Stasiun ini dibangun ulang seluruhnya oleh Balai Teknik Perkeretaapian Surabaya (dahulu BTP Jatim) Direktorat Jenderal Perkeretaapian sebagai paket dalam proyek Jalur Ganda Madiun-Jombang yang beroperasi pada 2019. Seiring dengan pengoperasian jalur ganda per tahun 2019, tidak ada kereta api yang berhenti di stasiun ini dan hanya melayani penyusulan antarkereta api.
Bangunan dan tata letak
Pada awalnya, Stasiun Baron memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 1 lama merupakan sepur lurus serta satu sepur badug di sisi timur bangunan lama. Setelah jalur ganda menuju Stasiun Nganjuk dioperasikan per 14 Maret 2019[3] dan kemudian menuju Stasiun Jombang per 30 Oktober 2019,[4] jumlah jalur bertambah menjadi empat. Jalur 1 lama diubah menjadi jalur 2 sebagai sepur lurus arah Madiun, jalur 2 lama diubah menjadi jalur 3 sebagai sepur lurus arah Kertosono. Selain itu, sistem persinyalan diubah dari sistem mekanik menjadi sistem persinyalan elektrik. Karena terkena dampak pembangunan jalur 1 di bekas sepur badug lama, bangunan lama peninggalan Staatsspoorwegen dirobohkan dan digantikan dengan bangunan baru yang lebih besar.
Galeri
Stasiun Baron dengan momen penyusulan antarkereta api, 2015
Genta di perlintasan sebidang dekat Stasiun Baron
Palang pintu perlintasan sebidang dekat Stasiun Baron
Pos jaga perlintasan nomor 90 (PJL 90) dekat Stasiun Baron
Bangunan baru
Tampak luar Stasiun Baron dari sisi selatan, 2020
Emplasemen Stasiun Baron, 2020
Referensi
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Stasiun Baron.
^Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).