Motorola Mobility LLC, dipasarkan sebagai Motorola, adalah sebuah perusahaan elektronik konsumen dan telekomunikasi asal Amerika Serikat.[3] Motorola Mobility terutama memproduksi ponsel cerdas dan perangkat lain yang menjalankan sistem operasi Android yang dikembangkan oleh Google.
Motorola Mobility dibentuk pada tanggal 4 Januari 2011, setelah Motorola dibagi menjadi dua perusahaan terpisah, dengan Motorola Mobility melanjutkan jajaran produk Motorola yang berorientasi konsumen (termasuk bisnis ponselnya, serta modem kabel dan set-top boxtelevisi berlangganan), sementara Motorola Solutions melanjutkan jajaran produk Motorola yang berorientasi korporat.
Pada bulan Mei 2012, Google mengakuisisi Motorola Mobility dengan harga US$12,5 milyar. Tujuan utama dari akuisisi tersebut adalah untuk mendapatkan portofolio paten milik Motorola, untuk melindungi pemasok Android lain dari litigasi. Di bawah Google, Motorola Mobility meningkatkan fokusnya pada pasar ponsel cerdas murah, dan di bawah divisi Google ATAP, perusahaan ini mengembangkan Project Ara, sebuah platform untuk ponsel cerdas modular dengan komponen yang dapat dibongkar pasang. Sesaat setelah selesai mengakuisisi, Google menjual bisnis modem kabel dan set-top box dari Motorola Mobility ke Arris Group.
Pada bulan Januari 2014, Google mengumumkan bahwa mereka akan menjual Motorola Mobility ke Lenovo dengan harga $2,91 milyar. Penjualan tersebut, yang tidak meliputi ATAP dan hanya meliputi 2.000 paten Motorola, akhirnya selesai pada tanggal 30 Oktober 2014.[4] Lenovo lalu mengungkapkan niatnya untuk menggunakan Motorola Mobility sebagai cara untuk berekspansi ke pasar ponsel cerdas di Amerika Serikat. Pada bulan Agustus 2015, divisi ponsel cerdas dari Lenovo dimasukkan ke dalam Motorola Mobility.
Pada tanggal 4 Januari 2011, Motorola Inc. dibagi menjadi dua perusahaan publik, dengan Motorola Solutions mengambil unit bisnis dari Motorola yang berorientasi korporat, sementara divisi yang berorientasi konsumen diambil oleh Motorola Mobility.[5] Motorola Mobility awalnya terdiri dari bisnis ponsel, yang memproduksi ponsel cerdas dan aksesoris seperti headphoneBluetooth, serta bisnis rumah, yang memproduksi set-top box, solusi video end-to-end, telepon nirkabel, dan modem kabel.[5] Secara hukum, Motorola Inc. diubah namanya menjadi Motorola Solutions dan Motorola Mobility dipisah menjadi sebuah perusahaan tersendiri.
2012–2014: Di bawah kepemilikan Google
Pada tanggal 15 Agustus 2011, Google asal Amerika Serikat mengumumkan bahwa mereka akan mengakuisisi Motorola Mobility dengan harga $12,5 milyar, jika mendapat persetujuan dari regulator.[6][7][8] Kritikus lalu melihat Google menjadi white knight, karena Motorola sebelumnya merugi selama lima kuartal berturut-turut.[9] Google berencana mengoperasikan Motorola sebagai sebuah perusahaan independen.[10] Pada sebuah tulisan di blog Google, CEO Google, Larry Page mengungkapkan bahwa akuisisi Google terhadap Motorola Mobility adalah sebuah langkah strategis untuk memperkuat portofolio paten Google. Pada saat itu, Motorola Mobility memiliki 17.000 paten, dengan 7.500 paten masih menunggu pengesahan.[11][12] Pengembangan portofolio tersebut untuk mempertahankan kelangsungan dari sistem operasi Android, yang telah menjadi subyek dari sejumlah tuntutan pelanggaran paten antara pemasok perangkat Android dengan perusahaan lain, seperti Apple, Microsoft, dan Oracle.[11][13][14]
Pada tanggal 17 November 2011, Motorola Mobility mengumumkan bahwa pemegang sahamnya mendukung akuisisi oleh Google dengan harga $12,5 milyar. Akuisisi tersebut lalu disetujui oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat dan Uni Eropa pada tanggal 13 Februari 2012.[15] Akuisisi tersebut kemudian juga disetujui oleh otoritas di Tiongkok dan akhirnya selesai pada tanggal 22 Mei 2012.[16] Setelah selesai diakuisisi, CEO Motorola Mobility, Sanjay Jha digantikan oleh Dennis Woodside, mantan Wakil Presiden Senior di Google.[17]
Pada tanggal 13 Agustus 2012, Google mengumumkan bahwa mereka akan mengurangi 4.000 orang pegawai Motorola Mobility dan menutup sepertiga kantor Motorola Mobility, terutama yang terletak di luar Amerika Serikat.[18]
Pada tanggal 19 Desember 2012, diumumkan bahwa Arris Group akan membeli bisnis modem kabel dan set-top box dari Motorola Mobility dengan harga $2,35 milyar.[19]
Pada bulan Mei 2013, Motorola Mobility membuka pabrik di Fort Worth, Texas, dengan tujuan untuk merakit ponsel cerdas kustom di Amerika Serikat. Pada puncaknya, pabrik tersebut mempekerjakan 3.800 orang.[20] Pada tanggal 9 April 2014, pasca berhentinya Woodside, pemimpin pengembangan produk Motorola Mobility, Rick Osterloh ditunjuk sebagai presiden baru Motorola Mobility.[21]
Di bawah kepemilikan Google, pangsa pasar Motorola Mobility didorong dengan fokus pada ponsel cerdas murah berkualitas tinggi, yang ditujukan untuk dijual di negara berkembang. Pada kuartal pertama tahun 2014, Motorola berhasil menjual 6,5 juta unit ponsel, terutama berkat penjualan Moto G di India dan Britania Raya, di mana perusahaan ini menjual 6% dari total ponsel buatannya pada kuartal tersebut. Pada bulan Mei 2014, perusahaan ini meluncurkan Moto E, sebuah ponsel murah yang ditujukan untuk pembeli di negara berkembang yang belum pernah memakai ponsel cerdas sama sekali.[22][23][24][25] Pada bulan Mei 2014, Motorola Mobility mengumumkan bahwa mereka akan menutup pabriknya di Fort Worth pada akhir tahun 2014, karena tingginya biaya produksi di Amerika Serikat dan lemahnya penjualan Moto X (yang dikustom dan dirakit di pabrik tersebut), serta makin fokusnya perusahaan ini pada perangkat murah dan negara berkembang.[20]
2014–sekarang: Di bawah kepemilikan Lenovo
Pada tanggal 29 Januari 2014, Google mengumumkan bahwa mereka akan menjual Motorola Mobility ke Lenovo asal Tiongkok dengan harga US$2,91 milyar, setelah mendapat persetujuan dari regulator.[3] Google mempertahankan unit Proyek & Teknologi Canggih (yang lalu diintegrasikan ke tim utama Android), dan hanya menjual 2.000 paten milik Motorola Mobility. Lenovo mengungkapkan niatnya untuk masuk ke pasar ponsel cerdas di Amerika, dan sebelumnya telah mengungkapkan ketertarikannya untuk mengakuisisi BlackBerry, tetapi diberitakan dilarang oleh pemerintah Kanada karena alasan keamanan negara.[26][27][28][29] Akuisisi tersebut akhirnya selesai pada tanggal 30 Oktober 2014. Motorola Mobility tetap berkantor pusat di Chicago, dan tetap menggunakan merek Motorola, sementara Liu Jun (刘军), presiden bisnis ponsel Lenovo, menjadi chairman Motorola Mobility.[30]
Pada tanggal 26 Januari 2015, Motorola Mobility meluncurkan kembali jajaran produknya di Tiongkok dengan peluncuran Moto X generasi kedua, serta peluncuran Moto G LTE dan Moto X Pro (sebelumnya bernama Nexus 6) bersamaan dengan Tahun Baru Imlek.[31]
Lenovo mempertahankan pendekatan "lepas tangan" terhadap pengembangan produk Motorola. Kepala perancang, Jim Wicks menjelaskan bahwa "Google hanya sedikit mempengaruhi dan Lenovo pun sama." Perusahaan ini tetap menerapkan hal yang telah diterapkan sejak dimiliki oleh Google, seperti penggunaan sistem operasi Android yang hampir tanpa modifikasi, menjual produknya dengan harga di bawah harga produk buatan kompetitor, tetapi menawarkan perangkat keras yang lebih baik, dan lebih fokus menjual langsung ke pembeli di Amerika Serikat (tidak melalui operator seluler).[32] Pada tanggal 28 Juli 2015, Motorola meluncurkan tiga produk baru, yakni Moto G generasi ketiga, Moto X Play, dan Moto X Style.[32]