Zaitun (Olea europaea) atau oliva adalah pohon kecil tahunan dan hijau abadi, yang buah mudanya dapat dimakan mentah ataupun sesudah diawetkan sebagai penyegar. Buahnya yang tua diperas dan minyaknya diekstrak menjadi minyak zaitun yang dapat dipergunakan untuk berbagai macam keperluan. Zaitun adalah anggota sukuOleaceae.
Ciri-ciri
Tanaman zaitun memiliki ciri-ciri di antaranya:
tumbuh sebagai pohon atau perduhijau abadi mempunyai bunga berbentuk lonceng
pendek dan gemuk, tingginya jarang melebihi 8–15 m (26–49 ft), kecuali varietas Pisciottana yang lebih besar dan tinggi
daun tunggal dengan kedudukan berhadapan tanpa daun penumpu, berwarna hijau keperakan, berbentuk lonjong dengan panjang 4–10 cm (1,6–3,9 in) dan lebar 1–3 cm (0,39–1,18 in)
batang keriput dan terpelintir
bunga banci atau berkelamin tunggal dan buah menumpang; bunga kecil-kecil berwarna putih berbulu, dengan calyx dan corolla berbelah sepuluh, dua stamen dan stigma bifid, biasanya tumbuh pada kayu tahun sebelumnya
buahnya kecil berupa buah batu (drupe), panjangnya 1–25 cm (0,39–9,84 in) dengan biji memiliki endosperma. Buahnya berukuran lebih kurus dan kecil pada tanaman liar dibandingkan pada pembudidayaan.
Zaitun mulai berbuah saat berumur lima tahun dan usianya dapat mencapai ribuan tahun, sehingga yang tadinya perdu telah menjadi pohon besar. Pohon zaitun yang berumur ribuan tahun di antaranya pernah ditemukan di Palestina yang bertahan hidup hingga 2000 tahun.
Zaitun dipanen pada waktu masih hijau sampai sudah berwarna ungu. Buah zaitun hitam dalam kaleng mungkin mengandung bahan kimia (biasanya fero sulfat) yang menjadikannya berwarna hitam secara buatan. Biji Olea europaea biasanya dalam bahasa Inggris di Amerika disebut pit atau rock, sedangkan di Inggris sebagai stone, semuanya bermakna "batu".
Distribusi
Distribusinya meliputi daerah-daerah iklim panas sampai iklim sedang. Kebanyakan jenisnya dapat ditemui di Asia, Afrika dan daerah Laut Tengah. Varietas Pisciottana, yang terdiri dari 40.000 pohon hanya ditemukan di daerah sekitar Pisciotta, Campania, di wilayah selatan Italia, tingginya melebihi rata-rata zaitun di tempat lain, serta batangnya lebih besar diameternya. Tumbuhan ini masih berkerabat dengan melati (Jasminum sambac).
Taksonomi
Dikenal enam subspesies alami Olea europaea yang tersebar di wilayah luas:[1][2]
Bentuk tumubuhan liar sering kali dianggap spesies tersendiri dengan nama ilmiah Olea oleaster.
Simbol dan manfaat
Tangkai zaitun berdaun sering dipakai sebagai lambang perdamaian dan telah lama menjadi bagian kebudayaan Barat. Di dalam masyarakat ini dahan zaitun menjadi lambang perdamaian dan telah ditanam sejak ratusan tahun yang lalu untuk diambil buahnya yang sedap. Dari filosofi tersebut dapat kita ambil intisari bahwa dengan tumbuhnya zaitun akan membawa perdamaian.
Menurut pandangan Islam
Dalam Alquran, buah dan pohon zaitun diumpamakan sebagai pohon yang diberkahi sekaligus sebagai simbol penerang cahaya hidayah Allah.
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu — An Nūr - 31[4]
Banyak manfaat dari pohon zaitun ini. Selain buahnya yang enak, kayu dari pohon zaitun juga sangat bagus, keras dan indah. Selain untuk dimakan buah zaitun juga digunakan sebagai penyedap makanan. Apabila diperas buahnya, kita dapat memperoleh minyaknya. Minyak ini dapat digunakan sebagai bumbu salad dan belakangan banyak digunakan untuk bahan kosmetik yang dapat menjaga kelembaban dan kekencangan kulit sehingga diyakini dapat menjadikan kulit awet muda.
Pohon zaitun adalah pohon yang sangat berarti bagi masyarakat Palestina karena merupakan bagian dari hidup, budaya, sejarah, sumber makanan, dan identitas mereka. Motif daun pohon zaitun juga ada di kain khas Palestina yaitu Keffiyeh Palestina.
Bahkan dalam Al-Qur'an, Allah SWT memilih Zaitun untuk mengarahkan pandangan Rasulullah SAW yang pada saat itu berada di Mekkah untuk memperhatikan Baitul Maqdis (Mesjid Al-Aqsha, Palestina). Hal ini Allah SWT sampaikan dalam Al-Quran surah At-Tin.
Khususnya Q.S. At-Tin ayat 1 yang artinya "Demi buah Tin dan buah Zaitun". Buah Tin dan Zaitu banyak sekali tumbuh di Palestina. Selain itu, kata Abu Qatadah (seorang sahabat Nabi yang turut dalam perang Uhud dan Hudaibiyah) bahwa "Tin adalah nama sebuah bukit di Damaskus dan Zaitun nama sebuah bukit di Baitul Maqdis". Bukit Zaitun ini dekat dengan Jerusalem, menurut kepercayaan dari bukit itulah Nabi Isa Al-Masih mi'raj ke langit. Tandanya kedua negeri tersebut penting untuk diperhatikan. Dan menurut sebuah riwayat pula, yang diterima dari Ibnu Abbas bahwa "Tin adalah masjid yang mula didirikan oleh Nabi Nuh di atas Gunung Al-Judi, dan zaitun adalah Baitul Maqdis."
Secara umum, zaitun banyak digunakan untuk kuliner, kesehatan, juga kosmetik.
Zaitun dan Palestina
Di November 2023 ini, masyarakat dunia sangat falimiar dengan simbol semangka 🍉 yang menjadi simbol perlawanan masyarakat Palestina atas penjajahan Israel saat ini. Tapi ada juga simbol yang lebih berakar pada masyarakat Palestina, yaitu pohon Zaitun. Lihat saya pada kain Keffiyeh khas Palestina.
Masyarakat Palestina mulai dari tepi barat sungai Yordan dan Gaza, mereka senantiasa menanam pohon zaitun. Dicatat lebih dari 10.000.000 pohon zaitun mereka tanam walau dalam keadaan terjajah, yang tentu itu adalah penghasilan utama mereka. Adapula pohon zaitun diwarisi dari orang tua mereka yang pohonnya berusia puluhan hingga ratusan tahun. Jika tanaman ini adalah sebuah warisan dari orang tua dan nenek mereka terdahulu, tentu ada kenangan, amanah, dan ingatan-ingatan tentang keluarga di dalamnya.
Maka, saat Israel menginjakkan tanah ke Palestina mereka menyasar pohon Zaitun. Tercatat pula suatu laporan dari 1967 sampai 2013, penjajah Israel merusak sekitar 800.000 pohon zaitun. Ada yang dibakar didepan pemiliknya, ditebang, dicabut, dan dihancurkan. Sehinggah mengakibatkan kerugian minimal $ 12.300.000 pertahun. Bagaimana mungkin orang-orang Israel yang merasa bahwa tanah itu adalah tanah yang dijanjikan untuk mereka, merasa tanah itu milik mereka, dan merasa mereka penduduk asli dan berasal dari tanah tersebut malah berbuat kerusahan dan merusak pohon zaitun yang jadi identitas tanah tersebut.
Maka kita belajar dari pohon zaitun yang terdzalimi bahwa penduduk asli yang penuh cinta dengan negerinya tidak akan pernah merusak tanah dan tanaman negerinya tercinta.