Blongko adalah sebuah desa di Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur. Secara topografi berada di Lereng Gunung Wilis, Desa ini terbagi menjadi 3 Dusun yakni Dusun Blongko, Dusun Tengger, Dusun Salam Judeg [1]
Desa Blongko dikenal dengan penghasil Cengkeh dan Getah Pinus
Di Blongko juga terdapat Air Terjun Pring Jowo dan Wana Wisata Bukit Salju
Pendakian Wilis via Blongko
Desa Blongko memiliki akses jalur pendakian Gunung Argokelono via Dusun Salam Judeg yang dikelola oleh Perkawis Blongko. Gunung Argokelono merupakan salah satu Gunung yang berada di komplek Pegunungan Wilis Potensi ini di kembangkan sebagai jalur pendakian khusus untuk penelitian.
Kegiatan
Masyarakat Desa Blongko yang berada di daerah pegunungan dan dikelilingi hutan sangat dekat dengan resiko bencana. Selama 3 tahun berturut - turut, kawasan hutan desa Blongko terus di landa kebakaran
Pada tahun 2019 terjadi kebakaran yang melanda areal hutan seluas 25 Hektar [2]
Berbekal kondisi inilah, Pemerintah Desa Blongko di bawah pimpinan Kepala Desa Gunawan menggalang kesiapsiagaan agar secara mandiri dan mampu menghadapi bencana melalui program Desa Tangguh Bencana (Destana) Blongko "Tunggul Manik".[3]
Pada tahun 2020, Gubernur Jatim memberikan penghargaan sebagai Destana Terbaik Kategori Utama Tahun 2020. Sebuah kategori tertinggi dalam penghargaan Desa Tangguh Bencana karena keberhasilan seluruh elemen warga dalam mengatasi kebakaran hutan di Gunung Wilis pada tahun 2017, 2018 dan tahun 2019.
Desa Penyangga Ekologi
Mata Air Desa Blongko
No
Mata Air
Debit
1
Talunan
20
2
Manik
20
3
Blereng
50
4
Gunturan
10
5
Lemah tugel
10
6
Ngrampal
10
7
Jambangan
10
8
Duren-duren
5
9
Banyu towo
3
10
Kali longar
5
11
Magersari
50
12
Pakel
15
13
Aren-aren
10
14
Gintungan
50
15
Banyu Towo
1
* liter / detik
Desa Blongko yang berada di punggung Gunung Wilis menjadi zona tangkapan air. Berdasarkan Data Tim Ekspedisi Mata Air Nganjuk [4] di Desa Blongko terdapat 13 sumber mata Air. Sumber Mata Air di Desa Blongko menjadi berkah untuk warga yang harus di lestarikan sebab kondisinya mulai mengkhawatirkan, salah satunya Mata Air Banyu Towo, yang berada di Dusun Salam Judeg. Debitnya kurang dari 1 liter perdetik.[5]
Salah satu sumber Mata Air yang paling besar bernama Mata Air Gintungan yang menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat untuk dua desa, yakni Blongko dan Ngetos. Air yang keluar dari sumber di alirkan dengan fasilitas seadanya yakni berbentuk talang dari pipa paralon yang di belah menjadi 2 bagian.
Debit air yang melimpah selanjutnya di alirkan ke parit kecil menuju desa di bawahnya. "Airnya di gunakan untuk minum, dan sebagian untuk irigasi warga" ujar Sesepuh Desa Blongko, Djadi [6]
Selama ini pemdes blongko telah melakukan penanaman di sejumlah titik lahan kritis termasuk di areal kawasan perlindungan setempat.[7] Komoditas yang di tanam adalah bambu, serta tanaman buah-buahan
Pada tahun 2022, Tim Ekspedisi Mata Air melakukan aksi penanaman di Sumber Mata Air Lemah Tugel, yang terletak di Dusun Tengger, Desa Blongko, Kec.Ngetos, Kab.Nganjuk. Sebanyak 200 tanaman Aren, 20 Bambu serta tanaman buah nangka di tanam di areal seluas 1 ha (lahan miliki PDAU Nganjuk) [4]