Menorah

Menorah adalah kata bahasa Ibrani untuk Kandil atau Kaki Dian (disebut juga "Kaki Pelita" atau "Pelita" saja; bahasa Ibrani: מנורה - menôrâh. Dalam rangka pembangunan Kemah Suci Allah memerintahkan untuk membuat sebuah "Menorah", yaitu "Kandil" atau "Kaki Pelita", berhias terbuat dari emas (Keluaran 25:31). Dari batang tiang utama yang menyangga pegangan pelita, muncul 3 pasang cabang dengan arah berlawanan, yang pada ujung-ujungnya ada pegangan pelita berbentuk bunga. Gambar pada beberapa uang logam dan Gerbang Titus di Roma, menolong untuk memperoleh bentuknya yang jelas, karena saat ini barang aslinya tidak diketahui lokasinya, sejak kehancuran Bait Suci Pertama pada abad ke-6 SM.[1]

Menorah terbuat dari emas murni seberat satu talenta (± 150 kilogram), terdiri atas alas (kaki), batang, enam cabang – masing-masing tiga sebelah-menyebelah – dan tujuh buah pelita. Batang dan cabang dilengkapi dengan kelopak, tombol, dan kembang. Ukurannya tidak ditulis di dalam Alkitab.

Sebuah rekonstruksi Menorah yang ada dalam Bait Allah, dibuat oleh "Temple Institute".

Haruslah engkau membuat kandil dari emas murni; dari emas tempaan harus kandil itu dibuat, baik kakinya baik batangnya; kelopaknya—dengan tombolnya dan kembangnya—haruslah seiras dengan kandil itu.

Petunjuk pembuatan

Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen mencatat perintah dan petunjuk pembuatan dalam Kitab Keluaranpasal 25:31-40, sebagai berikut:

"Haruslah engkau membuat kandil dari emas murni; dari emas tempaan harus kandil itu dibuat, baik kakinya baik batangnya; kelopaknya--dengan tombolnya dan kembangnya--haruslah seiras dengan kandil itu."

Selanjutnya diberikan perincian:

  • Enam cabang harus timbul dari sisinya: tiga cabang kandil itu dari sisi yang satu dan tiga cabang dari sisi yang lain.
  • Tiga kelopak yang berupa bunga badam pada cabang yang satu—dengan tombol dan kembangnya—dan tiga kelopak yang serupa pada cabang yang lain—dengan tombol dan kembangnya--;demikianlah juga dibuat keenam cabang yang timbul dari kandil itu.
  • Pada kandil itu sendiri harus ada empat kelopak berupa bunga badam—dengan tombolnya dan kembangnya. Juga harus ada satu tombol di bawah sepasang cabang yang pertama, yang timbul dari kandil itu, dan satu tombol di bawah yang kedua, dan satu tombol di bawah yang ketiga; demikianlah juga kaubuat keenam cabang yang timbul dari kandil itu. Tombol dan cabang itu harus timbul dari kandil itu, dan semuanya itu haruslah dibuat dari sepotong emas tempaan yang murni.
  • "Haruslah kaubuat pada kandil itu tujuh lampu dan lampu-lampu itu haruslah dipasang di atas kandil itu, sehingga diterangi yang di depannya."
  • Sepitnya dan penadahnya haruslah dari emas murni.
  • Dari satu talenta emas murni haruslah dibuat kandil itu dengan segala perkakasnya itu.
  • "Dan ingatlah, bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu (= Musa) di atas gunung itu (= Sinai)."[2]

Catatan pembuatan

Alkitab Ibrani juga mencatat proses pembuatannya dalam Kitab Keluaran pasal 37:17-24 yang dilakukan oleh Bezaleel bin Uri bin Hur, dari suku Yehuda, yaitu orang yang telah ditunjuk sebagai pembuat perkakas Kemah Suci, sebagai berikut:

Dibuatnyalah kandil itu dari emas murni; dari emas tempaan dibuatnya kandil itu, baik kakinya baik batangnya; kelopaknya--dengan tombolnya dan kembangnya--dibuat seiras dengan kandil itu.
  • Ada enam cabang timbul dari sisinya: tiga cabang kandil itu dari sisi yang satu dan tiga cabang dari sisi yang lain.
  • Tiga kelopak yang berupa bunga badam pada cabang yang satu—dengan tombol dan kembangnya—dan tiga kelopak yang serupa pada cabang yang lain—dengan tombol dan kembangnya--;demikian juga dibuat keenam cabang yang timbul dari kandil itu.
  • Pada kandil itu sendiri ada empat kelopak berupa bunga badam—dengan tombolnya dan kembangnya. Juga ada satu tombol di bawah sepasang cabang yang pertama yang timbul dari kandil itu, dan satu tombol di bawah yang kedua, dan satu tombol di bawah yang ketiga; demikianlah juga dibuat keenam cabang yang timbul dari situ. Tombol dan cabang itu timbul dari kandil itu, dan semuanya itu dibuat dari sepotong emas tempaan yang murni.
  • Dibuatnyalah pada kandil itu tujuh lampu dengan sepitnya dan penadahnya dari emas murni.
  • Dari satu talenta emas murni dibuatnyalah kandil itu dengan segala perkakasnya.[3]

Di Indonesia

Monumen Menorah (non-Hanukkah) bercabang 7 terbesar di dunia dikabarkan terdapat di kota Manado, Indonesia, sebuah negara dengan populasi Yahudi sekitar 200 orang saja. Pemerintah setempat, dari daerah Minahasa Utara, membiayai pendirian menorah raksasa yang berdiri pada ketinggian 62 meter itu pada tahun 2009 dengan biaya sekitar $150.000.[4]

Galeri

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Browning, W (2015). Kamus Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 266. 
  2. ^ Keluaran 25:31–40
  3. ^ Keluaran 37:17–24
  4. ^ Onishi, Norimitsu (22 November 2010). "In Sliver of Indonesia, Public Embrace of Judaism". The New York Times. Diakses tanggal 17 January 2011. 

Pranala luar