Kisah yang dicatat di pasal ini terjadi pada zaman Hakim-hakim, dalam masa damai antara bangsa Israel dan bangsa Moab, diduga sekitar 1100 SM. Menurut sejarawan Yahudi-Romawi abad ke-1 M, Flavius Yosefus (37-100 M), pada masa itu imam Eli menjadi pemimpin atas Israel.[6]
Tempat
Peristiwa dalam pasal ini terjadi di kota Betlehem, kampung halaman Naomi dan Boas.[7]
Struktur
Pasal 4: Rut mendapat pahala dari Allah dalam bentuk penebusan oleh Boas
"Pintu gerbang": Pada zaman itu ada tempat-tempat khusus untuk berunding, baik urusan bisnis, maupun urusan hukum, pada kota-kota dengan adat timur, antara lain di pintu gerbang kota (lihat pula Hakim-hakim 19:15; Kejadian 34:20; Ulangan 16:18).[10]Flavius Yosefus menulis bahwa waktu itu adalah tengah hari,[11] ketika Boas berada di pintu gerbang kota, di mana orang terus menerus lalu lalang dari dan ke negeri sekitarnya, serta tempat di mana ia paling mungkin akan bertemu dengan orang yang ingin dijumpainya untuk diajak berbicara, dan di mana kasus pengadilan biasanya dilangsungkan sebagaimana sepatutnya untuk menyelesaikan urusan yang hendak ditanganinya untuk Naomi dan Rut; karenanya Targum memuat "dan Boas pergi ke pintu gerbang ke tempat pengadilan sanhedrim."[12]
"Hai saudara" (bahasa Ibrani: פלני אלמני peloni almoni; bahasa Inggris: Ho, such a one!): Kata-kata Ibrani "peloni almoni", digunakan oleh orang Ibrani untuk menyebut nama orang atau tempat yang tidak dapat atau tidak mau mereka sebutkan, di mana kedua kata itu dapat disingkat menjadi "palmoni" dalam Daniel 8:13.[12] Penggunaan di sini dapat mengindikasikan bahwa nama kerabat itu tidak diketahui atau dengan sengaja disembunyikan 1 Samuel 21:2; 2 Raja-raja 6:8.[10] Nama orang ini sebenarnya adalah "Tob" atau "Tobias", menurut sejumlah penulis Yahudi; lihat Rut 3:13.[12] Tidak dimungkinkan untuk menerjemahkan frasa peloni almoni ke dalam bahasa Indonesia secara tepat. Istilah bahasa LatinN.N. mungkin lebih sesuai.[13]
Ayat 2
Kemudian dipilihnyalah sepuluh orang dari para tua-tua kota itu, dan berkata:
"Dipilihnyalah sepuluh orang dari para tua-tua kota itu": sebagai saksi-saksi. Biasanya, dua atau tiga orang sudah cukup untuk menjadi saksi suatu transaksi, tetapi dalam kasus penting, seperti pernikahan, perceraian, jual beli tanah, adalah kebiasaan orang Yahudi untuk mengambil sepuluh saksi (1 Raja–raja 21:8).[15] Setiap kota dikelola oleh para tua-tua (Ulangan 19:12; Hakim–hakim 8:14). Untuk bilangan "sepuluh", bandingkan dengan Keluaran 18:25. Kemungkinan kehadiran paling sedikit sepuluh tua-tua diperlukan untuk mengadakan rapat publik yang resmi, sebagaimana di antara orang Yahudi modern, sepuluh (suatu minyon) diperlukan untuk membentuk suatu sinagoge.[10] Orang Yahudi berpendapat,[16] bahwa pemberkatan pengantin perempuan dan laki-laki pada waktu pernikahan tidak boleh dilakukan oleh kurang dari sepuluh orang.[12]
Ayat 3
Lalu berkatalah ia kepada penebus itu: "Tanah milik kepunyaan saudara kita Elimelekh hendak dijual oleh Naomi, yang telah pulang dari daerah Moab. (TB)[17]
"Naomi": Baik Naomi dan Rut mempunyai hak untuk tanah itu selama hidup mereka; tetapi hanya Naomi yang disebutkan, bukan hanya karena Naomi yang akan menangani semua negosiasi berkaitan dengan hal itu, tetapi juga penyebutan nama Rut saat itu akan membangkitkan kecurigaan mengenai persyaratan untuk menikahinya, sebelum usulan pertama dijawab.[15]
"Hendak dijual": Boas, menyatakan tekad Naomi untuk menjual tanahnya, mengatakan מָכְרָה נָךעמִי, harfiah, "telah menjual" ("telah bertekad untuk menjual"; vendere decrepit menurut Vatable), sementara Coverdale menerjemahkan dalam artian, "menawarkan untuk menjual", sedangkan Drusius menerjemahkan ke dalam bahasa Latin sebagai vendere instituit.[13] Mengingat keadaannya saat itu, Naomi berhak untuk menjualnya (Imamat 25:25).[15]
Beginilah kebiasaan dahulu di Israel dalam hal menebus dan menukar: setiap kali orang hendak menguatkan sesuatu perkara, maka yang seorang menanggalkan kasutnya sebelah dan memberikannya kepada yang lain. Demikianlah caranya orang mensahkan perkara di Israel. (TB)[18]
Lalu penebus itu berkata kepada Boas: "Engkau saja yang membelinya." Dan ditanggalkannyalah kasutnya. (TB)[19]
"Ditanggalkannyalah kasutnya": Menurut catatan sejarawan Yahudi-Romawi, Flavius Yosefus (37-100 M), sesuai hukum Taurat (dalam Ulangan 25:9), maka di hadapan Boas dan para tua-tua yang berkumpul di pintu gerbang kota, Rut menanggalkan kasut penebus itu, lalu meludahi mukanya, dan dengan demikian hak penebusan itu berpindah kepada Boas, yang langsung menebusnya serta mengambil Rut sebagai istrinya.[11]
Ayat 9
Kemudian berkatalah Boas kepada para tua-tua dan kepada semua orang di situ: "Kamulah pada hari ini menjadi saksi, bahwa segala milik Elimelekh dan segala milik Kilyon dan Mahlon, aku beli dari tangan Naomi; (TB)[20]
Ayat 10
[Berkatalah Boas]: "juga Rut, perempuan Moab itu, isteri Mahlon, aku peroleh menjadi isteriku untuk menegakkan nama orang yang telah mati itu di atas milik pusakanya. Demikianlah nama orang itu tidak akan lenyap dari antara saudara-saudaranya dan dari antara warga kota. Kamulah pada hari ini menjadi saksi." (TB)[21]
1) Dia menikahi Rut dan memelihara nama Elimelekh, almarhum suami Naomi. Putra Rut dan Boas yang pertama dianggap sebagai keturunan Elimelekh (Rut 4:5,10).
2) Boas menebus (yaitu, membeli) tanah keluarga yang telah dijual Naomi dan mengembalikannya kepada keturunan Elimelekh (Rut 4:3,7–10).
1) Kristus telah menebus orang-orang percaya dengan darah-Nya sendiri sehingga dengan demikian memelihara hidup dan nama mereka dari kebinasaan dalam dosa (Yohanes 3:16; 1 Petrus 1:18–19).
2) Dia memasukkan orang-orang percaya sebagai orang tertebus dalam warisan abadi-Nya di langit baru dan bumi baru (Matius 5:5; Wahyu 21:1–7).[22]
Ayat 14-15
Ayat 14
Sebab itu perempuan-perempuan berkata kepada Naomi: "Terpujilah TUHAN, yang telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus. Termasyhurlah kiranya nama anak itu di Israel. (TB)[23]
Ayat 15
Dan dialah yang akan menyegarkan jiwamu dan memelihara engkau pada waktu rambutmu telah putih; sebab menantumu yang mengasihi engkau telah melahirkannya, perempuan yang lebih berharga bagimu dari tujuh anak laki-laki." (TB)[24]
Dan tetangga-tetangga perempuan memberi nama kepada anak itu, katanya: "Pada Naomi telah lahir seorang anak laki-laki"; lalu mereka menyebutkan namanya Obed. Dialah ayah Isai, ayah Daud. (TB)[26]
Allah menghormati keputusan seorang wanita muda yang saleh, yang meninggalkan tanah airnya yang kafir supaya tetap setia kepada ibu mertuanya dan Allah Israel (Rut 1:16), yaitu dengan mengizinkannya menjadi bagian dari keluarga di dunia yang dari mana Yesus Kristus akan memasuki dunia ini (bandingkan Matius 1:5).[22]
Juga dalam Injil Matius ditulis bahwa Daud ditulis sebagai "raja Daud", satu-satunya dengan gelar raja di antara nama-nama di silsilah.[29]
Catatan di luar Alkitab
Sejarawan Yahudi-Romawi abad ke-1 M, Flavius Yosefus (37-100 M), mencatat kisah dalam pasal ini dalam versinya sendiri dan ada tambahan informasi bahwa sanak yang lebih dekat dengan Elimelekh daripada Boas itu sejak kepergian Elimelekh ke Moab sudah mengurusi tanah ladang kepunyaan Elimelekh dan putra-putranya tanpa membelinya. Boas mengingatkan bahwa ada setengah bagian hukum yang harus dijalankan oleh sanak itu jika hendak mengambil alih tanah tersebut, yaitu menikahi Rut. Sanak itu menolak, karena sudah memiliki seorang istri dan anak-anak, dan menyerahkan hak tersebut kepada Boas. Maka Boas berhak mengambil tanah tersebut serta menikahi Rut dan setahun kemudian mereka dikaruniai putra bernama Obed yang disusui dan dirawat oleh Naomi. Atas nasihat para perempuan, anak itu diberi nama Obed, karena dibesarkan untuk melayani Naomi pada hari tuanya, di mana Obed dalam dialek Ibrani berarti seorang "hamba" ("abdi"). Putra Obed adalah Isai, dan Daud adalah putranya, yang menjadi raja, dan mewariskan kekuasaannya kepada anak-cucunya selama dua puluh satu generasi. Yosefus menambahkan pula dalam bentuk kata ganti orang pertama bahwa ia merasa wajib mencatat sejarah Rut ini, karena ia berpikir untuk menunjukkan kuasa Allah, yang, tanpa kesulitan, dapat mengangkat mereka yang berasal dari keluarga biasa pada kehormatan dan kemuliaan, di mana Ia meninggikan Daud, sekalipun ia dilahirkan dari keluarga rata-rata.[11]
^W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
^J. Blommendaal. Pengantar kepada perjanjian lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
^VanderKam, James C. & Flint, Peter (2002). The Meaning of the Dead Sea Scrolls. New York: HarperSanFrancisco. hlm. 28.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^ abcJoseph S. Exell; Henry Donald Maurice Spence-Jones (Editors). On "Ruth 4". In: The Pulpit Commentary. 23 volumes. First publication: 1890. Diakses 24 April 2018. Artikel ini memuat teks dari sumber tersebut, yang berada dalam ranah publik.