Batalyon Infanteri 500

Batalyon Infanteri 500/Mahastra Yudha
Dibentuk25 Oktober 1945
NegaraIndonesia
CabangInfanteri
Tipe unitSatuan Tempur
PeranPasukan Pemukul Reaksi Cepat Lintas Medan
Bagian dariKodam V/Brawijaya
MarkasKota Surabaya, Jawa Timur
JulukanSikatan
MotoMahastra Yudha
BaretHijau Lumut
MaskotBurung Sikatan
Ulang tahun25 Oktober

Batalyon Infanteri 500/Mahastra Yudha,[1] Kodam V/Brawijaya adalah sebuah pasukan elit infanteri raider TNI Angkatan Darat yang sebelumnya bernama Yonif 507/Sikatan dan Yonif 507/BS.[2] Batalyon ini dibentuk sejak 25 Oktober 1945.

Satuan ini terdiri atas Kompi Markas, Kompi Senapan A, B, C, Kompi Bantuan, Tim K-9, dan Tim Gultor yang bermarkas di Jl. Gadjah Mada No 1, Surabaya, Jawa Timur

Sejarah

Pembentukan batalyon dimulai dengan terbentuknya Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Mojokerto, Jawa Timur, pada Agustus 1945 dipimpin Shodanco RM. Soedarsono. Pada 30 Oktober 1945, personelnya bertambah, maka diberi nama Batalyon 7420 di bawah pimpinan Shodanco R. Soemardjo dan wakilnya Shodanco RM. Soedarsono . Saat bertempur dengan tentara gurkha, Shodanco R. Soemardjo gugur, Komandan batalyon kembali dijabat Shodanco RM. Soedarsono. Dua tahun kemudian, Yon 7420 menjadi Yon 6010 dan menjadi Yon Stoof di bawah Divisi I Jawa Timur. Tak lama kemudian diubah lagi menjadi Yon 131 tanggal 4 Januari 1948. Komando batalyon 131 berganti dari Divisi I Jatim ke Brigade 2/Divisi I Jatim, dan penamaan batalyon berubah menjadi Yon 23/Sikatan tanggal 10 September 1948.

Personel Yon 23/Sikatan bertambah dengan bergabungnya Kompi Sabirin Mochtar eks Yon 124 Kediri dan Kompi R. Affandi eks Divisi Siliwangi yang hijrah dari Jawa Barat. Penggabungan guna kepentingan penumpasan pemberontakan PKI-Muso di Madiun. Terjadi penggabungan kembali 1 kompi dari Yon 124 dan 1 kompi dari Divisi Siliwangi tanggal 25 Oktober 1948. Kemudian diresmikan oleh Komandan Brigade 2/Divisi I Jatim menjadi Yonif 507/BS Sikatan Mahastra Yudha dengan Komandan Batalyon Mayor RM. Soedarsono.

Markas Komando

Pertama kali batalyon ini bermarkas di Mojokerto (1945 – 1948), kemudian pindah ke Kediri hingga tahun 1949. Dalam operasi penumpasan pemberontakan PKI-Muso, batalyon bersifat mobile di daerah Tulungagung, Blitar, Ponorogo dan Madiun. Dan menetap hingga sekarang di Jalan Gajah Mada, Gunungsari, Surabaya.[3]

Pembentukan Raider

Batalyon Infanteri Raider 500/Sikatan Kodam V Brawijaya merupakan perubahan dari Yonif 507/BS Sikatan Kodam V/Brawijaya setelah ditingkatkan kemampuannya kualifikasi Raider melalui pelatihan kemampuan raider dan mobud oleh kopassus di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Asembagus, Situbondo, 16 Juli hingga 26 Oktober 2003. Pelatihan ini diikuti oleh 850 prajurit Yonif 507/BS. 50 prajurit terpilih kembali dilatih anti teror / Gultor di Pusdikpassus Kopassus. Pelantikan /pengukuhan Batalyon Infanteri menjadi Batalyon Raider dilakukan Kasad Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, bertepatan Hari Juang Kartika TNI Angkatan Darat di lapangan Kemayoran, Jakarta 22 Desember 2003. Pembentukan batalyon raider merupakan keputusan rapat komando TNI AD 26-28 Maret 2003 di Lhoukseumawe, Aceh. Dimana akan dibentuk 10 batalyon Raider yaitu terdiri dari delapan satuan Yonif Kodam dan dua dari yonif Kostrad. Sedangkan batalyon 507/BS Sikatan sendiri adalah Pasukan yonif terbaik /andalan dan sekaligus mewakili Kodam V/Brawijaya berubah nama menjadi Yonif 500/Raider.[4]

Tim Jayabaya

Tim Jayabaya – I Yonif 500/Raider berhasil menembak mati Ishak Daud, Komandan Ope­rasi GAM wilayah Peureulak dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata GAM Komando Pusat Tiro pada tanggal 8 September 2004 di desa Babah Krueng.

Setelah baku tembak di kawasan hutan Kampung Babah Krueng, Peureulak sekitar 392 Km sebelah timur kota Banda Aceh sekitar pukul 12.30 WIB, 8 September 2004. Selain menewaskan Ishak Daud, turut tewas Cut Rostina istri Ishak Daud anggota Inong Bale (Tentara Wanita GAM) serta 14 anggota GAM. Sedangkan satu prajurit Yonif 500/Raider Praka Abubakar Siddiq gugur. Usai baku tembak anggota Tim Jayabaya I berhasil menyita 320 butir amunisi AK, tiga buah magazen AK, tiga buah Box Magazen, satu sangkur, dua helm tempur, sebuah teropong besar, sebuah kopel riem, dua lembar bendera GSA, dan 23 buah tenda plastik hitam.

Komandan

  1. Mayor RM. Soedarsono (1948)
  2. Letkol Inf Soejoedi Soerachmad (1948-1949)
  3. Letkol Inf Sabirin Mochtar (1949)⭐⭐
  4. Letkol Inf Soegiyono
  5. Letkol Inf Supadi (1965)
  6. Letkol Inf Rudini (1972)
  7. Letkol Inf Rudy Manopo (1972)
  8. Letkol Inf Djaja Suparman ⭐⭐⭐
  9. Letkol Inf Istu Hari Subagio (1997-1998)⭐⭐
  10. Letkol Inf Dedy Agus Purwanto (2003-2005)⭐
  11. Letkol Inf Suharyanto, S.Sos., M.M. (2005-2006)⭐⭐⭐
  12. Letkol Inf M. Syaiful Azis (2006-2007)
  13. Letkol Inf Supriono (2007-2010)⭐
  14. Letkol Inf Kunto Arief Wibowo (2010-2010)⭐⭐
  15. Letkol Inf I Nyoman Sukasana (2010-2011)
  16. Letkol Inf Yulka Endriarta (2011-2011)
  17. Letkol Inf Lucky Avianto (2012-2014)⭐⭐
  18. Letkol Inf Mulliadi (2014-2015)
  19. Letkol Inf Sutrisno Pujiono (2015-2016)
  20. Letkol Inf Ruli Nuryanto (2016-2017)
  21. Letkol Inf Sidik Wiyono, S.H., M.Tr.(Han). (2017-2019)[5]*komandan ke 44
  22. Letkol Inf Yoki Malinton Kurniafi (2019-2021) *komandan ke 45
  23. Letkol Inf Aris Setiawan (2021-2022)
  24. Letkol Inf Fadly Subur Karamaha, S.Sos. (2022-2024)*mahastra ke 47
  25. Mayor Inf Danang Rahmayanto (2024-Sekarang)*mahastra ke 48

Referensi