Lahir di Güneysu, Rize, Erdoğan pindah bersama keluarganya ke Istanbul pada usia 13 tahun. Ia belajar administrasi bisnis di Akademi Ilmu Ekonomi dan Komersial Aksaray, sebelum bekerja sebagai konsultan dan manajer senior di sektor swasta. Selama masa ini, Erdoğan menjadi aktif dalam partai-partai yang dipimpin oleh politikus Islamis veteran Necmettin Erbakan, dimulai sebagai ketua distrik Beyoğlu partainya pada tahun 1984 dan ketua Istanbul pada tahun 1985. Setelah pemilihan lokal tahun 1994, Erdoğan terpilih sebagai wali kota Istanbul, di mana ia menerapkan serangkaian reformasi yang memodernisasi infrastruktur dan ekonomi kota. Pada tahun 1998 ia dihukum karena menghasut kebencian agama dan dilarang berpolitik setelah membacakan puisi oleh Ziya Gökalp yang membandingkan masjid dengan barak dan orang beriman dengan tentara. Erdoğan dibebaskan dari penjara pada tahun 1999 dan kemudian secara terbuka meninggalkan politik Islamis, memutuskan hubungan dengan Erbakan untuk membentuk AKP, sebuah partai yang dirancang untuk mengikuti contoh partai-partai Demokrat Kristen Eropa.
Erdoğan memimpin AKP meraih kemenangan telak dalam pemilihan Majelis Agung Nasional pada tahun 2002, hanya setahun setelah mendirikan partai tersebut. Setelah larangan politiknya dicabut oleh perdana menteri Abdullah Gül, Erdoğan menjadi perdana menteri setelah memenangkan pemilihan sela di Siirt pada tahun 2003. Erdoğan memimpin AKP meraih dua kemenangan pemilihan lagi pada tahun 2007 dan 2011. Reformasi yang dilakukan pada tahun-tahun awal masa jabatan Erdogan sebagai perdana menteri memberi Turki awal negosiasi keanggotaan Uni Eropa.[5] Selanjutnya, Turki mengalami pemulihan ekonomi dari krisis ekonomi tahun 2001 dan melihat investasi di bidang infrastruktur termasuk jalan raya, bandara, dan jaringan kereta api berkecepatan tinggi. Dia juga memenangkan dua referendum konstitusi yang sukses pada tahun 2007 dan 2010. Erdoğan mengurangi pengaruh militer pada politik, bertahan dari kritik terhadap dokumen e-memorandum angkatan bersenjata dan tetap kontroversial karena hubungannya yang dekat dengan gerakan Gülen, yang dituduhkan kepada AKP mendalangi pembersihan terhadap perwira militer melalui persidangan Balyoz dan Ergenekon.[6][7] Pada akhir 2012, pemerintahannya memulai negosiasi damai dengan Partai Buruh Kurdistan (PKK) untuk mengakhiri konflik Kurdi-Turki, yang berakhir tiga tahun kemudian.
Pada tahun 2014, Erdoğan menjadi presiden pertama yang dipilih secara populer di negara itu.[8] Kepresidenan Erdogan telah ditandai dengan kemunduran demokrasi dan pergeseran ke arah gaya pemerintahan yang lebih otoriter dan telah menghadapi tuduhan pelanggaran hak asasi manusia, penindasan perbedaan pendapat dan penindasan kebebasan berbicara.[9] Dia telah dikritik karena penanganannya terhadap beberapa masalah, termasuk unjuk rasa Taman Gezi 2013, upaya kudeta yang gagal tahun 2016, kebijakan ekonominya, dan konflik yang sedang berlangsung di Suriah, yang diyakini telah berkontribusi pada hasil buruk pemilihan lokal 2019. di mana partainya kehilangan kekuasaan di kota-kota besar oleh partai-partai oposisi untuk pertama kalinya dalam 15 tahun.[10] Erdoğan mendukung referendum 2017, mengubah sistem parlementer Turki menjadi sistem presidensial, memperkenalkan batasan masa jabatan kepala pemerintahan (dua periode lima tahun penuh), dan memperluas kekuasaan eksekutif.[11] Sistem pemerintahan baru ini secara resmi diberlakukan setelah pemilihan umum 2018, di mana Erdoğan menjadi presiden eksekutif. Namun partainya kehilangan mayoritas di parlemen sejak saat itu dan saat ini berkoalisi (Aliansi Rakyat) dengan Partai Gerakan Nasionalis (MHP).[12] Terutama mulai tahun 2018, ia telah menurunkan independensi Bank Sentral dan menjalankan kebijakan moneter yang sangat tidak ortodoks, yang menyebabkan tingkat inflasi tinggi dan depresiasi nilai lira Turki. Sejak 2020, dia memimpin respons Turki terhadap pandemi COVID-19 dan peluncuran vaksinasi. Dalam kebijakan luar negeri, sebagai akibat dari perang saudara Suriah, Turki menjadi negara tuan rumah pengungsi terbesar di dunia sejak 2014 dan melancarkan operasi melawan Negara Islam, Pasukan Demokratik Suriah, dan pasukan Assad. Menyusul ratifikasi kesepakatan maritim Libya-Turki, Turki telah mengirimkan bantuan militer untuk mendukung pemerintah yang diakui PBB. Dia menanggapi invasi Rusia ke Ukraina 2022 dengan menutup Bosphorus untuk bala bantuan angkatan laut Rusia, menengahi kesepakatan antara Rusia dan Ukraina mengenai ekspor biji-bijian, dan menengahi pertukaran tahanan.[13]
Masa kecil hingga remaja
Erdoğan lahir di Istanbul, tetapi dibesarkan di Rize pesisir Laut Hitam dan kembali ke Istanbul pada usia sekitar 13 tahun dalam sebuah keluarga kelas menengah. Ayahnya adalah seorang pelaut yang bertugas sebagai penjaga pantai di Angkatan Laut dan berasal dari Rize.[14]
Erdoğan kecil tumbuh di daerah Kasımpasa Istanbul yang terkenal sebagai daerah para pekerja keras. Di Kasımpasa dia mengenal kondisi masyarakat miskin perkotaan sekaligus mengenal solidaritas masyarakat Kasımpasa. Sejak kecil dia sudah akrab dengan dunia sepak bola.
Ia belajar di sekolah agama, Sekolah Imam Hatip dan melanjutkan ke Universitas Marmara untuk belajar ekonomi dan bisnis.[1] Erdoğan menjadi pemain sepak bola semi profesional pada usia 16 tahun, dan bekerja di perusahaan angkutan kota Istanbul.[1][15][16]
Setelah kudeta 1980, semua partai politik dibubarkan, tetapi para bekas anggota Partai Keselamatan Nasional kemudian mendirikan Partai Kesejahteraan (Refah Partisi) setelah demokrasi dipulihkan pada 1983. Pada 1985 Erdoğan menjadi ketua Partai Kesejahteraan di Provinsi Istanbul dan ikut serta dalam pemilihan wali kota untuk wilayah kosmopolitan Beyoğlu di Istanbul tengah dan sebagai calon untuk Majelis Agung Nasional Turki beberapa kali pada akhir 1980-an.[butuh rujukan]
Pada 1991, Partai Kesejahteraan melampaui ambang 10% yang dibutuhkan untuk memperoleh kursi untuk pertama kalinya di Majelis Agung Nasional, dan Erdoğan terpilih sebagai anggota parlemen dari Provinsi Istanbul, meskipun kursi ini kemudian dicabut oleh Komisi Pemilihan Pusat karena adanya sistem pemilihan yang berlaku saat itu. Namun, dalam pemilu lokal pada 27 Maret1994, Partai Kesejahteraan menjadi partai terbesar di Turki untuk pertama kalinya, dan Erdoğan menjadi wali kota Istanbul Raya serta Presiden dari Dewan Metropolitan Istanbul Raya.[18]
Sebagai wali kota Istanbul, ia menjadi terkenal karena ia seorang administratur yang efektif dan populis, membangun prasarana dan jalur-jalur transportasi Istanbul dan pada saat yang sama memperindah kota itu. Dalam prosesnya ia menjadi politikus Turki yang paling populer.[19]
Prestasi menonjolnya yang sulit dilupakan warga adalah keberhasilan pengadaan air bersih untuk penduduk kota itu, penertiban bangunan, mengurangi kadar polusi dengan melakukan aksi penanaman ribuan pohon di jalan-jalan kota, memerangi praktik prostitusi liar dengan memberikan pekerjaan lebih terhormat kepada wanita muda, dan melarang menyuguhkan minuman keras di tempat yang berada di bawah kontrol Wali kota Istanbul.[20]
Ketika mendeklarasikan Partai Keadilan Pembangunan (AKP: Adalet ve Kalkinma Partisi) yang berhaluan Islam pada Agustus2001, ia mampu membawa partainya ibarat cahaya yang akan menerangi kegelapan. Kemenangan partainya dalam pemilu3 November2002 dengan 34,1 persen suara bukan secara otomatis menaikkan citra sebagai perdana menteri. Wakil Ketua AKP Abdullah Gul yang ditunjuk oleh PresidenAhmet Necdet Sezer. Tetapi, setelah semua kasus yang menimpanya dianggap selesai dan disetujui parlamen, ia kemudian menggantikan Abdullah Gül sebagai Perdana Menteri Turki.[21]
Erdoğan terpilih menjadi Presiden Turki ke-12 hasil pemilihan presiden Turki yang digelar pada 10 Agustus2014. Erdoğan memenangi pemilihan presiden dengan perolehan 52 persen mengalahkan dua pesaingnya.[23] Pada 28 Agustus, Erdoğan resmi dilantik menjadi Presiden Turki ke-12. Ia dilantik di kantor kepresidenan di Ankara. Pelantikannya akan mengantarkan pada era baru di Turki karena dia diperkirakan akan mendesak dibuatnya konstitusi baru yang bisa menstransformasi negeri itu. Pengganti Erdogan pada kursi perdana menteri adalah Menteri Luar Negeri Ahmet Davutoğlu. Para kepala negara sejumlah negara Eropa Timur, Afrika, Asia Tengah, dan Timur Tengah akan menghadiri pelantikan Erdogan, termasuk Presiden UkrainaPetro Poroshenko.[24]
^"Erdoğan'ın diploması aslında hangi okuldan" [Which school is Erdoğan's diploma from]. oda TV (dalam bahasa Turkish). 25 April 2014. Diakses tanggal 3 December 2014.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^Cengiz Aldemir (28 April 2014). "Erdoğan'ın diploması Meclis'te" [Erdoğan's diploma in parliament] (dalam bahasa Turkish). Sözcü. Diakses tanggal 3 December 2014.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)