"dan ikat pinggang dari lenan halus yang dipintal benangnya, kain ungu tua, kain ungu muda dan kain kirmizi, dari tenunan yang berwarna-warna--seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa."[2]
Ikat pinggang lenan halus dengan "kerja bordir" menggunakan benang berwarna warna ungu tua, ungu muda dan merah itu dipakai oleh para imam bersama pakaian putih dengan linen yang dipintal benangnya. Ikat pinggang ini berbeda dengan bordir sabuk baju efod. Seperti yang lainnya, jubah imam, tujuan ikat pinggang adalah "untuk kemuliaan dan keindahan" (Keluaran 28:41). Pada Hari raya Pendamaian Imam besar mengganti baju dengan memakai pakaian khusus dari lenan yang termasuk ikat pinggang dari lenan halus tanpa bordir (Imamat 16:4). Ini pakaian lenan yang dipakai hanya sekali, dan dibuat baru setiap tahun.
Komentar rabinik
Menurut literatur Rabinik, Midras dan Maimonides, ikat pinggang atau selempang itu berukuran 32 hasta (16 meter) panjangnya dan 2, 3 atau 4 jari lebarnya.[3] Dengan ukuran sepanjang itu, ikat pinggang akan mengitari tubuh beberapa kali. Berbagai teori berbeda mencoba menjelaskan bagaimana hal ini dilakukan: beberapa mengatakan yang dikelilingi hanya pinggang, sementara yang lain mengatakan mengelilingi pinggang dan naik ke atas bahu, menyeberangi jantung. Dalam hal apapun, ujungnya diikat dan dibiarkan menggantung di depan. Menurut Talmud, pemakaian ikatan melambangkan penebusan "dosa-dosa hati" (pikiran kotor) pada Bani Israel.[4]