Dalam Teologi moral Katolik, probabilisme memberikan cara untuk menjawab pertanyaan tentang apa yang harus dilakukan ketika seseorang tidak tahu apa yang harus dilakukan. Probabilisme mengusulkan bahwa seseorang dapat mengikuti pendapat yang berwenang mengenai apakah suatu tindakan dapat dilakukan secara moral, meskipun pendapat sebaliknya lebih mungkin terjadi. (Suatu pendapat mungkin terjadi jika, karena argumen intrinsik atau ekstrinsik, pendapat tersebut dapat memperoleh persetujuan dari banyak orang yang bijaksana.) Pendapat ini pertama kali dirumuskan pada tahun 1577 oleh Bartholomew Medina, OP, yang mengajar di Salamanca.[1][2]
Lihat juga
Referensi