Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. (TB)[3]
Ayat 2
Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan." (TB)[4]
"Kain kapan": sebuah artefakkain kapan yang sekarang disimpan di kota Torino, Italia, yang dikatakan sebagai kain kapan yang dimaksudkan dalam ayat ini.[6]
Ayat 6
Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah[7]
Selain dari saksi mata Injil Yohanes (yang diyakini adalah Yohanes murid Yesus), Simon Petrus adalah saksi kedua yang melihat kain kapan tersebut.
Ayat 7
Sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung.[8]
Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." (TB)[10]
legei autē o iēsous mē mou aptou oupō gar anabebēka pros ton patera mou poreuou de pros tous adelphous mou kai eipe autois anabainō pros ton patera mou kai patera umōn kai theon mou kai theon umōn
dicit ei Iesus noli me tangere nondum enim ascendi ad Patrem meum vade autem ad fratres meos et dic eis ascendo ad Patrem meum et Patrem vestrum et Deum meum et Deum vestrum
Ayat 17 catatan
"Janganlah engkau memegang Aku": Terjemahan Lama menerjemahkan "Janganlah engkau menyentuh Aku"; dalam bahasa Inggris: "don't cling to me"[11][12][13] Frasa bahasa Yunani Koine berbunyi: Μή μου ἅπτου (mē mou haptou), yang lebih sesuai diterjemahkan sebagai "Berhentilah memegang Aku" atau "Berhentilah menempel pada-Ku", yaitu suatu tindakan yang sedang berlangsung dan berkelanjutan, bukan suatu perbuatan sesaat saja.[14] Sebenarnya bentuk kata kerja yang digunakan bukan aorist imperative, yang akan mengindikasikan suatu tindakan sejenak atau sesaat, melainkan waktu sekarang, yang mengindikasikan tindakan yang sedang berlangsung (Lesson Five – Greek Verbs). Ketika, kemudian dalam pasal yang sama Yesus mengundang Tomas untuk menyentuh bagian samping-Nya, bentuk aorist imperative digunakan untuk mengindikasikan tindakan sesaat yang diusulkan (Yohanes 20:27).[15]
Ayat 21
Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu."[16]
Ayat 23
[Yesus berkata:] "Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada." (TB)[17]
Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.." (TB)[18]
eita legei tō thōma phere ton daktulon sou ōde kai ide tas cheiras mou kai phere tēn cheira sou kai bale eis tēn pleuran mou kai mē ginou apistos alla pistos[19]
Ayat 27 bahasa Latin
Biblia Sacra Vulgata
deinde dicit Thomae infer digitum tuum huc et vide manus meas et adfer manum tuam et mitte in latus meum et noli esse incredulus sed fidelis[19]
Ayat 28
Tomas menjawab Dia [Yesus]: "Ya Tuhanku dan Allahku!"[20]
Alkitab menyatakan bahwa Yesus itu Allah. Inilah landasan dari iman Kristen dan sangat penting bagi keselamatan manusia. Kalau Kristus bukan Allah, tidak mungkin Ia mengadakan pendamaian bagi dosa-dosa dunia ini. Ke-Allahan Yesus ditunjukkan oleh hal-hal berikut:
7) Kristus dinyatakan sebagai Anak Allah melalui kebangkitan-Nya (Roma 1:4). Bukti-bukti yang meyakinkan tentang keilahian Kristus berarti bahwa orang Kristen harus bersikap sama terhadap Kristus sebagaimana terhadap Allah Bapa. Mereka harus percaya kepada-Nya, menyembah Dia, berdoa kepada-Nya, melayani dan mengasihi Dia (lihat Yohanes 1:1; Markus 1:11).[21]
Ayat 31
Tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa YesuslahMesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.[22]
Kontroversi
Dalam Injil Yohanes pasal 20 ini, ada ringkasan bahwa "masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini" (Yohanes 20:30). Injil Yohanes pasal 21 dimulai dengan transisi Yohanes, "Kemudian " (bahasa Inggris: After these things; bahasa Yunani: Μετὰ ταῦτα, meta tauta) yang sering digunakan dalam Injil Keempat ini,[23] yang membuat beberapa sarjana berpendapat bahwa Yohanes 21 kemungkinan adalah lampiran yang mirip dengan dugaan terhadap Markus 16:9–20. Dalam pasal 21 ditekankan peranan gerejawi Petrus, tetapi mirip dengan pengutusan Petrus dalam Yohanes 1.[24] The Nestle-Aland Novum Testamentum Graece (edisi ke-27) maupun terjemahan bahasa Inggris utama untuk Perjanjian Baru (misalnya KJV, NASB, NIV, RSV, NRSV) memuat pasal ini sebagai asli.
Nasib "murid yang dikasihi Yesus" (umumnya dianggap sebagai Yohanes) dituliskan di samping nasib Petrus di kemudian hari. Yesus mengatakan bahwa itu bukan urusannya, sekalipun jika Yesus menghendaki, supaya murid itu tinggal hidup sampai Yesus datang (akhir zaman). Ayat berikutnya menjelaskan bahwa Yesus tidak berkata "murid itu tidak akan mati", tetapi hanya bahwa itu bukan urusan Petrus untuk tahu.
Bukti naskah
Dalam suatu makalah yang ditujukan kepada para sarjana yang masih meragukan kepastian "keaslian" Yohanes 21 (diterbitkan tahun 2007), Felix Just menulis: "Kita (sayangnya!) tidak mempunyai naskah kuno Injil Yohanes yang benar-benar berakhir pada 20:31."[25] Dengan kata lain, semua naskah kuno yang memuat Yohanes 20 juga memuat teks dari Yohanes 21. Jadi jika Yohanes 21 merupakan suatu tambahan, tentunya sangat awal sekali (yang tidak diragukan: sebagian Yohanes 21 termuat dalam P66) dan begitu tersebar, sehingga tidak ada bukti ada bentuk akhiran lain yang terlestarikan. Harus diingat bahwa ada kecenderungan halaman pertama dan terakhir suatu kodeks terhilang: hanya ada empat saksi naskah papirus untuk Yohanes 20-21, hanya tiga yang bertarikh abad ke-4 atau sebelumnya.[26]
^Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
^John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 9794159050.
^Felix Just, 'Combining Key Methodologies in Johannine Studies', in Tom Thatcher (ed), What We Have Heard from the Beginning: The Past, Present, and Future of Johannine Studies, (Baylor University Press, 2007), p. 356.