Ein Gedi terkenal dengan goa, mata air, dan keanekaragaman flora dan fauna yang kaya. Ein Gedi disebut beberapa kali dalam kitab suci, contohnya pada 1 Samuel 24:1.
Etimologi
Nama Ein Gedi terdiri dari dua kata Ibrani: ein artinya "mata air" dan gdi artinya "anak kambing". Jadi, "Ein Gedi" bermakna "mata air anak kambing".
Dalam bahasa Arab kata 'ain' atau 'ein' juga berarti "mata air", demikian pula kata 'Gedi' atau 'Jadi' berarti "anak kambing".
Pada Yosua 15:62, Ein Gedi terhitung dalam kota-kota milik pusaka Suku Yehuda di padang gurun Betharaba, tetapi Yehezkiel 47:10 menunjukkan bahwa tempat itu juga kota nelayan. Pada suatu ketika, Daud bersembunyi di padang gurun Ein Gedi.[2] sementara raja Saul mencarinya "sekalipun di antara batu-batu karang yang tajam, yang hanya dapat dicapai oleh kambing liar".[3]
Pada bulan April 1848, Letnan William Francis Lynch memimpin ekspedisi Amerika menyusuri sungai Yordan sampai ke Laut Mati, yang berakhir di En Gedi (Ain Jidy).[4]
Pada tahun 1956 Yohanan Aharoni pertama kali menemukan apa yang disebut "situs orang Eseni". Suatu gulungan bertarikh abad ke-3 ditemukan pada tahun 1970 dan memuat teks Kitab Imamat yang identik dengan Teks MasoretAbad Pertengahan. Pada tahun 1998–99, ekspedisi arkeologi yang dipimpin oleh Yizhar Hirschfeld di Ein Gedi dengan sistematis mengekskavasi apa yang disebut .[5]