu sendiri berasal dari bahasa Latin genus yang berarti "jenis" atau "varian". Pada abad ke-20, arti tersebut mulai punah dan satu-satunya penggunaan kata gender ada dalam ilmu bahasa untuk menyebut gender gramatikal.[2] Pada awal dekade 1970-an, psikolog John Money dan buku Man & Woman, Boy & Girl banyak disebut di dalam kajian teori feminisme. Gender kini umum disebutkan di dalam ilmu sosial meskipun dalam konteks lainnya, penggunaannya masih kurang lebih sama dengan kata "seks".[3]
Kritik
Ilmuwan politik Britania Raya, Jemima Repo, dalam bukunya yang berjudul The Biopolitics of Gender mengkritik penggunaan istilah gender di kalangan feminis yang juga dipakai sebagai landasan dalam biopolitik.[21]
Karena di dalam ilmu sosial sekarang istilah seks secara biologis dan gender secara sosial itu dibedakan, gender terkadang menjadi digunakan oleh linguistikawan untuk menyebut gender sosial dan gender dalam tata bahasa. Sebelumnya, dalam linguistik telah terdapat perbedaan antara seks dan gender. Seks digunakan untuk hal-hal di luar linguistik misalnya seks laki-laki, perempuan, nonpersonal, dan tidak tentu sementara gender digunakan untuk gender gramatikal yang merupakan kelas kata benda dalam sebuah bahasa seperti maskulin, feminin, dan netral yang umumnya ditentukan berdasarkan seks namun tidak selalu.[22][23]
GENDER yang dimaksud di sini adalah pengelompokan tata bahasa bagi kata benda, kata ganti, dan kata-kata lainnya dalam sebuah frase kata benda berdasarkan perbedaan arti tertentu, yang paling utama adalah perbedaan terkait dengan seks dari benda yang dideskripsikan.[a][24]
Sebagai contoh, bahasa Jerman memiliki tiga gender yaitu maskulin, feminin, dan netral. Kata benda untuk orang dan binatang dengan seks yang diketahui pada umumnya memiliki gender yang selaras dengan seksnya. Mann ("pria") misalnya, adalah kata benda dengan gender maskulin sementara Frau ("wanita") memiliki gender feminin. Tapi terdapat kata benda yang memiliki gender maskulin/feminin meskipun secara definitif tidak memiliki seks seperti Tisch ("meja") yang bergender maskulin dan Armbanduhr ("jam tangan") yang bergender feminin.
^Teks asli dalam bahasa Inggris: "By GENDER is meant a grammatical classification of nouns, pronouns, or other words in the noun phrase according to certain meaning-related distinctions, especially a distinction related to the sex of the referent."
Referensi
^ abPrince, V. (2005). "Sex vs. Gender". International Journal of Transgenderism. 8 (4): 29–32. doi:10.1300/J485v08n04_05.
^"Peruskäsitteet" (dalam bahasa Finlandia). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-05-08. Diakses tanggal 2018-02-11.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^ abMealey, L. (2000). Developmental and Evolutionary Strategies. New York: Academic Press.
^Lacqueur, T. W. (1992). Making Sex: Body and Gender From the Greeks to Freud. Cambridge: Harvard University Press. hlm. 68, 134–135, 149, 150–151. ISBN0-674-54355-6.