Kabupaten Nganjuk

Kabupaten Nganjuk
Anjuk Ladang
Transkripsi bahasa daerah
 • JawaNganjuk (Gêdrig)
ڠانجوك (Pégon)
ꦔꦚ꧀ꦗꦸꦏ꧀ (Hånåcåråkå)
Alun-alun Nganjuk
Lambang resmi Kabupaten Nganjuk
Julukan: 
  • Bumi Anjuk Ladang
  • Angin
  • Prabu Singo Barong
Motto: 
Baswara Yudhia Karana
(Jawa Kuno) Cemerlang Karena Perjuangan
Map
Peta
Kabupaten Nganjuk di Jawa
Kabupaten Nganjuk
Kabupaten Nganjuk
Peta
Kabupaten Nganjuk di Indonesia
Kabupaten Nganjuk
Kabupaten Nganjuk
Kabupaten Nganjuk (Indonesia)
Koordinat: 7°36′00″S 111°56′00″E / 7.6°S 111.9333°E / -7.6; 111.9333
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
Tanggal berdiri10 April 937
Dasar hukumUU No. 12/1950
Hari jadi9 April 937; 1087 tahun lalu (937-04-09)
Ibu kotaNganjuk
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 20
  • Kelurahan: 73
  • Desa: 364
Pemerintahan
 • BupatiSri Handoko Taruna (Pj.)
 • Wakil Bupatilowong
 • Sekretaris DaerahNur Solekan
 • Ketua DPRDTatit Heru Tjahjono
Luas
 • Total1.224,33 km2 (472,72 sq mi)
Populasi
 (30 Juni 2024)[1]
 • Total1.148.611
 • Kepadatan940/km2 (2,400/sq mi)
Demonim- Wong Nganjuk
- Cah Nganjuk
Demografi
 • Agama
  • 99,10% Islam
  • 0,03% Hindu
  • 0,02% Buddha
  • 0,02% Kepercayaan[2]
 • BahasaIndonesia (resmi), Jawa (dominan), Jawa Mataraman
 • IPMKenaikan 74,70 (2023)
 tinggi [3]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
Kode BPS
3518 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon+62 358
Kode ISO 3166ID-JI
Pelat kendaraanAG **** U*/V*/W*/X*
Kode Kemendagri35.18 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 1.120.545.177.000,- (2020)[4]
Semboyan daerahNganjuk Nyawiji
Flora resmiNangka genjah
Fauna resmiAyam hutan hijau
Situs webwww.nganjukkab.go.id


Kabupaten Nganjuk (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦔꦚ꧀ꦗꦸꦏ꧀, Pegon: ڠانجوك; pengucapan bahasa Jawa: [ŋand͡ʒʊk̚]) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya berada di kecamatan Nganjuk. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro di utara, Kabupaten Jombang dan Kabupaten Kediri di timur, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Ponorogo di selatan, serta Kabupaten Madiun di barat. Jumlah penduduk Kabupaten Nganjuk pada semester 1 tahun 2024 sebanyak 1.148.611 jiwa.[1][2]

Pada zaman Kerajaan Medang, wilayah sekitar Nganjuk dikenal dengan nama Anjuk Ladang yaitu Tanah Kemenangan. Nganjuk juga dikenal dengan julukan Kabupaten Angin.

Geografi

Kabupaten Nganjuk terletak antara 111o5' sampai dengan 112o13' BT dan 7o20' sampai dengan 7o59' LS. Luas Kabupaten Nganjuk adalah sekitar 122.433 km2 atau setara dengan 122.433 Ha terdiri dari atas:

  • Tanah sawah 43.052 Ha
  • Tanah kering 32.373 Ha
  • Tanah hutan 47.007 Ha

Topografi

Secara topografi wilayah kabupaten ini terletak di dataran rendah dan pegunungan, Kabupaten Nganjuk memiliki kondisi dan struktur tanah yang cukup produktif untuk berbagai jenis tanaman, baik tanaman pangan maupun tanaman perkebunan sehingga sangat menunjang pertumbuhan ekonomi di bidang pertanian. Kondisi dan struktur tanah yang produktif ini sekaligus ditunjang adanya sungai Widas yang mengalir sepanjang 69,332 km dan mengairi daerah seluas 3.236 Ha, dan sungai Brantas yang mampu mengairi sawah seluas 12.705 Ha.

Kabupaten Nganjuk identik dengan keberadaan Gunung Wilis sebab 2 puncak tertinggi pegunungan Wilis berada di Nganjuk tepatnya Puncak Liman di Desa Ngliman, Sawahan dan Puncak Limas di Desa Bajulan, Loceret. Terdapat 3 Kecamatan yang berada di lereng gunung wilis yakni Loceret, Ngetos dan Sawahan.

Menurut Kementerian Pertanian (Kementan), Kabupaten Nganjuk menjadi salah satu daerah fokus pemerintah untuk menyerap bawang merah dan menjadi stok pemerintah tiap tahunnya. Daerah-daerah di Indonesia yang menjadi fokus penyerapan bawang merah adalah, Nganjuk, Brebes, Bima dan Solok.

Sebagai sentra penghasil bawang merah terbesar di Jawa Timur dan salah satu fokus penyerapan bawang merah oleh pemerintah, bukan hal yang mengherankan bila di sebagian besar wilayah Nganjuk terutama Kecamatan Sukomoro ke Barat meliputi Kecamatan Gondang, Kecamatan Rejoso, Kecamatan Bagor, dan Kecamatan Wilangan banyak dijumpai orang menanam, memanen, menjemur, atau memperjualbelikan bawang merah.

Bila mengunjungi Nganjuk atau bermaksud membeli bawang merah, pasar Sukomoro dapat menjadi pilihan utama, selain tentunya dengan berinteraksi langsung dengan petani lokal. Pasar Sukomoro yang terletak di Jalan Surabaya–Madiun, Kecamatan Sukomoro ini dikenal sebagai pasar yang fokus pada transaksi jual-beli bawang merah. Beberapa kecamatan yang menjadi penyuplai stok bawang merah di Pasar Sukomoro diantaranya adalah Kecamatan Rejoso, Kecamatan Gondang, Kecamatan Bagor, dan Kecamatan Wilangan.

Iklim

Wilayah Kabupaten Nganjuk beriklim tropis basah dan kering (Aw) yang dipengaruhi oleh pergerakan angin muson. Oleh karena iklimnya yang dipengaruhi angin muson, wilayah kabupaten ini mempunyai dua musim, yaitu musim penghujan yang dipengaruhi oleh angin muson barat–barat laut dan musim kemarau yang dipengaruhi angin muson timur–tenggara. Periode musim kemarau di wilayah Nganjuk biasanya berlangsung pada bulan-bulan JuniSeptember yang ditandai dengan rata-rata curah hujan di bawah 100 mm per bulannya. Sementara itu, periode musim penghujan di daerah Nganjuk biasanya berlangsung pada bulan-bulan DesemberMaret dengan rata-rata curah hujan lebih dari 200 mm per bulan. Jumlah curah hujan di wilayah Kabupaten Nganjuk berada pada angka 1400–1900 mm per tahun dengan hari hujan ≥90 hari hujan per tahun. Suhu udara rata-rata di wilayah Nganjuk berada pada angka 21 °C–32 °C. Tingkat kelembapan nisbi di wilayah ini pun cukup tinggi yakni berkisar antara 67–84% per tahunnya.

Hidrologi

Kabupaten Nganjuk di lalui 4 sungai besar yakni  Kali Ulo, Kali Kedungsuko, Kali Kuncir yang berhulu di Gunung Wilis bagian Utara dan Kali Widas yang berhulu di Gugus Pegunungan Kendeng yakni Gunung Pandan, dan kemudian mengalir dari sisi barat menuju ke sisi timur di utara Kabupaten Nganjuk

Gabungan aliran kali tersebut mengarah ke timur dan bermuara di Sungai Brantas, tepatnya di Desa Begendeng, Kecamatan Jatikalen, Kabupaten Nganjuk

Kab.Nganjuk memiliki 320 Mata Air yang tersebar di 11 Kecamatan dari 20 Kecamatan yang ada di Nganjuk. Titik mata air terbanyak di wilayah kecamatan Sawahan, Ngetos dan Loceret yang berada di lereng gunung wilis masuk dalam kecamatan di Selingkar Wilis.

Berdasarkan data Ekspedisi Mata Air [5] Keberadaan Mata Air paling banyak terdapat di Kec.Sawahan, Kec.Ngetos dan Kec. Loceret yang berada di lereng Gunung Wilis

Kendati memiliki banyak mata air, namun faktanya, Nganjuk berada dalam ancaman krisis kekeringan [6]


Data iklim Nganjuk, Jawa Timur, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 29.5
(85.1)
29.9
(85.8)
30.2
(86.4)
30.7
(87.3)
31
(88)
31.1
(88)
31.2
(88.2)
31.8
(89.2)
32.8
(91)
32.8
(91)
32
(90)
30.2
(86.4)
31.1
(88.03)
Rata-rata harian °C (°F) 25.6
(78.1)
25.7
(78.3)
26.4
(79.5)
27
(81)
26.3
(79.3)
25.9
(78.6)
25.6
(78.1)
25.9
(78.6)
26.8
(80.2)
27.1
(80.8)
27
(81)
26.5
(79.7)
26.32
(79.43)
Rata-rata terendah °C (°F) 21.7
(71.1)
21.8
(71.2)
22.8
(73)
23
(73)
21.9
(71.4)
20.8
(69.4)
20.1
(68.2)
21.1
(70)
21.9
(71.4)
22.7
(72.9)
23
(73)
21.9
(71.4)
21.89
(71.33)
Presipitasi mm (inci) 306
(12.05)
270
(10.63)
243
(9.57)
154
(6.06)
112
(4.41)
43
(1.69)
36
(1.42)
31
(1.22)
35
(1.38)
106
(4.17)
142
(5.59)
264
(10.39)
1.742
(68,58)
Rata-rata hari hujan 18 16 14 12 7 4 3 3 3 7 12 15 114
% kelembapan 84 83 82 80 79 73 69 67 68 71 75 81 76
Rata-rata sinar matahari bulanan 173 149 185 223 236 243 279 284 268 265 221 186 2.712
Sumber #1: Climate-Data.org [7]
Sumber #2: Weatherbase [8]

Sejarah

Kediaman bupati Nganjuk antara tahun 1860 dan 1900

Istilah Nganjuk berdasarkan kepada Prasasti Anjuk Ladang yang di keluarkan oleh Śrī Mahārāja Rake Hino Dyaḥ Siṇḍok Śrī Īśānawikrama Dharmottuṅgadewawijaya sebagai jayastambha atau tugu kemenangan. Atas jasa penduduk Desa Anjukladang dikarenakan telah berjasa membantu pasukan raja di bawah pimpinan Pu Sindok sendiri dalam menghalau serangan tentara Malayu ke Medang yang pada saat itu telah bergerak sampai dekat Nganjuk. Anjuk Ladang sendiri dalam bahasa Jawa Kuno berarti Tanah Kemenangan. Dibangun pada tahun 859 Caka atau 937 Masehi.[9]

Berdasarkan peta Jawa Tengah dan Jawa Timur pada permulaan tahun 1811 yang terdapat dalam buku tulisan Peter Carey yang berjudul: ”Orang Jawa dan masyarakat Cina (1755-1825)”, penerbit Pustaka Azet, Jakarta, 1986; diperoleh gambaran yang agak jelas tentang daerah Nganjuk. Apabila dicermati peta tersebut ternyata daerah Nganjuk terbagi dalam 4 daerah yaitu Berbek, Godean, Nganjuk dan Kertosono merupakan daerah yang dikuasai Belanda dan kasultanan Yogyakarta kecuali Nganjuk yang merupakan mancanegara kasunanan Surakarta.

Pabrik gula Nganjuk tahun 1920

Sejak adanya Perjanjian Sepreh 1830, atau tepatnya tanggal 4 Juli 1830, maka semua kabupaten di Nganjuk (Berbek, Kertosono dan Nganjuk ) tunduk di bawah kekuasaan dan pengawasan Nederlandsch Gouverment.Alur sejarah Kabupaten Nganjuk adalah berangkat dari keberadaan kabupaten Berbek di bawah kepemimpinan Raden Toemenggoeng Sosrokoesoemo 1. Di mana tahun 1880 adalah tahun suatu kejadian yang diperingati yaitu mulainya kedudukan ibu kota Kabupaten Berbek pindah ke Kabupaten Nganjuk.[butuh rujukan]

Dalam Statsblad van Nederlansch Indie No.107, dikeluarkan tanggal 4 Juni 1885, memuat SK Gubernur Jendral dari Nederlandsch Indie tanggal 30 Mei 1885 No 4/C tentang batas-batas Ibu kota Toeloeng Ahoeng, Trenggalek, Ngandjoek dan Kertosono, antara lain disebutkan: III tot hoafdplaats Ngandjoek, afdeling Berbek, de navalgende Wijken en kampongs: de Chineeshe Wijk de kampong Mangoendikaran de kampong Pajaman de kampong Kaoeman. Dengan ditetapkannya Kota Nganjuk yang meliputi kampung dan desa tersebut di atas menjadi ibu kota Kabupaten Nganjuk, maka secara resmi pusat pemerintahan Kabupaten Berbek berkedudukan di Nganjuk.

Peninggalan Bersejarah

Gapura masuk wilayah Nganjuk pada tahun 1935 di daerah Wilangan

Pemerintahan

Bupati

No. Bupati Awal menjabat Akhir menjabat Wakil Bupati
* Sri Handoko Taruna
(Penjabat)
24 September 2023[10] Petahana Lowong

Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Nganjuk dalam tiga periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014–2019[11] 2019–2024[12] 2024–2029[13]
PKB 6 Kenaikan 9 Steady 9
Gerindra 7 Penurunan 6 Steady 6
PDI-P 11 Kenaikan 13 Penurunan 11
Golkar 6 Penurunan 5 Penurunan 4
NasDem (baru) 4 Penurunan 3 Kenaikan 5
PKS 1 Kenaikan 2 Steady 2
Hanura 3 Kenaikan 6 Steady 6
PAN 1 Penurunan 0 Steady 0
Demokrat 4 Penurunan 3 Kenaikan 6
Perindo (baru) 1 Penurunan 0
PPP 2 Steady 2 Penurunan 1
Jumlah Anggota 45 Kenaikan 50 Steady 50
Jumlah Partai 10 Steady 10 Penurunan 9

Kecamatan

Kabupaten Nganjuk terdiri dari 20 kecamatan, 20 kelurahan, dan 264 desa (dari total 666 kecamatan, 777 kelurahan, dan 7.724 desa di Jawa Timur). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 1.096.944 jiwa dengan luas wilayah 1.224,25 km² dan sebaran penduduk 896 jiwa/km².[14][15]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Nganjuk, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Jenis Daftar
Desa/Kelurahan
35.18.14 Bagor 2 19 Desa
Kelurahan
35.18.10 Baron 11 Desa
35.18.03 Berbek 19 Desa
35.18.17 Gondang 17 Desa
35.18.20 Jatikalen 11 Desa
35.18.08 Kertosono 1 13 Desa
Kelurahan
35.18.19 Lengkong 16 Desa
35.18.04 Loceret 22 Desa
35.18.13 Nganjuk 13 2 Desa
Kelurahan
35.18.02 Ngetos 9 Desa
35.18.18 Ngluyu 6 Desa
35.18.07 Ngronggot 13 Desa
35.18.05 Pace 18 Desa
35.18.09 Patianrowo 11 Desa
35.18.06 Prambon 14 Desa
35.18.16 Rejoso 24 Desa
35.18.01 Sawahan 9 Desa
35.18.12 Sukomoro 2 10 Desa
Kelurahan
35.18.11 Tanjunganom 2 14 Desa
Kelurahan
35.18.15 Wilangan 6 Desa
TOTAL 20 264


Kependudukan

Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk di Kabupaten Nganjuk sebanyak 1.017.030 dengan kurang lebih 36% penduduk tinggal di perkotaan dan sisanya 64% tinggal di pedesaan.[16]

Agama

Masjid Al-Mubarok Berbek

Mayoritas penduduk di Kabupaten Nganjuk memeluk agama Islam dan sisanya menganut agama Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu.[16] Tokoh agama Islam dari Nganjuk yang terkenal yaitu Kiai Muzajjad atau dipanggil Mbah Jad. Ia adalah pengasuh Pesantren Tirakat. Kabupaten Nganjuk seperti tak pernah absen melahirkan orang-orang alim di setiap zaman.[17]

Etnis dan Bahasa

Penduduk Nganjuk pada umumnya adalah etnis Jawa. Namun, terdapat minoritas etnis Tionghoa dan Arab yang cukup signifikan, Khususnya di kecamatan Nganjuk dan kecamatan Kertosono. Etnis Tionghoa, dan Arab umumnya tinggal di kawasan perkotaan, dan bergerak di sektor perdagangan dan jasa.

Bahasa Jawa merupakan bahasa daerah yang digunakan sebagai bahasa sehari-hari oleh masyarakat Nganjuk. Pada sebagian besar wilayah Nganjuk, masyarakatnya merupakan penutur Dialek Mataraman dan dapat dikatakan bahwa Nganjuk adalah salah satu daerah paling timur yang masyarakatnya adalah penutur dialek Mataraman, namun ada sedikit perbedaan untuk beberapa wilayah yang dekat perbatasan Kabupaten Jombang, seperti Kecamatan Ngronggot, Kecamatan Kertosono, Kecamatan Baron, Kecamatan Lengkong, Kecamatan Patianrowo, dan Kecamatan Jatikalen. Beberapa masyarakat di sana biasa menggunakan campuran antara Dialek Mataraman dan Jombang. Dialek ini merupakan dialek Bahasa Jawa yang mendapat pengaruh campuran antara Dialek Mataraman dan Arekan Jombang

Pendidikan

Terdapat beberapa perguruan tinggi di Nganjuk,[18] antara lain:

Negeri

Swasta

  • Universitas Pangeran Diponegoro Nganjuk (UPDN)
  • Institut Teknologi Mojosari (ITM) dan Sekolah Tinggi Agama Islam KH. Zainuddin Mojosari (STAIZ) di kompleks pondok pesantren Mojosari, Desa Ngepeh, Kecamatan Loceret
  • Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) dan Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Nganjuk yang dikelola Yayasan PGRI Nganjuk
  • Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Pomosda
  • Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul 'Ula Kertosono (STAIM)
  • Sekolah Tinggi Agama Islam Darussalam Krempyang (STAIDA)
  • STIKES Satria Bhakti Nganjuk
  • Akademi Kebidanan Wiyata Mitra Husada (AKBID Wimisada)
  • Sekolah Tinggi Teologi Abdi Gusti - sekolah kekristenan di Desa Bajulan, Kecamatan Loceret

Transportasi

Terminal Anjuk Ladang

Nganjuk dilintasi jalur utama Surabaya-Yogyakarta dengan kode Jalan Nasional 15, serta menjadi persimpangan dengan jalur menuju Kediri.

Kereta Api

Terdapat dua stasiun kereta api utama di Kabupaten Nganjuk, yakni Stasiun Kertosono dan Nganjuk yang terletak di jalur kereta api utama seperti lintas selatan dan tengah Pulau Jawa serta beberapa stasiun kecil seperti Stasiun Baron, Stasiun Sukomoro, Stasiun Bagor dan Stasiun Wilangan yang keseluruhan berada di bawah naungan Kereta Api Daerah Operasi VII Madiun. Stasiun Kertosono merupakan satu-satunya stasiun di kabupaten Nganjuk yang memiliki kereta api lokal Commuter Line Dhoho dan Penataran yang melintas setiap hari menuju Kota Surabaya maupun sebaliknya.

Bus Antar Kota

Terminal Anjuk Ladang. Akses transportasi bus, terdapat Terminal Bus Utama yakni Terminal Bus Anjuk Ladang yang terletak di Kecamatan Nganjuk yang dapat diakses sekitar 1 Km dari Alun-Alun Nganjuk, Terminal Anjuk Ladang biasa melayani jalur bus jurusan Surabaya–Ngawi–Solo–Yogyakarta, Ponorogo, maupun tujuan Kediri / Blitar, dan Bojonegoro.

Pariwisata

Pariwisata Kabupaten Nganjuk (dari kiri–Grojokan Sumbermiri, Embung Estumulyo, Air Terjun Sedudo)

Tokoh Penting

Tokoh-tokoh yang lahir di Nganjuk adalah:

Kesenian Tradisional

Referensi

  1. ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 16 September 2024. 
  2. ^ a b "Kabupaten Nganjuk Dalam Angka 2021" (pdf). www.nganjukkab.bps.go.id. hlm. 9, 50. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-24. Diakses tanggal 16 Juni 2021. 
  3. ^ "Indeks Pembangunan Manusia (Hasil Long Form SP2020) Menurut Kabupaten/Kota, 2022-2023". www.jatim.bps.go.id. Diakses tanggal 16 September 2024. 
  4. ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal 16 Juni 2021. 
  5. ^ room, news (2022-10-20). "Peta Mata Air Kabupaten Nganjuk". Ekspedisi Mata Air. 
  6. ^ Harianto, Sugeng (2023-9-9). "6 Desa di Nganjuk Kekeringan, Dropping Air Bersih Gencar Dilakukan". Detik. 
  7. ^ "Nganjuk, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 5 September 2020. 
  8. ^ "Nganjuk, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 5 September 2020. 
  9. ^ Pemkab Nganjuk Diarsipkan 2009-04-30 di Wayback Machine., Profil Nganjuk
  10. ^ Basalamah, Anwar Bahar (2 Oktober 2023). "Mengenal Lebih Dekat Pj Bupati Nganjuk Sri Handoko Taruna". radarkediri.jawapos.com. Diakses tanggal 16 September 2024. 
  11. ^ "REKAPITULASI PEROLEHAN KURSI PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN/KOTA TAHUN 2014" (PDF). KPU KABUPATEN NGANJUK. Diakses tanggal 07-08-2023. 
  12. ^ "REKAPITULASI PEROLEHAN KURSI PARTAI POLITIK PESERTA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK TAHUN 2019" (PDF). KPU KABUPATEN NGANJUK. 22-07-2019. Diakses tanggal 07-08-2023. 
  13. ^ "Hasil Final Pemilu 2024, Inilah 50 Calon Anggota DPR Nganjuk Terpilih Periode 2024-2029 - KABAR NGANJUK". kabarnganjuk.com. 2024-05-02. Diakses tanggal 2024-07-11. 
  14. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  15. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  16. ^ a b Badan Pusat Statistik Diarsipkan 2012-02-04 di Wayback Machine. Hasil sensus penduduk BPS Tahun 2010
  17. ^ Abdurrahman, Syarif (2021-07-11). "Mbah Jad Pemilik Pesantren Khas NU". Tebuireng Initiatives. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-18. Diakses tanggal 2023-02-02. 
  18. ^ "Pangkalan Data Pendidikan Tinggi". pddikti.kemdikbud.go.id/. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-07. Diakses tanggal 2022-12-20. 

Pranala luar