Dalam laporan Roorda Eysinga yang dimuat dalam Nederlands Oost Indie (1857), memberitahukan bahwa sampai paruh kedua abad 19 M, Gunung Pandan masih ditemui banyak arca Brahminian. Bahkan, Eysinga menulis, di puncak Gunung Pandan, berdiri patung raksasa setinggi 14 meter yang dikelilingi 8 pohon jambe (pinang). Sayangnya, pada 1882 M, patung raksasa beserta arca-arca itu dilaporkan hilang.
Status Gunung Pandan adalah gunung api ("istirahat") dan telah lama tidak aktif. Gunung ini merupakan puncak tertinggi di Pegunungan Kendeng.[1]
Di lereng Gunung Pandan terdapat waduk: