Tetapi ketika keesokan harinya mereka bangun pagi-pagi, tampaklah Dagon terjatuh dengan mukanya ke tanah di hadapan tabut TUHAN, tetapi kepala Dagon dan kedua belah tangannya terpenggal dan terpelanting ke ambang pintu, hanya badan Dagon itu yang masih tinggal.[3]
"Ambang pintu": diterjemahkan dari kata miptān yang dapat juga berarti "panggung" atau "podium". Frasa berikutnya tidak jelas maknanya, yaitu (dibaca dari kanan ke kiri) "רק דגון נשאר עליו׃" (transliterasi: raq dāgôn nišʾar ʿālāyw), arti harafiahnya "hanya Dagon tersisa darinya." Septuaginta, Pesyita, dan Targum mengartikan "Dagon" di sini sebagai "badan Dagon", kemungkinan merujuk kepada bagian bawah patung tersebut. Kisah ini digambarkan pada fresco (lukisan dinding) di sinagoge Dura-Europos berhadapan dengan penggambaran Imam BesarHarun dan Bait Suci yang didirikan oleh Salomo. Kemudian ditulis bahwa "para imam Dagon dan semua orang yang masuk ke dalam kuil Dagon tidak menginjak ambang pintu rumah Dagon yang di Asdod, sampai hari ini."[4]
Referensi
^W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
^J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857