Nganjuk adalah kecamatan sekaligus ibukota dari Kabupaten Nganjuk yang terletak di tengah kabupaten dan dilewati jalan nasional. Nganjuk merupakan kecamatan dengan kepadatan tertinggi serta merupakan pusat ekonomi dari Kabupaten Nganjuk. Nganjuk memiliki berbagai kantor pemerintahan, ruang terbuka hijau seperti alun-alun dan taman, masjid agung, stasiun, terminal bus, pasar, rumah sakit umum, sekolah dan perguruan tinggi, stadion, serta infrastruktur lainnya.[1][2]
Nama Nganjuk berasal dari kata "Anjuk Ladang" yang ditemukan di Prasasti Anjuk Ladang yang berarti "tanah kemenangan". Prasasti ini dibuat pada masa Mpu Sindok dari Kerajaan Medang dan menandakan kemenangan Kerajaan Medang yang dibantu masyarakat Anjuk Ladang melawan pasukan Melayu dari Kerajaan Sriwijaya serta dibangunnya tugu kemenangan atau "jayastamba" di kawasan yang sekarang dikenal dengan Candi Lor di Kecamatan Loceret. Prasasti ini dibuat pada tahun 859 Saka atau 937 M yang sekarang dijadikan referensi hari ulang tahun kabupaten.[3]
Pada masa Kesultanan Mataram, Nganjuk merupakan sebuah kadipaten yang kemudian mengalami peleburan dengan kadipaten disekitarnya menjadi Kabupaten Berbek dengan ibukota Berbek. Seiring berjalannya waktu karena letak Nganjuk yang dianggap lebih strategis serta telah diselesaikannya pembangunan Stasiun Nganjuk, maka dilakukan pemindahan ibukota dari Berbek ke Nganjuk pada masa kolonial Belanda di tahun 1880 yang dikenal dengan istilah "Boyong Natapraja" serta perubahan nama menjadi Kabupaten Nganjuk.[4][5]
Geografi
Dengan luas 22,59 km², Nganjuk merupakan kecamatan terkecil di Kabupaten Nganjuk.[1] Batas wilayah kecamatan Nganjuk adalah:
Berbeda dari kecamatan lain, Kecamatan Nganjuk lebih banyak kelurahan dibanding desa yaitu sejumlah 13 kelurahan dan 2 desa. Kelurahan tersebut dibagi menjadi beberapa lingkungan sedangkan desa dibagi menjadi dusun atau dukuh sebagai berikut:
Kecamatan Nganjuk memiliki banyak institusi pendidikan dari tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK hingga perguruan tinggi baik swasta maupun perguruan tinggi serta institusi pendidikan nonformal berupa pondok pesantren.[6][7] Antara lain sebagai berikut:
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) dan Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Nganjuk yang dikelola Yayasan PGRI Nganjuk
STIKES Satria Bhakti Nganjuk
SMAN 2 Nganjuk dan SMAN 1 Nganjuk - salah satu dari sedikit sekolah di Nganjuk yang tergolong dalam "Top 1000 Sekolah Tahun 2022 Berdasarkan Nilai UTBK" menurut Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT). SMAN 2 memiliki peringkat tertinggi di Nganjuk yaitu peringkat 209 dari semua sekolah di Indonesia sedangkan SMAN 1 peringkat 972.[8]