Kisah yang dicatat di pasal ini terjadi pada tahun ke-41 setelah bangsa Israel ke luar dari tanah Mesir, yaitu setelah bangsa Israel menyeberangi sungai Yordan masuk ke tanah Kanaan.[3] Diperkirakan pada tahun 1406 SM.[4]
Dan TUHAN mengacaukan mereka di depan orang Israel, sehingga Yosua menimbulkan kekalahan yang besar di antara mereka dekat Gibeon, mengejar mereka ke arah pendakian Bet-Horon dan memukul mereka mundur sampai dekat Azeka dan Makeda. (TB)[6]
"Pendakian Bet-Horon" (bahasa Inggris: the ascent of Bethhoron): yaitu Bet-Horon Atas (Upper Bethhoron, sekarang: Beit Ur, el-Foka), yang lebih dekat dengan Gibeon, hanya berjarak empat jam jalan kaki ke arah barat laut, pada suatu bukit yang menjulang di antara dua lembah, satu di utara dan satu di selatannya, dan terpisah dengan Bet-Horon Bawah (Lower Bethhoron), yang terletak lebih ke barat, oleh suatu tembusan panjang dan curam, di mana pendakian ke Bet-Horon Atas sangat terjal dan berbatu, meskipun batu karang itu sekarang telah dipotong dan suatu jalanan telah dibuat dengan anak-anak tangga (lihat Robinson. Palestine. iii. p. 59).[7] Tembusan di antara dua Bet-Horon ini menuju ke bawah dari Gibeon ke arah dataran barat, dan kadang disebut "pendakian", atau "naik ke" Bet-Horon, dan kadang "penurunan", "lereng" atau "turun dari" kota itu (Yosua 10:11)[7][8]
"Makeda": terletak di dataran pantai (Alkitab Yosua 15:41]).[7]
"Azeka dan Makeda": di antara kedua kota ini terletak "Efes-Damim" (1 Samuel 17:1), yang oleh Van de Velde ditemukan dalam bentuk reruntuhan Damm, sekitar sejam perjalanan kaki di sebelah selatan Beit Nettif (Van de Velde. Mem. p. 290), dan akibatnya membayangkan Azeka berada di desa Ahbek, yang berdiri di atas bukit satu setengah mil di sebelah utara Damm, dan sekitar empat atau lima mil timur laut utara dari Shuweikeh, yang dianggapnya sebagai "Afek".[7] Pernyataan dalam Onomasticon[9] mendukung pandangan ini.[7]
Ayat 11
Sedang mereka melarikan diri di depan orang Israel dan baru di lereng Bet-Horon, maka TUHAN melempari mereka dengan batu-batu besar dari langit, sampai ke Azeka, sehingga mereka mati. Yang mati kena hujan batu itu ada lebih banyak dari yang dibunuh oleh orang Israel dengan pedang. (TB)[10]
Ayat 12
Lalu Yosua berbicara kepada TUHAN pada hari TUHAN menyerahkan orang Amori itu kepada orang Israel; ia berkata di hadapan orang Israel: "Matahari, berhentilah di atas Gibeon dan engkau, bulan, di atas lembah Ayalon!" (TB)[11]
bahasa Ibrani: אז ידבר יהושע ליהוה ביום תת יהוה את־האמרי לפני בני ישראל ויאמר ׀ לעיני ישראל מש בגבעון דום וירח בעמק אילון׃
Yosua berdoa untuk suatu mukjizat, dan Allah mengabulkan doanya. Orang percaya tidak boleh ragu-ragu berdoa memohon agar Tuhan akan bekerja secara luar biasa untuk menolong mereka. Umat Allah hidup di dalam dunia yang bermusuhan dan jahat dan dihadapkan dengan berbagai tantangan dan kesulitan sehingga mukjizat kadang-kadang diperlukan agar rencana dan tujuan-Nya bagi mereka digenapi.[12]
Perkataan ditujukan kepada bulan dan matahari mengindikasikan bahwa keduanya terlihat saat Yosua mengucapkannya. Di sebelah bawah dan di hadapannya, ke arah barat, adalah lembah Ayalon; di belakangnya, ke arah timur, bukit-bukit di sekeliling Gibeon. Beberapa jam telah berlalu sejak fajar dimulainya peperangan, dan istilah "di tengah langit" (Yosua 10:13) tampaknya menunjukkan bahwa telah hampir tengah hari, sedangkan bulan masih tampak samar-samar di barat. Jika waktu itu hampir matahari terbenam, Yosua akan melihat matahari di depannya segera tenggelam ke laut (Laut Tengah), bukan di sisi timur ke arah Gibeon. Lembah Ayalon ("lembah rusa-rusa") sekarang Merj Ibn Omeir, digambarkan oleh Robinson sebagai lembah yang lebar dan indah membentang ke barat dari pegunungan ke tanah dataran barat. Nama kunonya masih terpelihara di Yalo, sebuah desa di perbukitan yang terletak di batas selatan lembah itu.[13]
Ayat 13
Maka berhentilah matahari dan bulanpun tidak bergerak, sampai bangsa itu membalaskan dendamnya kepada musuhnya. Bukankah hal itu telah tertulis dalam Kitab Orang Jujur? Matahari tidak bergerak di tengah langit dan lambat-lambat terbenam kira-kira sehari penuh. (TB)[14]
Setelah raja-raja itu dikeluarkan dan dibawa kepada Yosua, maka Yosuapun memanggil semua orang Israel berkumpul dan berkata kepada para panglima tentara, yang ikut berperang bersama-sama dengan dia: "Marilah dekat, taruhlah kakimu ke atas tengkuk raja-raja ini." Maka datanglah mereka dekat dan menaruh kakinya ke atas tengkuk raja-raja itu. (TB)[17]
Sesudah itu Yosua membunuh raja-raja itu, dan menggantung mereka pada lima tiang, dan mereka tinggal tergantung pada tiang-tiang itu sampai matahari terbenam.[18]
Tetapi menjelang matahari terbenam, atas perintah Yosua mayat mereka diturunkan dari tiang-tiang itu, dan dilemparkan ke dalam gua, tempat mereka bersembunyi. Lalu mulut gua itu ditutupi orang dengan batu-batu besar, yang masih ada sampai sekarang. (TB)[19]
Hal yang sama dilakukan terhadap raja kota Ai (Yosua 8:29). Penurunan mayat dari tiang gantungan menjelang matahari terbenam ini menuruti perintah Musa dalam Ulangan 21:22-23.
Ayat 28
Pada hari itu Yosua merebut Makeda dan kota itu dipukulnya dengan mata pedang, juga rajanya; kota itu dan semua makhluk yang ada di dalamnya ditumpasnya, tidak ada seorangpun yang dibiarkannya lolos, dan raja Makeda, diperlakukannya seperti telah diperlakukannya raja Yerikho. (TB)[20]
Ayat 29
Kemudian Yosua dengan seluruh Israel berjalan terus dari Makeda ke Libna, lalu memerangi Libna. (TB)[21]
Ayat 33
Lalu Horam, raja Gezer, maju untuk membantu Lakhis, tetapi Yosua menewaskan dia dan rakyatnya, sehingga tidak ada seorangpun padanya yang dibiarkannya lolos.[22]
Ayat 38
Kemudian Yosua dengan seluruh Israel kembali ke Debir, lalu berperang melawannya. (TB)[23]
Ayat 40
Demikianlah Yosua mengalahkan seluruh negeri itu, Pegunungan, Tanah Negeb, Daerah Bukit dan Lereng Gunung, beserta semua raja mereka.
Tidak seorangpun yang dibiarkannya lolos, tetapi ditumpasnya semua yang bernafas, seperti yang diperintahkan TUHAN, Allah Israel. (TB)[24]
Tidak ditinggalkannya_tersisa dan_semua_yang_bernafas dibinasakannya sebagaimana diperintahkan Yahweh Allah Israel.
Ayat 40 catatan
"Seluruh negeri" (bahasa Ibrani: kāl-hā-’ā-rets): seluruh wilayah itu telah diteliti dengan cermat yang kemudian diperlakukan dengan detail khusus, dibagi menjadi 4 daerah geografis:[25]
(a) "Pegunungan" (bahasa Ibrani: hā-hār; bahasa Inggris: hills): daearh pegunungan Yehuda, terentang ke arah selatan dari Yerusalem, terdiri dari gamping kapur, dan membentuk pemisah air antara Laut Tengah dan Laut Mati, menjulang setinggi 3000 kaki. Umumnya, terutama bagian selatan, tanahnya tidak rata dan berbatu-batu.[25]
(b) "Tanah Selatan" (harfiah: "Negeb"; bahasa Ibrani: hā-ne-ḡeḇ; bahasa Inggris: The South): tanah kering, gersang, di mana "batang air kering" pada musim panas (Mazmur 126:4). Daerah berbatu kapur, wilayah di antara padang gurun dan tanah pertanian, seperti steppes di Rusia selatan. Karena terletak di bagian selatan Palestina, "Negeb" menjadi berarti "selatan" secara umum (bandingkan Bilangan 35:5; Keluaran 40:24; Yosua 17:9–10). Namun, tentunya pernah merupakan tanah subur, karena Palmer dan Drake menemukan gundukan anggur di sekeliling batas barat. "Hampir tiba-tiba ada transisi ke padang gurun di dataran tinggi, 'Negeb' atau tanah selatan — serangkaian perbukitan bergulung, tertutup rerumputan jarang-jarang di sana sini, terutama pada permukaan utaranya; dan terus meningkat, sampai barometer turun tiga setengah inci, menunjukkan pada kami bahwa kami telah mendaki sampai 3.200 kaki di atas perkemahan kami pagi tadi."[26]
(c) "Daerah Bukit" (bahasa Ibrani: hā-shə-p̄ê-lāh; bahasa Inggris: The Vale), yaitu dataran rendah atau Shephêlah (Sefela), suatu jalur tanah di bagian selatan Palestina yang terentang dari Joppa ke Gaza, "dataran Filistin" ("the plain of the Philistines"). "Dilihat dari laut, daerah maritim atau pantai ini tampak sebagai daerah pantai rendah yang panjang atau pasir berwarna krem, dengan sedikit bergelombang, kadang-kadang naik menjadi gundukan-gundukan atau bukit-bukit, di mana pada satu atau dua tempat hampir menjadi semacam tanjung."[25]
(d) "Lereng Gunung" (bahasa Ibrani: hā-’ă-shê-ḏō-ṯ; bahasa Inggris: The Springs, "mata air", lebih tepatnya Slopes atau Declivities): kata kerja yang membentuk kata asalnya bermakna "menuang", "mengucur", sehingga kata ini dapat bermakna (i) suatu curahan; (ii) suatu tempat, di mana sesuatu mengucur. Bandingkan Ulangan 3:17, "mulai dari Kineret sampai ke Laut Araba ("laut pada dataran"), yakni Laut Asin (Laut Garam) di kaki lereng gunung Pisga ("di bawah Ashdoth-pisgah"; = mata air atau lereng Pisgah) ke arah timur", di mana LXX dan Versi bahasa Inggris menangani kata itu sebagai suatu nama. Kata ini di sini menunjukkan suatu daerah dengan tanah bergelombang di antara Sefela atau "dataran rendah," yang disebut di atas, dan daerah pegunungan di tengah-tengah.[25]
Dalam Easton's Bible Dictionary dinyatakan bahwa di antara kumpulan Surat Amarna terdapat surat-surat yang dikirim oleh "Adoni-Zedek" kepada FiraunMesir, yang menambah informasi sejarah pada catatan pasal ini. Namun, satu-satunya raja Yerusalem yang disebut dalam kumpulan arsip surat ini hanyalah "`Abdi-Heba" (nama ini dapat diterjemahkan sebagai "abdi atau hamba Heba", "Heba" juga dieja "Kheba"), yang dikatakan telah menggantikan "Lab'ayu". Enam suratnya kepada raja Mesir (EA 285-290) termasuk ke dalam kumpulan Surat Amarna, dan namanya disebut dalam surat ketujuh (EA 280). Kemungkinan penyunting "Easton's Bible Dictionary" membaca bahwa `Abdi-Heba mengeluh mengenai serangan orang-orang Habiru, yang pada saat itu dipastikan oleh para sejarawan sebagai orang "Ibrani", dan memaksakan identifikasi ini.
Sejumlah peristiwa dalam pasal ini mengacu kepada beberapa kejadian dalam kehidupan YesusKristus. Nama "Yesus" itu sendiri merupakan pelafalan bahasa Yunani untuk nama bahasa Ibrani, "Yosua" (yang dieja dalam bahasa Aram, bahasa yang dipakai dalam abad-abad permulaan Masehi, sebagai "Yeshua")
Yosua memerintahkan matahari dan bulan untuk "berhenti" (Yosua 10:12-13).
Yesus menghardik angin ribut (suatu "taufan yang dahsyat") dan berkata kepada danau Galilea yang sedang berombak besar itu: "Diam! Tenanglah!" (Markus 4:39; juga Matius 8:26, Lukas 8:24)
Yosua berkata kepada para panglima tentara, yang ikut berperang bersama-sama dengan dia: "Marilah dekat, taruhlah kakimu ke atas tengkuk raja-raja ini." (ayat 24)
Tentang Yesus, Allah mengatakan: "Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu."[27]
Yosua "menggantung" musuh-musuh itu "pada lima tiang, dan mereka tinggal tergantung pada tiang-tiang itu sampai matahari terbenam." (ayat 26) Dalam zaman Romawi, tindakan ini disebut "penyaliban".
YesusKristus dijadikan "penanggung dosa" (dianggap sebagai "musuh Allah") untuk menerima kutukan penghukuman atas nama seluruh umat manusia, dan "digantung di atas tiang" ("disalibkan") sampai matahari terbenam.[28]
Yosua memerintahkan menjelang matahari terbenam agar mayat orang yang tergantung itu diturunkan dan dilemparkan ke dalam sebuah gua, lalu mulut gua itu ditutupi dengan batu-batu besar.
Mayat YesusKristus diturunkan menjelang matahari terbenam dan kemudian dimasukkan ke dalam sebuah gua ("kubur yang digali dari dalam batu") dan mulut kubur itu ditutupi dengan sebuah batu yang besar, dengan demikian menggenapi tuntas nasib seorang "penanggung dosa".[29] Setelah semua itu telah digenapi dan hutang dosa umat manusia sudah lunas dibayar, maka YesusKristus dibangkitkan oleh Allah untuk menjadi "manusia" pertama yang menerima kehidupan kekal, yang akan dianugerahkan kepada semua orang yang percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat.[30]
^W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
^J. Blommendaal. Pengantar kepada perjanjian lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857