Perusahaan ini didirikan pada tahun 1987 oleh Ren Zhengfei, mantan Deputi Komandan Resimen di Tentara Pembebasan Rakyat.[5] Awalnya fokus memproduksi switch telepon, Huawei kemudian berekpansi dengan memproduksi jaringan telekomunikasi, menyediakan jasa konsultansi dan operasional dan peralatan untuk perusahaan di Tiongkok maupun di luar Tiongkok, serta memproduksi perangkat komunikasi untuk pasar ritel.[6][7] Huawei mempekerjakan lebih dari 194.000 orang hingga Desember 2019[update].[8]
Huawei menyediakan produk dan jasanya di lebih dari 170 negara.[9] Pada tahun 2012, perusahaan ini menyalip Ericsson sebagai produsen peralatan telekomunikasi terbesar di dunia,[10] dan menyalip Apple pada tahun 2018 sebagai produsen ponsel cerdas terbesar kedua di dunia, di bawah Samsung Electronics.[11] Pada tahun 2018, Huawei mencatatkan pendapatan sebesar US$108,5 milyar.[12] Pada bulan Juli 2020, Huawei menyalip Samsung dan Apple sebagai merek ponsel cerdas teratas (dalam hal jumlah ponsel yang terjual) di dunia untuk pertama kalinya.[13] Hal tersebut terutama disebabkan oleh menurunnya penjualan Samsung pada triwulan kedua tahun 2020, akibat pandemi COVID-19.[13][14][15]
Walaupun sukses secara internasional, Huawei mengalami kesulitan di sejumlah pasar, karena adanya dugaan dukungan negara yang tidak adil, keterkaitan dengan Tentara Pembebasan Rakyat, dan kekhawatiran keamanan siber—terutama dari pemerintah Amerika Serikat—bahwa peralatan infrastuktur buatan Huawei dapat memungkinkan pengawasan oleh Pemerintah Tiongkok.[16][17] Dengan berkembangnya jaringan nirkabel 5G, ada permintaan dari Amerika Serikat dan sekutunya agar tidak mengadakan bisnis apapun dengan Huawei maupun perusahaan telekomunikasi lain asal Tiongkok, seperti ZTE.[18] Huawei kemudian berpendapat bahwa produknya "tidak memiliki risiko keamanan siber lebih besar" daripada produk perusahaan lain, dan tidak ada bukti mengenai klaim spionase dari Amerika Serikat.[19] Namun pertanyaan mengenai kepemilikan dan kendali Huawei, serta kekhawatiran mengenai seberapa besar dukungan negara kepada Huawei pun tetap muncul.[16] Huawei juga dituduh membantu pengawasan dan detensi massal suku Uyghur di kamp pendidikan ulang Xinjiang, yang akhirnya menyebabkan sanksi dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.[20][21][22] Huawei menguji kecerdasan buatan pengenalan wajah yang dapat mengenali ciri fisik khas dari sejumlah etnis untuk mengingatkan instansi pemerintah mengenai orang dari etnis tertentu.[23]
Di tengah perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat, Huawei dibatasi dalam berbisnis dengan perusahaan asal Amerika Serikat karena adanya dugaan pelanggaran terhadap sanksi Amerika Serikat kepada Iran. Pada tanggal 29 Juni 2019, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mencapai kesepakatan untuk melanjutkan diskusi perdagangan dengan Tiongkok dan mengumumkan bahwa ia akan melonggarkan sanksi kepada Huawei. Huawei pun mengurangi 600 pekerja di pusat risetnya di Santa Clara pada bulan Juni 2019, dan pada bulan Desember 2019, Ren Zhengfei menyatakan bahwa Huawei akan memindahkan pusat risetnya ke Kanada, karena pembatasan akan menghalangi mereka untuk berinteraksi dengan pegawainya di Amerika Serikat.[24][25] Pada tanggal 17 November 2020, Huawei setuju untuk menjual merek Honor ke Shenzen Zhixin New Information Technology untuk "memastikan kelangsungan hidupnya", setelah adanya sanksi dari Amerika Serikat.[26]
Nama
Menurut pendiri Huawei, Ren Zhengfei, nama Huawei berasal dari slogan yang ia lihat di dinding, yakni Zhonghua youwei yang berarti "Tiongkok telah berjanji" (中华有为, Zhōnghuá yǒuwéi), saat ia mendirikan perusahaan ini dan sedang memikirkan nama yang bagus.[27]Zhonghua atau Hua berarti Tiongkok,[28] sementara youwei berarti "berjanji/menunjukkan janji".[29][30]Huawei juga diterjemahkan sebagai "pencapaian luar biasa" atau "Tiongkok mampu".[31] Dalam pinyin, nama perusahaan ini Huáwéi,[32] dan dilafalkan sebagai [xwǎwéɪ] dalam Bahasa Mandarin. Dalam Bahasa Kanton, nama perusahaan ini diterjemahkan dengan Jyutping sebagai Waa4-wai4 dan dilafalkan sebagai [wȁːwɐ̏i].
^"Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 March 2020. Diakses tanggal 25 May 2020.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Who's afraid of Huawei?". The Economist. 3 August 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 August 2012. Diakses tanggal 15 November 2018. Huawei has just overtaken Sweden's Ericsson to become the world's largest telecoms-equipment-maker.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"有为 yǒuwéi". LINE Dict. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 September 2019. Diakses tanggal 17 September 2019.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)