Di dalam Alkitab, efod biasanya dicatat terbuat dari kain lenan, tetapi tidak merupakan pakaian lengkap, sehingga dalam Kitab 1 Samuel, Mikhal istri Daud melihat Daud yang menari-nari memakai efod memandangnya rendah karena tidak berpakaian pantas di hadapan hamba-hamba perempuan.[5]Kitab 1 Tawarikh menyatakan bahwa Daud memakai jubah dari lenan halus, sebagaimana orang-orang Lewi yang mengangkut tabut perjanjian... dan David juga memakai sebuah efod dari lenan.[6] "dan Daud memakai efod lenan."[7] Tampaknya mengenakan efod merupakan suatu implikasi keagamaan dan upacara penting, karena 85 orang imam di Nob dikatakan sebagai orang-orang yang mengenakan efod;[8] meskipun Teks Masoret mencatatnya sebagai efod lenan.[9] Kata lenan (= linen) tidak ada dalam versi Septuaginta (bahasa Yunani) juga tidak tertulis ketika Septuaginta mencatat Daud dan Samuel mengenakan efod. Karenanya, sejumlah pakar tekstual menganggap kata itu di teks Masoret merupakan tambahan kemudian.[10]
Efod Imam Besar
Dalam Kitab Keluaranpasal 28 tertulis bahwa "Baju Efod" merupakan bagian pakaian khusus untuk Imam Besar, dan di atasnya akan dipakai tutup dada, beserta Urim dan Tumim. Menurut catatan, baju efod itu harus dibuat dari emas, kain ungu tua dan kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya: buatan seorang ahli.[11]Talmud menuliskan bahwa setiap tekstur dikombinasi dalam 6 helai kain dengan daun emas sebagai yang ketujuh, dengan total 28 kain di teksturnya (Yoma 71b). Catatan Alkitab tidak memuat bentuk atau panjang efod.
Tertulis pula bahwa haruslah ada pada baju efod itu dua tutup bahu yang disambung kepadanya, pada kedua ujungnyalah harus baju efod itu disambung. Pada kedua tutup bahu baju efod itu ditaruh dua permata krisopras yang di atasnya diukir nama para anak Israel menurut urutan kelahirannya; diukirkan seperti meterai seperti buatan seorang pengasah permata. Hal itu sebagai permata peringatan untuk mengingat orang Israel yang dibawa ke hadapan TUHAN oleh imam besar di atas kedua tutup bahunya menjadi tanda peringatan. Dua tutup bahu itu diikat di bagian depan baju efod dengan tutup dada menggunakan dua gelang emas, yang dipasang pada kedua ujung masing-masing mengikat tutup dada dengan satu rantai emas. Sabuk pengikat yang ada pada baju efod itu haruslah sama buatannya dan seiras dengan baju efod itu, yakni dari emas, kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya. Tutup dada dengan gelangnya diikatkan kepada gelang baju efod dengan memakai tali ungu tua, sehingga tetap di atas sabuk baju efod, dan tutup dada itu tidak dapat bergeser dari baju efod.[11] Dari gambaran ini tampaknya berupa sesuatu apron minimal atau suatu sarung dengan ikatan-ikatan,[12] meskipun Rashi berpendapat itu sama dengan busana wanita untuk naik kuda.[13] Catatan Alkitab mengenai batu permata yang diukir itu dituliskan terbuat dari syoham (dalam Alkitab Terjemahan Baru dipakai "krisopras"; oleh para pakar diduga malachite,[14] dalam tradisi Yahudi dianggap heliodor,[15] dan dalam Alkitab Versi Raja James dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai "onyx"), dengan nama-nama anak-anak Israel diukir di atasnya (Sotah 36a).
Penggunaan untuk menanyakan petunjuk Tuhan
Selain sebagai pakaian, baju Efod juga digunakan untuk menanyakan petunjuk Allah, yang berkaitan dengan Urim dan Tumim.[16] Dalam Kitab 1 Samuel tertulis bahwa bila raja Saul atau Daud hendak mendapatkan petunjuk Allah, mereka meminta imam untuk membawa efod itu kepada mereka.[17]