Manna (bahasa Ibrani: מָן, har.'apakah ini') merupakan makanan yang menopang orang Israel dalam pengembaraan mereka di padang gurun.[1] Manna berwarna putih dan mempunyai rasa manis.[1] Namun ada juga sumber yang mengatakan bahwa roti Manna itu tawar sehingga menyebabkan orang-orang Israel mengeluh di padang gurun.[2] Di Alkitab tertulis:
Umat Israel menyebutkan namanya: manna; warnanya putih seperti ketumbar dan rasanya seperti rasa kue madu.[3]
Turunnya manna
Apabila embun turun di tempat perkemahan orang Israel pada waktu malam, maka turunlah juga manna di situ.[4] Bangsa itu berlari kian ke mari untuk memungutnya, lalu menggilingnya dengan batu kilangan atau menumbuknya dalam lumpang. Mereka memasaknya dalam periuk dan membuatnya menjadi roti bundar; rasanya seperti rasa panganan yang digoreng.[5]
Adapun manna itu warnanya putih seperti ketumbar, kelihatannya seperti damar bedolah dan rasanya seperti rasa kue madu.[3][6]
Mujizat Sabat
Dalam Kitab Keluaranpasal 16 diceritakan bahwa Tuhan menurunkan manna sehari sebelum hari Sabat dua kali lipat lebih banyak dari biasanya.[7][8] Tujuannya adalah agar mereka mengumpulkan roti lebih banyak dan memiliki persediaan makanan ketika hari Sabat.[8] Pada hari Sabat mereka tidak diperkenankan untuk bekerja.[1] Apa yang tersisa dari hari keenam, itulah yang mereka makan pada hari Sabat.[8]
Ada yang berpendapat bahwa roti Manna ini adalah getah yang dikeluarkan oleh serangga menjadi seperti embun yang mempunyai rasa menyerupai madu dari kumbang parasit Trehala manna,[1] tetapi peristiwa mulainya sampai berhentinya pemberian roti manna ini digambarkan sebagai mukjizat.[1]
Roti yang turun dari surga
YesusKristus dan orang banyak di Galilea menunjuk kepada Manna di mana Yesus menyatakan diri sebagai "roti hidup" yang "turun dari surga" dalam Injil Yohanespasal 6.[9] Roti ini disebut sebagai makanan orang percaya pada zaman baru.[1] Selain itu, roti Manna juga disebut sebagai roti dari Surga.[8]