Pasal ini mencatat peristiwa yang terjadi di Ramataim-Zofim (= Rama), tempat tinggal Elkana dan keluarganya, dan Silo, tempat mereka sekeluarga pergi beribadah kepada Allah, yang juga merupakan tempat tinggal imam Eli beserta keluarganya di mana Samuel diserahkan untuk dibesarkan.
Struktur
Terjemahan Baru mengelompokkan ayat-ayat pasal ini sebagai berikut:
Lalu berdoalah Hana, katanya: "Hatiku bersukaria karena TUHAN, tanduk kekuatanku ditinggikan oleh TUHAN; mulutku mencemoohkan musuhku, sebab aku bersukacita karena pertolongan-Mu.[4]
Nyanyian nubuat Hana memuliakan pemeliharaan Allah atas orang yang tetap setia kepada-Nya (ayat 1 Samuel 2:9; bandingkan dengan nyanyian Maria "Magnificat" yang dicatat di Injil Lukas pasal 1, terutama Lukas 1:46–55). Dia juga bersukacita di dalam keselamatan-Nya, karena Dia itu kudus adanya, dan hanya Dialah Allah (ayat 1 Samuel 2:2). Semua pengikut Tuhan Yesus harus percaya pada cara-cara kerja Allah dalam hidup mereka. Segala sesuatu yang diizinkan-Nya menimpa hidup kita harus dibawa kepada-Nya di dalam doa, dengan keyakinan penuh bahwa bukan saja tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih-Nya, tetapi juga bahwa Dia akhirnya mendatangkan kebaikan dari segala sesuatu yang terjadi atas hidup kita (Roma 8:31–39).[5]
Ayat 6
TUHAN mematikan dan menghidupkan, Ia menurunkan ke dalam dunia orang mati dan mengangkat dari sana.[6]
"TUHAN mematikan dan menghidupkan" (bahasa Ibrani: יְהוָה מֵמִית וּמְחַיֶּה): Kalimat ini sering dipasang pada gerbang pekuburan orang Yahudi.
Pekuburan Yahudi di Pražák, bagian dari Vodňany, distrik Strakonice, Republik Ceko
Adapun anak-anak lelaki Eli adalah orang-orang dursila; mereka tidak mengindahkan TUHAN[7]
"Orang-orang dursila": Para putra Eli menjadi imam yang jahat di rumah Allah. Mereka menggunakan kedudukan mereka sebagai kesempatan untuk memuaskan keserakahan dan kebejatan seksual mereka (1 Samuel 2:13–17,22; bandingkan Filipi 3:17–18). Ayah mereka, Eli, imam besar, menolak untuk mendisiplin mereka atau memecat mereka dari jabatan sebagai imam (1 Samuel 2:29).[5]
Ayat 23
Berkatalah ia [Eli] kepada mereka: "Mengapa kamu melakukan hal-hal yang begitu, sehingga kudengar dari segenap bangsa ini tentang perbuatan-perbuatanmu yang jahat itu ?" (TB)[8]
"Kudengar...perbuatan-perbuatanmu yang jahat itu": Eli memprotes tindakan jahat kedua putranya, namun dia tidak mengucilkan mereka dari jabatan imam (bandingkan Bilangan 15:30–31). Kegagalan Eli dipandang sebagai setara dengan menghina Allah (yaitu, tabiat Allah yang kudus dan standar-Nya bagi jabatan imam, 1 Samuel 2:30). Firman Allah menyatakan bahwa seorang imam yang dursila tidak dapat bertugas sebagai pemimpin umat Allah; orang-orang semacam itu harus diberhentikan dari jabatan mereka selaku pemimpin.[5]
Ayat 26
Tetapi Samuel yang muda itu, semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan TUHAN maupun di hadapan manusia. (TB)[9]
Samuel menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan imam Eli (ayat 11)
Bujang dari kedua putra Eli mengambil bagian dari persembahan untuk Tuhan (ayat 13-16)
Kejahatan kedua putra Eli (ayat 17)
Eli menegur kedua putranya, Hofni dan Pinehas, tapi mereka tidak mau mendengarkan (ayat 23-25)
Catatan di luar Alkitab
Sejarawan Yahudi-Romawi abad ke-1 M, Flavius Yosefus (37-100 M), mencatat kisah dalam pasal ini dalam versinya sendiri dan ada tambahan informasi bahwa karena Samuel diserahkan untuk melayani Allah seumur hidupnya, rambutnya dibiarkan panjang (tidak pernah dipotong) dan ia hanya minum air (tidak minum anggur).[10]
^W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
^J. Blommendaal. Pengantar kepada perjanjian lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857