Tempat penggalian modern terletak di bukit rendah ujung selatan sisi timur Lembah Yizreel di bagian utara Israel.[2] Arkaeolog David Ussishkin dan John Woodhead percaya bahwa Yizreel merupakan sebuah benteng markas tentara kavaleri raja Ahab.[2]
Catatan Alkitab
Dicatat dalam 2 Raja–raja 9:1–37, setelah Yehu membunuh raja Yoram, ia mendatangi Izebel di Yizreel dan menyuruh para pelayannya untuk melemparkan Izebel ke luar dari jendela. Mayatnya kemudian dimakan oleh anjing, sehingga hanya tersisa tulang tengkorak, kaki dan tangan.
Dalam 2 Raja–raja 10:8Yehu memerintahkan pembunuhan 70 orang keturunan Ahab, dan semua kepalanya dikirimkan ke Yizreel ditumpuk dalam dua tumpukan di pintu gerbang.[2]
Benteng kuno
"Pemandangan menakjubkan" dari lokasi ini ke arah utara dan timur membuatnya menjadi tempat strategis penting dalam zaman kuno, karena jalan raya dagang dan militer dari Mesir kuno ke Suriah (Aram) dan Mesopotamia melewati kota Megiddo, Bet-Sean dan sepanjang Lembah Yizreel.[2] Air dialirkan melalui keran-keran di tembok yang berasal dari mata air 'En Jezreel di timur laut benteng.[2] Karena lokasinya yang strategis, sumber air yang cukup dan padang rumput untuk ternak yang bagus di lembah Yizreel, arkeolog David Ussishkin dan John Woodhead percaya Yizreel merupakan markas pasukan kereta dan berkuda raja Ahab.[2]
Benteng dari abad ke-9 SM di Yizreel kemungkinan dibangun pada zaman raja Omri tetapi jelas aktif pada zaman raja Ahab dan ratu Izebel, serta putranya, raja Yoram.[2] Tak lama kemudian dihancurkan kemungkinan oleh tentara Aram di akhir abad ke-9 SM.[2][3] Keramik yang ditemukan di benteng itu semuanya berasal dari periode singkat ini.[2]
Benteng itu dibangun di lokasi sebuah desa kecil yang sudah ada sejak Zaman Perunggu Awal (~ 2750-2300 SM) dan Zaman Perunggu Akhir (~ 1550-1150 SM).[2]
Zaman Bizantin
Pada abad ke-4 M rombongan peziarah dan biarawati Kristen Egeria mengunjungi Yizreel dan melaporakan bahwa "makam Izebel dilempari batu oleh orang-orang sampai sekarang ini."[2]
Yizreel merupakan lokasi desa zaman Bizantin, desa zaman Perang Salib yang dihuni oleh Kesatria Kenisah, serta desa zaman Arab yang disebut Zir'in (diambil dari nama kuno Yizreel).[2] Sebuah "gereja tentara Salib yang indah" masih berdiri hampir utuh.[2] Benjamin dari Tudela mengunjungi Yizreel pada tahun 1165 dan melaporkan bahwa seorang pria Yahudi yang bekerja "mengeringkan" (dryer) hidup di sana.[4] Menjadi lokasi menara berbenteng besar dari zaman Kesultanan Utsmaniyah (Ottoman).[2] Selama perang kemerdekaan Israel, desa Ze'rin "menjadi markas pusat tentara Arab" dan karenanya direbut dan dibersihkan.[2]
Arkeologi
Pada tahun 1987 sebuah buldozer yang bekerja di lokasi itu tidak sengaja menggali struktur kuno yang mengawali penggalian di tempat tersebut di bawah pimpinan arkeolog David Ussishkin dan John Woodhead selama tujuh musim dari tahun 1990-1996.[2] Pekerja dan sukarelawan dari sekitar 25 negara (yang terbesar dari Britania Raya, Swedia dan Denmark) turut berpartisipasi. Penggalian terus dilanjutkan pada tahun 2012 oleh tim baru.
Tembok casemate dan empat menara yang mengelilingi benteng, dibangun dengan kombinasi ashlar yang terpotong rapi, boulder dan batu-batu kecil, dengan lapisan atas batu bata-tanah liat. Benteng ini mengelilingi daerah hampir seluas 11 ekar (45.000 m2). Panjangnya 860 kaki (260 m) dan lebarnya 470 kaki (140 m), serta diperkuat oleh turunan terjal di bagian utara dan sungai sedalam 20 kaki dengan timbunan di ketiga sisi lainnya..[2]