Gunung ini jarang digunakan untuk kegiatan pendakian. Hewan liar seperti harimau sumatra masih bisa ditemui di hutan-hutan Gunung Tandikat. Untuk mendaki gunung ini dibutuhkan alat dan kemampuan navigasi yang memadai. Jalan setapak tidak memiliki jalur yang jelas, beberapa hilang atau terputus serta hutan dengan pepohonan rapat dan kondisi lembap. Pada ketinggian 650-1.700 Mdpl, dijumpai banyak sekali pacet di sekitar jalan setapaknya.
Tandikat juga merupakan bagian dari 3 puncak gunung di Minangkabau yang dikenal dengan Puncak-puncak Tri Arga (yaitu Singgalang, Marapi dan Tandikat). Meski Tandikat kurang populer di kalangan para pendaki, justru hal tersebut dianggap menjadi sebuah keuntungan atau nilai lebih. Suasana yang alami dan jarang dijamah manusia menjadikannya berbeda dengan kedua puncak gunung yang lain.
Jalur rintisan
Pendakian dilakukan dari Lembah AnaiResort yang merupakan jalur rintisan pendakian menuju ke puncak Tandikat. Pada tahun 1998 sebuah jalur pendakian dari titik ini dirintis oleh tim Mapala Unand dengan waktu tempuh 5 hari mendaki dan 2 hari turun. Jalur ini dimulai dari towerSatelindo di kawasan Anai Resort pada koordinat 00°28’52,6” LS - 100°19’14,4” BT dengan elevasi 665 Mdpl.
Puncaknya dapat ditempuh dari sisi barat lurah dalam, menuju ke arah utara melalui jalan setapak, namun jalannya sangat rumit karena semak-semak yang rapat dan didominasi oleh pakis dan rotan. Diperlukan adanya penunjuk jalan agar tidak tersesat. Di samping itu pendaki akan menyeberangi banyak anak sungai yang aliran airnya menjadi cukup deras ketika hujan.
Sekitar 45 menit berjalan santai dari tower akan tiba di air terjun Lurah. Air terjun berada di tengah hutan dan tidak banyak orang yang mengunjunginya, dengan tinggi sekitar 25 meter dan kolam yang cukup dalam, tidak mudah bagi pendaki untuk mengunjunginya. Air terjun ini merupakan wilayah perlintasan hewan primata seperti siamang dan simpai.
Perjalanan akan mengarah ke barat menuju punggungan di atas sungai Paraman Sani, yang merupakan sumber air untuk Anai Resort. Jalur jalan setapak ini sudah tersedia hingga ketinggian 867 Mdpl. Dari sini jalan dilanjutkan hingga melewati Bukit Sangkur, dari puncak bukit ini terlihat pemandangan lembah yang sangat indah dan sungai Paraman Sani yang membelah Gunung Tandikat dan Gunung Gadang. Dari tebing gunung Tandikat akan banyak terlihat air terjun yang muncul jika hujan turun.
Antara ketinggian 1.000 hingga 1.500 Mdpl, rute yang ditempuh mencapai tingkat kemiringan 85° hingga 90°. Pada saat cuaca cerah, pemandangan dari titik-titik tertentu di punggungan tersebut terlihat jelas, seperti kota Pariaman dan batas pantainya. Pada ketinggian sekitar 1.200 Mdpl jurang di kanan kiri jalan mendominasi jalur ini.
Akses pendakian lainnya
Rute Desa Singgalang Ganting
Dari Kota Padang, naik bus antar kota tujuan Bukittinggi dan turun di Padang Panjang, kemudian dilanjutkan dengan angkutan pedesaan tranek menuju Desa Singgalang Ganting melewati pemandian alam terkenal di kota Padang Panjang yaitu Lubuk Mata Kucing. Biasanya para pendaki bermalam di rumah penduduk desa, yang merupakan kuncen (juru kunci) gunung ini, dan memulai pendakian di keesokan harinya.
Rute Desa Malalak
Desa ini terletak tidak jauh dari Kota Bukittinggi dan bisa dicapai dengan angkutan pedesaan. Rute yang bisa ditempuh adalah dari Desa Singgalang Ganting. Di sepanjang jalan setapak menuju puncak, beberapa kali kita akan menjumpai sungai-sungai kecil.
Demografi
Gunung Tandikat termasuk dalam ketinggian menengah, terdapat daerah permukiman yang berada agak jauh di luar kawasan rawan bencana. Hanya ada beberapa kampung (desa) yang berada pada kawasan rawan bencana I, yaitu: desa-desa yang berada di bagian selatan, karena bukaan kawah yang cenderung mengarah ke bagian selatan, sehingga banyak sungai yang berhulu dari puncak. Sedangkan perkampungan lain umumnya terletak pada daerah pergunungan yang berjarak lebih dari 6km dari pusat erupsi dan relatif aman terhadap bahaya aliran, namun masih ada kemungkinan dapat terjangkau oleh jatuhan piroklastik, yang diperkirakan dapat mencapai 8km dari pusat erupsi.
Inventarisasi sumber daya gunung api
Hasil erupsi Gunung Tandikat pada masa lampau banyak menghasilkan batuan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan bahan bangunan, sebagai material dasar untuk pembangunan gedung, jalan raya dan keperluan lain. Selain itu dengan dipeliharanya hutan lindung di gunung Tandikat, yang memiliki sumber daya alam berupa cadangan air tanah, untuk irigasi, air minum di kota-kota dan kebutuhan lain. Banyak sungai kecil yang membelah lembah–lembah di Tandikat, mata air pun banyak ditemukan karena kondisi hutannya yang relatif terjaga.
Wisata
Gunung Tandikat memiliki beberapa tempat yang dapat dijadikan objek tujuan wisata. Keadaan puncaknya yang banyak ditumbuhi oleh pohon dan semak-semak, dalam beberapa waktu akan memutus akses perjalanan sehingga kegiatan merintis jalan menuju puncak harus terus dilakukan. Selain itu pengunjung bisa menuruni kawah gunung, di dasar kawah terdapat beberapa lubang kepundan kecil yang mengeluarkan asapbelerang serta berbunyi menderu. Dasar kawah ini cukup luas dan bisa untuk mendirikan tenda. Di samping itu juga terdapat telaga kecil yang airnya memiliki rasa belerang. Di sekitar Gunung Tandikat terdapat banyak air terjun, baik yang bersifat musiman maupun permanen. Sungai-sungai memiliki air yang jernih, nyaris tidak terdapat endapan lumpur di dalamnya. Kawasan hutan lindungnya merupakan tempat hidup banyak jenis hewan liar. Burung rangkong, simpai dan siamang akan mudah ditemui, terutama dalam perjalanan mendaki dari arah Lembah Anai Resort.