Matius 17

Matius 17
Injil Matius 1:1-9,12 pada bagian depan (recto) potongan naskah Papirus 1, yang ditulis sekitar tahun 250 M.
KitabInjil Matius
KategoriInjil
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Baru
Urutan dalam
Kitab Kristen
1

Matius 17 (disingkat Mat 17) adalah pasal ketujuh belas Injil Matius pada Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen, yang diyakini disusun menurut catatan Matius, salah seorang dari Keduabelas Rasul Yesus Kristus.[1][2][3][4]

Teks

Tempat

Peristiwa yang dicatat pada ayat 24-27 terjadi di kota Kapernaum (ayat 24).

Waktu

Kisah pada ayat 24-27 kemungkinan terjadi pada sekitar tanggal 15 bulan Adar, karena saat itulah bea untuk Bait Allah biasanya dipungut menurut tradisi Yahudi.[5]

Struktur

Terjemahan Baru (TB) membagi pasal ini (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):

Ayat 24

Rasul Petrus membayar bea Bait Allah dengan uang logam yang ditemukan di mulut ikan, karya Augustin Tünger, 1486.
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah pemungut bea Bait Allah kepada Petrus dan berkata: "Apakah gurumu tidak membayar bea dua dirham itu?" (TB)[6]

Referensi silang: Keluaran 30:13; Keluaran 38:26

Ada satu traktat dalam Mishnah Yahudi, disebut "Shekalim" yang khusus membahas hal bea Bait Allah ini; di dalamnya tertulis siapa yang wajib membayar, waktu dan cara pengumpulan serta penggunaan dana tersebut, yang terus dijalankan sampai masa Titus Vespasian (tahun 70 Masehi; setelah ia menghancurkan Bait Allah di Yerusalem), yang menurut Flavius Yosefus,[8] "menetapkan pajak dua dirham, sama dengan setengah syikal, untuk orang Yahudi; dan memerintahkan untuk membawanya setiap tahun kantor pusat pemerintahan (capitol) di Roma, sebagaimana dulunya dibayarkan untuk Bait Allah di Yerusalem."[5] Jadi sudah menjadi tradisi adanya pemungut bea Bait Allah di Kapernaum, karena setiap tahun sekali, pada hari ke-15 bulan Adar, para pemungut bea ini duduk pada meja-meja di setiap kota di Yudea dan wilayah orang Yahudi lainnya, dan pada hari ke-15 bulan yang sama, pada Bait Allah.[9] Nilai "setengah syikal" kira-kira bernilai 15 penny uang Inggris sekarang (sekitar Rp. 3.000,-).[5] Alkitab versi bahasa Suryani menerjemahkan kata "didrachma" pada ayat ini sebagai, "dua zuzim uang kepala": satu "zuz" bagi orang Yahudi adalah setara dengan satu penny orang Romawi; empat "zuz" bernilai satu syikal,[10] jadi dua "zuzim" (bentuk jamak dari "zuz") bernilai "setengah syikal". Pemungut bea ini mendatangi Petrus, bukan kepada Yesus sebagai pemimpin kelompok, kemungkinan karena Petrus lah yang mempunyai rumah di kota ini,[11] sedangkan tidak diketahui jelas apakah Yesus merupakan penduduk tetap kota Kapernaum, sebab tertulis dalam peraturan orang Yahudi, bahwa seorang laki-laki harus tinggal 12 bulan di suatu tempat, sebelum ia wajib membayar pajak di tempat itu.[12]

Adapun menurut aturan pemungutan bea itu:

Semua wajib memberi setengah syikal, imam, orang Lewi dan orang Israel; dan orang asing, atau orang yang masuk agama Yahudi, dan hamba-hamba, yang dimerdekakan; tetapi tidak wajib untuk wanita, atau para budak, atau anak-anak; meskipun jika mereka memberi, akan diterima pemberian itu.[13]

Penggunaan bea Bait Allah itu dibatasi sebagai berikut:

Mereka tidak mengumpulkannya untuk membangun tembok, atau mendirikan pintu gerbang, atau untuk menggaji para penjaga, atau hal-hal semacam itu; juga bukan untuk perbendaharaan raja; juga tidak dipaksakan untuk memberikan bea, baik itu ditetapkan untuk warganegara, maupun ditetapkan untuk setiap orang laki-laki.[14]

Peristiwa yang singkat tetapi sarat dengan informasi ini hanya dicatat dalam Injil Matius, memuat catatan penyusunnya yaitu Matius yang dulunya seorang pemungut cukai di Kapernaum di tepi danau Galilea, sekitar tempat kejadian ini.

Ayat 27

Tilapia zilli ("St. Peter's fish"; "ikan Santo Petrus") - disajikan pada sebuah restoran di Tiberias.
Sekeping mata uang "tetradrachm/tetradrakhma" Atena dari periode setelah tahun 499 SM, yang bernilai 4 dirham (= 4 drakhma atau "tetra drakhma").
[Kata Yesus kepada Petrus:] "Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu juga." (TB)[15]
  • "Mata uang empat dirham" pada ayat ini diterjemahkan dari kata "στατῆρα" (statēra; "stater") untuk menyebut sekeping mata uang logam bernilai empat dirham, disebut "Tetradrachm" ("Tetradrakhma"; bahasa Yunani: τετράδραχμον, tetradrakhmon), yang umum beredar di wilayah kekuasaan Romawi.[16]

Bea Bait Allah adalah sebesar setengah syikal per orang menurut Keluaran 30:13 dan Keluaran 38:26. Pada zaman Yesus nilainya setara dengan dua dirham atau didrachma. Jadi satu "stater" yang bernilai 4 dirham (atau 2 didrachma), setara dengan 1 syikal, dapat membayar 2 orang.[7]

Dalam Alkitab jenis ikan itu tidak ditulis, tetapi menurut tradisi, ikan tersebut adalah dari jenis Tilapia yang banyak terdapat di Danau Galilea, dan satu speciesnya, Tilapia zilli dikenal sebagai "Ikan Santo Petrus" (bahasa Inggris: St. Peter's fish), berdasarkan ayat ini.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
  2. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 9794159050.
  3. ^ Hill, David. The Gospel of Matthew. Grand Rapids: Eerdmans, 1981
  4. ^ Schweizer, Eduard. The Good News According to Matthew. Atlanta: John Knox Press, 1975
  5. ^ a b c Gill's Exposition of the Entire Bible.
  6. ^ Matius 17:24 - Sabda.org
  7. ^ a b The Pulpit Commentary, disunting oleh H.D.M. Spence dan Joseph S. Exell, 1890.
  8. ^ Flavius Yosefus, De Bello Jud. l. 7. c. 20.
  9. ^ Misn. Shekalim, c. 1. sect. 3. Maimon. Hilch. Shekalim, c. 1. sect. 9.
  10. ^ Talmud Babilonia Kiddushin, fol. 11. 2. Vid. Targum & Kimchi in 1 Sam. 3. Maimon. in Misn. Shekalim, c. 2. 4. & Hilch. Shekalim, c. 1. sect. 3.
  11. ^ Matius 8:14
  12. ^ T. Hieros. Bava Bathra, fol. 12. 4. T. Bab. Bava Bathra, fol. 8. 1.
  13. ^ Maimon. Hilch. Shekalim, c. 1. sect. 7
  14. ^ Maimon Talmud Tora, c. 6. 10.
  15. ^ Matius 17:27 - Sabda.org
  16. ^ Keener, Craig S., 2009, The Gospel of Matthew: A Socio-Rhetorical Commentary, Wm. B. Eerdmans Publishing, ISBN 0-8028-6498-8, page 445.

Pranala luar