Azeka atau Aseka (bahasa Inggris: Azekah) adalah sebuah kota di daerah Sefela yang menjaga gapaian atas Lembah Ela, sekitar 26 km (16 mi) sebelah barat laut Hebron. Diidentifikasi sebagai kota "Azeka" atau "Aseka" yang tercatat dalam Alkitab. Gundukan penggalian ("tel") berbentuk buah pir dengan ujung menghadap ke utara. Karena lokasinya di Lembah Ela, kota ini berfungsi sebagai salah satu kota perbatasan Kerajaan Yehuda, berada pada perbatasan dataran rendah dan tinggi Sefela.[1]
Dikatakan sebagai tempat di mana raja-raja orang Amori dikalahkan oleh Yosua bin Nun, dan tentara mereka dihancurkan oleh hujan batu/es (Yosua 10:10–11).
Dan TUHAN mengacaukan mereka di depan orang Israel, sehingga Yosua menimbulkan kekalahan yang besar di antara mereka dekat Gibeon, mengejar mereka ke arah pendakian Bet-Horon dan memukul mereka mundur sampai dekat Azeka dan Makeda. Sedang mereka melarikan diri di depan orang Israel dan baru di lereng Bet-Horon, maka TUHAN melempari mereka dengan batu-batu besar dari langit, sampai ke Azeka, sehingga mereka mati. Yang mati kena hujan batu itu ada lebih banyak dari yang dibunuh oleh orang Israel dengan pedang.[2]
Inilah milik pusaka suku bani Yehuda menurut kaum-kaum mereka ...Yarmut, Adulam, Sokho, Azeka,...[3]
Pada zaman raja Saul, orang Filistin mengumpulkan tentaranya antara Soko dan Aseka, mengajukan Goliat sebagai pahlawan utama mereka (1 Samuel 17).
Orang Filistin mengumpulkan tentaranya untuk berperang; mereka berkumpul di Sokho yang di tanah Yehuda dan berkemah antara Sokho dan Azeka di Efes-Damim.[4]
Rehabeam memperkuat pertahanan kota ini dalam masa pemerintahannya, bersama dengan kota Lakhis serta tempat-tempat strategis lainnya (2 Tawarikh 11:5–10).
Rehabeam diam di Yerusalem dan memperkuat kota-kota kubu di Yehuda ...Adoraim, Lakhis, Azeka,...[5]
Lakhis dan Aseka adalah dua kota berkubu terakhir yang jatuh ke tangan orang Babel sebelum merebut Yerusalem (Yeremia 34:6–7).
'Nabi Yeremia menyampaikan segala perkataan ini kepada Zedekia, raja Yehuda, di Yerusalem, ketika tentara raja Babel berperang melawan Yerusalem dan segala kota Yehuda yang masih tinggal, yaitu Lakhis dan Aseka, sebab kota-kota itulah yang masih tinggal di antara kota-kota Yehuda sebagai kota-kota yang berkubu.[6]
Zanoah, Adulam dan desa-desanya, di Lakhis dan ladang-ladangnya, dan di Azeka dan segala anak kotanya. Demikianlah mereka berkampung dari Bersyeba sampai lebak Hinom.[7]
Catatan di luar Alkitab
Aseka disebutkan dalam dua sumber di luar Alkitab. Suatu teks yang dibuat oleh raja Asyur, Sanherib, memuat catatan mengenai Azeka dan kehancurannya selama serangan militernya.
(3) […tuanku, Ashur, memberani]kan ku dan melawan tanah Yehu[da aku berderap. Dalam] seranganku, upeti dari raja-ra[ja Filistia? aku terima...
(4) […dengan kekua]tan Ashur, tuanku, provinsi [Hizk]ia dari Yehuda seperti […
(5) […] kota Aseka, bentengnya, yang berada di antara [ba]tasku dan negeri Yehuda […
(6) [seperti sarang rajawali? ] terletak pada lereng gunung, seperti pisau besi yang runcing tanpa batas mencapai tinggi di sorga […
(7) [Tembok-temboknya] kuat dan menyaingi gunung-gunung tertinggi, dalam pandangan, seakan dari langit [muncul kepalanya? …
(8) [dengan cara memukuli jalan menu]run, sodokan gerbang yang kuat? dibawa mendekat, karya dari […], dengan serangan tentara pejalan kaki, perwira-perwira[ku]…
(9) […] mereka telah melihat [kedatangan tenta]raku dan mereka telah mendengar raungan pasukan kuat dari dewa Asyur dan hati [mereka] menjadi gentar […
(10) [Kota Azeka aku kepung,] aku rebut, aku bawa pergi jarahannya, aku hancurkan, aku binasakan, [aku bakar dengan api …[8]
Azeka juga diseebut dalam salah satu Surat-surat Lakhis. Surat Lakhis 4 menyiratkan bahwa Azeka sudah dihancurkan, karena tidak lagi terlihat oleh penulis surat. Bagian dari otracon memuat:
"Dan sebagaimana tuanku mengutus aku mengenai urusan Bet Harapid, tidak ada orang di sana. Dan mengenai Semakyahu, Semayahu mengambilnya dan membawanya ke kota. Dan hamabamu tidak mengirimkannya ke sana la[gi -], tetapi ketika fajar menyingsing [-]. Dan kiranya (tuanku) diberi kabar bahwa kami mengawasi signal api dari Lakhis menurut semua tanda-tanda yang telah tuanku berikan, karena kami tidak dapat melihatnya dari Azeka.[9]
Penemuan arkeologi
Ekskavasi oleh arkeolog Inggris Frederick J. Bliss dan R. A. Stewart Macalister selama periode 1898-1900 di Tel Azekah menunjukkan suatu benteng, sistem pengairan, gua-gua persembunyian yang digunakan selama pemberontakan Bar Kokhba dan barang-barang antik, seperti diketemukannya sejumlah meterai LMLK. Aseka adalah salah satu situs pertama yang digali di Israel dan diekskavasi di bawah Palestine Exploration Fund selama 17 minggu dalam 3 musim.[10] At the close of their excavation Bliss and Macalister refilled all of their excavation trenches in order to preserve the site.[11] Situs ini berlokasi pada tanah Taman milik Jewish National Fund, Britannia Park.[12]
"Lautenschläger Azekah Expedition", bagian dari "Elah Valley Project", dimulai pada musim panas tahun 2012, di bawah pimpinan Prof. Oded Lipschits dari Institute of Archaeology of Tel Aviv University, bersama dengan Dr Yuval Gadot dari TAU dan dengan Prof. Manfred Oeming dari Heidelberg University, merupakan suatu konsorsium dari selusin lebih universitas di Eropa, Amerika Utara, dan Australia. Dalam musim pertama 300 sukarelawan bekerja selama 6 minggu dan menemukan tembok-tembok, instalasi, dan ratusan artefak. Sebagai bagian dari taman Jewish National Fund, bilamana mungkin bangunan-bangunan itu akan dilestarikan dan dipamerkan kepada publik.
^Na’aman, N. Sennacherib’s “Letter to God” on His Campaign to Judah. Bulletin of the American Schools of Oriental Research 214:25-39. 1974 from Lipschitz, Tel Azekah 113