Bendera pelangi adalah bendera yang memuat garis-garis warna pelangi. Desainnya dapat berbeda menurut penggunaannya, tetapi warna-warna yang digunakan didasarkan pada warna spektrum cahaya tampak.[1][2]
Bendera LGBT tahun 1978 adalah penggunaan bendera pelangi yang paling dikenal.
Penggunaan era kontemporer dari bendera pelangi berasal dari awal abad ke-20. Aliansi Koperasi Internasional mengadopsi bendera pelangi pada 1925. Bendera serupa (ca. 1920) digunakan oleh penduduk asli Andes di Peru dan Bolivia untuk mewakili Kerajaan Inka. Sejak 1961, bendera perdamaian, juga dikenal sebagai bendera PACE, sangat populer di Italia dan pada tingkat yang lebih rendah di Eropa dan seluruh dunia. Sejak 1978, ketika diciptakan untuk mewakili kebanggaan gay, bendera pelangi berevolusi sebagai simbol gerakan LGBT. Di luar penggunaannya sebagai bendera LGBT, ada beberapa penggunaan independen pada saat ini.
Bendera pelangi dalam berbagai budaya dan gerakan
Reformasi (1525)
Tokoh reformis Thomas Müntzer (1489–1525) mengaitkan klaim revolusioner sosial dengan pekabaran Injil (Kej 9:11-17, Yes 40:8, 1 Ptr 1:25). Ia banyak dilukiskan dengan bendera pelangi di tangannya. Patung Thomas Müntzer di kota Stolberg, Jerman, juga memperagakan dirinya saat memegang bendera pelangi. Dalam Perang Petani Jerman abad ke-16, bendera pelangi bersama dengan sepatu bot petani ("Bundschuh") digunakan sebagai simbol zaman baru, harapan, dan perubahan sosial.
Pemilihan pelangi dalam bendera mengingatkan kembali pada pelangi sebagai simbol janji alkitabiah. Dalam Alkitab, TUHAN pertama kali menciptakan pelangi untuk mengisyaratkan Nuh bahwa tidak akan ada lagi banjir di seluruh dunia,[7][8] juga dikenal sebagai perjanjian pelangi.
Proposal bendera Republik Armenia (1919)
Bendera pelangi pernah diusulkan sebagai simbol negara Armenia saat meraih kemerdekaannya setelah Perang Dunia I. Bendera ini dirancang oleh seniman Armenia Martiros Saryan. Bendera ini tidak diadopsi karena negara itu memilih tiga garis warna seperti digunakan di kerajaan Armenia masa lalu. Seniman itu menggunakan warna-warna redup dan kaya yang melambangkan kain dan permadani Armenia.[9]
Gerakan koperasi (1921)
Bendera pelangi tujuh warna pernah diadaptasi oleh gerakan koperasi internasional. Bendera pelangi telah menjadi simbol koperasi sejak 1921 ketika Kongres Koperasi Internasional bertemu di Basel, Swiss untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan nilai-nilai dan cita-cita umum gerakan koperasi yang berkembang untuk membantu menyatukan koperasi di seluruh dunia.
Pada 1922 di Essen, Jerman, Aliansi Koperasi Internasional (ICA) merancang sebuah simbol koperasi internasional dan sebuah bendera untuk "Hari Koperator" pertama, yang diadakan pada Juli 1923. Setelah banyak dicoba dengan desain yang berbeda, seorang koperator Prancis yang terkenal, Charles Gide, menganjurkan tujuh warna pelangi untuk bendera tersebut. Dia menunjukkan bahwa pelangi melambangkan kebinekaan, cahaya, pencerahan, dan kemajuan. Bendera pelangi koperasi pertama rampung pada tahun 1924 dan diadopsi sebagai simbol resmi gerakan koperasi internasional pada tahun 1925.
Pada tahun 2001, bendera resmi ICA diubah dari bendera pelangi menjadi logo pelangi pada bidang putih, untuk mempromosikan dan memperkukuh citra koperasi, tetapi tetap menggunakan gambar pelangi. Organisasi lain terkadang menggunakan bendera pelangi tradisional sebagai simbol koperasi.
Seperti pelangi, bendera ini melambangkan harapan dan perdamaian. Masing-masing dari tujuh warna pada bendera koperasi bermakna:
merah: melambangkan keberanian
jingga: melambangkan visi
kuning: melambangkan tantangan yang telah diwujudkan oleh hijau
hijau: melambangkan tantangan bagi para koperator untuk berjuang demi pertumbuhan anggota dalam rangka mewujudkan tujuan dan nilai-nilai koperasi,
biru muda: melambangkan sifat saling membantu terhadap orang-orang lemah dalam rangka berjuang ke arah persatuan global
biru tua: melambangkan bahwa orang-orang lemah memerlukan manfaat dari koperasi
ungu: melambangkan kehangatan, kemolekan, dan persahabatan
Sejak April 2001, ICA mengibarkan bendera dengan logo ketika majelisnya memutuskan untuk mengganti bendera pelangi. Penggunaannya oleh sejumlah kelompok nonkoperasi menimbulkan kebingungan di beberapa negara di dunia.[10]
Bendera perdamaian (1961)
Bendera yang dikibarkan pertama kali di Italia ini digunakan dalam pawai perdamaian pada tahun 1961, terinspirasi oleh bendera serupa yang digunakan dalam demonstrasi menentang penggunaan senjata nuklir. Bendera ini menjadi populer dengan munculnya kampanye Pace da tutti i balconi ("perdamaian dari balkon") pada tahun 2002, dimulai sebagai protes terhadap perang yang akan dikobarkan di Irak. Warna yang umum digunakan berjumlah tujuh: ungu, biru, biru langit, hijau, kuning, jingga, dan merah, dan ditulisi kata PACE berwarna putih, yang berarti "damai".[11][12]
Variasi lainnya seperti garis ungu di bawah garis biru, serta menambahkan garis putih di atasnya (bendera asli era 1960-an memiliki garis putih di atasnya). Bendera ini telah diadopsi sebagai simbol gerakan perdamaian.
Bendera Cusco pertama kali digunakan di Peru pada 1973, dan digunakan sebagai lambang resmi kota Cusco.[13] Pada tahun 2007, pemerintah kota memutuskan untuk mengubah desain bendera tersebut agar tidak dikelirukan sebagai bendera LGBT.[14] Bendera tersebut baru diterapkan pada tahun 2021.[15] Di Ekuador, lambang pelangi digunakan oleh partai politik Pachakutik (1995), yang sebagian besar beranggotakan masyarakat adat sayap kiri.
Bendera pelangi bergaris 7 juga digunakan di Peru, Bolivia, dan Ekuador sebagai simbol penduduk asli, dan secara anakronistik diasosiasikan dengan Tawantin Suyu, atau wilayah Inka.[16] Meskipun secara umum diyakini di Peru sebagai bendera Kerajaan Inka, bendera pelangi tertua yang diketahui berasal dari abad ke-18 dan digunakan oleh Túpac Amaru II selama pemberontakan pribumi melawan Spanyol.[16] María Rostworowski, seorang sejarawan Peru yang dikenal karena publikasinya yang ekstensif dan mendetail tentang sejarah kebudayaan Peru dan Kekaisaran Inka, mengatakan, "Aku siap mempertaruhkan nyawaku, suku Inka tidak pernah memiliki bendera itu, tidak pernah ada, serta tidak ada sejarawan yang menyebutkannya".[17] Akademi Nasional Sejarah Peru telah menyatakan, "Penggunaan resmi dari bendera yang dianggap sebagai 'bendera Tawantinsuyu' adalah sebuah kekeliruan. Di dunia Andes pra-Hispanik, konsep bendera tersebut tidak ada, serta tidak ada dalam konteks sejarah".[18]
Bendera kebanggaan LGBT (1978)
Bendera pelangi pertama kali diperkenalkan sebagai simbol komunitas gay oleh seniman San FranciscoGilbert Baker pada tahun 1978. Warna-warni pada bendera tersebut sering dikaitkan dengan “keberagaman” dalam komunitas gay (tetapi sebenarnya memiliki arti literal). Bendera ini digunakan terutama dalam kegiatan kebanggaan LGBT dan di desa gay di seluruh dunia dalam berbagai bentuk termasuk spanduk, pakaian, dan perhiasan. Sejak 1990-an, simbol yang semula hanya mewakili gay, telah diperluas untuk mewakili komunitas LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender). Pada tahun 1994, dalam rangka memperingati 25 tahun kerusuhan Stonewall di kota New York, sebuah bendera pelangi sepanjang satu mil dibuat oleh Baker yang kemudian dipotong-potong menjadi beberapa bagian yang didistribusikan ke seluruh dunia.[19]
Awalnya dibuat dengan 8 warna, tetapi warna merah jambu dan biru toska dihilangkan untuk efisiensi produksi, dan sejak 1979 terdiri dari enam garis berwarna. Ini paling sering dikibarkan dengan garis merah di atasnya, karena itulah warna pertama yang muncul dalam pelangi di alam.[20] Selain simbolisme yang jelas dari komunitas LGBT tersebut, warna-warna tersebut melambangkan:
kehidupan, dilambangkan dengan warna merah;
penyembuhan, dilambangkan dengan warna jingga;
pencerahan, dilambangkan dengan warna kuning;
alam, dilambangkan dengan warna hijau
kerukunan dan kedamaian, dilambangkan dengan warna biru; dan
semangat, dilambangkan dengan warna ungu.
Warna yang dibuang melambangkan seksualitas (merah jambu) dan seni (biru toska).
Selama tahun 1980-an, warna hitam yang melambangkan pengidap AIDS ditambahkan di bagian bawah bendera pelangi sebagai warna ketujuh dan diberi nama bendera "Kemenangan Atas AIDS".[21] Pada lain kesempatan, warna lain telah ditambahkan pada desain bendera oleh Gilbert Baker, seperti hitam-dan-cokelat untuk mewakili kulit berwarna pada tahun 2017,[22] dan putih-merah muda-biru untuk transgender dan queer pada tahun 2019.[23]
Nasionalisme Baska (1978)
Gerakan sayap kiri Herri Batasuna menggunakan Ikurriña (bendera nasional Basque) yang diberi warna pelangi sejak 1978 hingga dibubarkan pada tahun 2001.[24]
Oblast Otonom Yahudi (1996)
Bendera pelangi juga digunakan oleh Oblast Otonom Yahudi, yang terletak di Distrik Federal Timur Jauh Rusia, di perbatasan Tiongkok, dengan perbandingan lebar/panjang 2:3. Diadopsi pertama kali pada Oktober 1996.[25]
Oblast Otonom Yahudi menggunakan tujuh warna pelangi. Hal ini melambangkan bahwa menorah Yahudi memiliki tujuh cabang. Warnanya sedikit berbeda dari warna spektral dasar, dengan emas sebagai pengganti kuning, biru terang untuk biru muda, dan nila untuk biru tua.[26] Pada 2013, bendera tersebut mendapatkan uji materi agar tidak bertentangan dengan undang-undang propaganda gay Rusia. Bendera tersebut ditetapkan aman karena latar belakang putih, batas putih pada garis-garis, juga warna ketujuh (biru muda).[27]
Dukungan untuk NHS (2020)
Selama pandemi Covid-19 di Britania Raya, simbol pelangi telah digunakan untuk menandakan dukungan dan rasa terima kasih kepada Jawatan Kesehatan Nasional (NHS).[28] Namun, dengan banyaknya orang-orang yang mengaitkan bendera LGBT dengan NHS telah menimbulkan kekhawatiran di antara beberapa masyarakat LGBT bahwa bendera itu tidak memiliki hubungan "sebagai simbol kesetaraan" dan dapat menyebabkan penghapusan identitas.[29][30]
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Rainbow flag.
^Alvarez, José Antonio Pozas (7 August 2018). "Why Does the Rainbow have 7 Colors?". OpenMind. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 April 2019. Diakses tanggal 30 May 2019.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"New Rochelle, NY–Points of Interest". The History Box. May 22, 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 8, 2009.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan) (Transcription of New York—A Guide to the Empire State page.)
^"Introduction to ICA". International Co-operative Alliance. 21 September 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 15, 2008.
^"Flags of Peace". Bandiere di Pace.org (dalam bahasa Italia). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-08-12. Diakses tanggal 2007-08-20.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Det nytter!" [It helps!]. Amnesty International (dalam bahasa Norwegia). 6 June 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 March 2020. Diakses tanggal 21 March 2020.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Conoce la historia y significado de la bandera del Cusco" [Do you know the history and significance of the flag of Cusco]. Peru.travel (dalam bahasa Spanish). 6 December 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 January 2022. Diakses tanggal 29 January 2022.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Participación Ciudadana - Boletín Nº 59"(PDF). Congreso de la República. 23 June 2004. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal August 13, 2011. El uso oficial de la mal llamada bandera del Tahuantinsuyo es indebido y equívoco. En el mundo pre-hispánico andino no se vivió el concepto de bandera, que no corresponde a su contexto histórico.
^"Символика" [Geraldics] (dalam bahasa Rusia). Official State Portal of Jewish Autonomous Oblast. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 June 2020. Diakses tanggal 10 June 2020.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Forbes. Diarsipkan dari versi asli Parameter |archive-url= membutuhkan |url= (bantuan) tanggal 20 May 2020.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan); Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan); Parameter |access-date= membutuhkan |url= (bantuan)
1 Nontradisional berarti tidak umum digunakan dalam heraldik, biasanya muncul dalam lambang-lambang kebesaran regional atau modern, kadang-kadang dianggap bukan bagian dari heraldik