Kemudian datanglah orang-orang Farisi dan Saduki hendak mencobai Yesus. Mereka meminta supaya Ia memperlihatkan suatu tanda dari sorga kepada mereka. (TB)[5]
Tetapi jawab Yesus: "Pada petang hari karena langit merah, kamu berkata: Hari akan cerah," (TB)[6]
Ayat 6
Yesus berkata kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki." (TB)[7]
Di dalam ayat ini "ragi", lambang kejahatan dan pencemaran, menunjuk kepada ajaran orang Farisi dan Saduki. Kristus menyebut ajaran mereka itu "ragi" karena sebagian kecil saja dapat merembes dan mempengaruhi sekelompok besar orang sehingga percaya kepada hal yang salah (lihat Markus 8:15).[8]
Ayat 7
Maka mereka berpikir-pikir dan seorang berkata kepada yang lain: "Itu dikatakan-Nya karena kita tidak membawa roti." (TB)[9]
Ayat 10
[Yesus berkata kepada mereka:] "Ataupun akan tujuh roti untuk empat ribu orang itu dan berapa bakul kamu kumpulkan kemudian?" (TB)[10]
"Bakul": diterjemahkan dari kata Yunani: σπυρίδας spyridas yang dalam Perjanjian Baru dipakai dalam lima ayat, selain dalam ayat ini juga pada Matius 15:37, Markus 8:8, Markus 8:20 dan Kisah Para Rasul 9:25.[11] Semacam "bakul gandum" (wheat-basket); mungkin terkait dengan σπείρω ("anyaman"), menunjukkan suatu bakul yang terbuat dari anyaman tali.[12] Ukurannya lebih besar dari κόφινος, kofinos, yang digunakan pada pengumpulan sisa makanan untuk 5000 orang sebelumnya dan cukup besar untuk memuat satu orang dewasa karena tercatat bahwa rasul Paulus diturunkan dari tembok kota Damaskus melalui "bakul" semacam itu, untuk menghindari upaya membunuhnya (Kisah Para Rasul 9:25).[13] Kenyataan bahwa para murid sesaat kemudian lagi-lagi kekurangan roti (Matius 16:7; Markus 8:14) mengindikasikan bahwa roti sisa sebanyak tujuh bakul tersebut kemungkinan selanjutnya dibagikan kepada orang-orang miskin yang tinggal di daerah sekitar situ sebelum Yesus dan para murid berangkat naik kapal dari sana.[14]
Ayat 14
Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi." (TB)[15]
Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga." (TB)[17]
Ayat 18
"Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya ." (TB)[18]
"Petrus": dalam bahasa Yunani adalah "petros" artinya "batu; batu kecil", sedangkan kata "batu karang" adalah "petra", yang rupanya adalah suatu permainan kata. Namun, jika perkataan ini aslinya diucapkan dalam bahasa Aram, kedua kata itu sama-sama adalah "kefa" (dalam bahasa Inggris: "kepha"). Perbedaan antara petros yang berarti "batu" dan petra ("batu karang" atau suatu "tanah berbatu karang yang kokoh") sering dibahas, tetapi penggunaan kata-kata Yunani itu dalam zaman antikuitas tampaknya tidak sedemikian berbeda.[19]
"Jemaat": diterjemahkan dari kata ekklesia dalam bahasa Yunani ("church" dalam bahasa Inggris), yang digunakan di sini, hanya muncul sekali lagi dalam seluruh kitab-kitab Injil yaitu dalam Matius 18:17, dan merujuk kepada komunitas orang percaya pada waktu itu.[20]
Istilah "alam maut" (dalam bahasa Inggris: "gates of hell"; "gerbang-gerbang neraka") merujuk kepada "Hades", yaitu dunia bawah tanah, tempat peristirahatan orang-orang mati, dan bermakna bahwa kuasa-kuasa yang melawan Allah tidak mampu mengalahkan gereja.[21] Jadi, "alam maut" yang dimaksudkan di sini adalah Iblis dan semua usaha jahat dunia untuk membinasakan gereja Yesus Kristus; tidak berarti bahwa seorang percaya, gereja lokal, atau persekutuan gereja, atau denominasi tertentu tidak akan pernah terjerumus ke dalam kedursilaan, ajaran sesat atau kemurtadan, karena Yesus sendiri sudah menubuatkan bahwa banyak orang akan meninggalkan iman, dan Ia mengingatkan gereja-gereja yang sedang meninggalkan iman Perjanjian Baru agar berbalik dari dosa mereka, kalau tidak mereka akan disingkirkan dari kerajaan-Nya (Matius 24:10–11; Wahyu 2:5,12–19; 3:1–6,14–16; 1 Timotius 4:1.[8] Janji dalam Matius 16:18 tidak berlaku atas mereka yang menyangkal imannya atau jemaat yang suam-suam kuku, karena yang dimaksudkan oleh Kristus ialah bahwa sekalipun Iblis berusaha sekuat-kuatnya untuk menghancurkan gereja, terjadinya kemurtadan antara orang percaya, gereja menjadi suam-suam kuku, dan guru palsu menyusup ke dalam Kerajaan Allah, gereja tidak akan dibinasakan, melainkan dengan kasih karunia-Nya, kebijaksanaan, dan kuasa-Nya yang mahabesar, Allah senantiasa akan memiliki sekelompok sisa orang percaya dan gereja sepanjang sejarah penebusan, yang tetap setia kepada Injil Kristus yang asli dan rasul-rasul, dan yang mengalami persekutuan-Nya, ke-Tuhanan Kristus serta kuasa Roh Kudus.[8] Sebagai umat Allah yang sejati, kelompok sisa ini akan menunjukkan kuasa Kerajaan dari Roh Kudus melawan Iblis, dosa, penyakit, dunia, dan kuasa-kuasa kegelapan. Gereja semacam inilah yang tidak akan pernah dapat dibinasakan oleh Iblis dan seluruh bala tentaranya.[8]
Ayat 19
"Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga." (TB)[22]
"Kunci Kerajaan Sorga" (keys of the kingdom of heaven) merujuk kepada suatu kiasan Kerajaan Sorga yang merupakan suatu "tempat untuk dimasuki" yang juga digunakan dalam Matius 23:13, di mana pintu masuknya dapat ditutup.[21] Yang dimaksudkan dengan "kunci" dalam ayat ini adalah kekuasaan yang diberikan Allah kepada Petrus dan gereja.[8] Dengan kunci ini mereka (1) dapat menegur dosa serta melaksanakan disiplin gerejani (Mat 18:15–18); (2) berdoa dengan efektif bagi terjadinya kehendak Allah di bumi ini (Mat 18:19–20); (3) mengikat kuasa-kuasa setan serta membebaskan orang yang tertawan; (4) memberitahukan kesalahan dosa, standar kebenaran Allah dan hukuman yang akan datang (Kis 2:23; 5:3,9); (5) memberitakan keselamatan dan pengampunan dosa bagi semua orang yang bertobat dan percaya kepada Kristus (Yohanes 20:23; Kis 2:37–40; Kis 15:7–9).[8]
"Apa yang kauikat...": ("kau" merupakan kata ganti orang kedua tunggal) di sini diberikan sebagai kewenangan Petrus, tetapi kemudian juga menjadi kewenangan semua murid, bahkan seluruh komunitas orang percaya, pada Matius 18:18 ("Apa yang kamu ikat ..." dimana "kamu" adalah kata ganti orang kedua jamak).[14]
^Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN:9789794159219.
^John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN:9794159050.
^Hill, David. The Gospel of Matthew. Grand Rapids: Eerdmans, 1981
^Schweizer, Eduard. The Good News According to Matthew. Atlanta: John Knox Press, 1975
^Joseph S. Exell; Henry Donald Maurice Spence-Jones (Editors). On "Matthew 16". In: The Pulpit Commentary. 23 volumes. First publication: 1890. Diakses 24 April 2018. Artikel ini memuat teks dari sumber tersebut, yang berada dalam ranah publik.