"Paruh kedua" ("latter half")[5] atau "bagian penutup" ("closing part")[6] dari Injil Yohanes" dimulai dengan pasal ini. Komentator Alkitab abad ke-19 Alexander Maclaren menyebutnya "the Holy of Holies of the New Testament" ("Ruang Mahakudus dari Perjanjian Baru") dan "most sacred part of the New Testament" ("bagian paling kudus dalam Perjanjian Baru").[5]
Naratif diawali dengan pernyataan bahwa Yesus tahu bahwa "saat-Nya (bahasa Yunani: η ωρα, hē hóra; "jam" atau "saat") sudah tiba",
Ayat 1
Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya.[7]
Saat yang telah ditentukan, dinantikan di bagian awal kitab Injil ini (Yohanes 7:30) sekarang sudah tiba. Yesus telah mengumumkan di depan umum dalam Yohanes 12:23 bahwa "saatnya Anak Manusia dimuliakan" sekarang telah tiba, dan Ia telah menolak dalam Yohanes 12:27 untuk meminta Bapa-Nya untuk "menyelamatkan [Dia] dari saat ini" (bahasa Yunani: εκ της ωρας ταυτης). Heinrich Meyer mencatat, "Berapa lama sebelum perjamuan, tidak dinyatakan oleh perikop kita",[8] tetapi Bengel dalam "Gnomon"[9] dan Catatan John Wesley,[10] yang banyak mengambil dari tulisan Bengel, keduanya menghubungkan perikop ini dengan hari Rabu minggu menjelang Paskah.
Ayat 2
Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia.[11]
Frasa "sedang makan bersama": diterjemahkan dari (bahasa Yunani: δειπνου γενομενου, deipnou ginomenou) yang dapat bermakna "makan malam sudah terjadi" atau "makan malam sedang terjadi". Dalam terjemahan bahasa Inggris, Versi Raja James memakai "supper being ended" ("makan malam sedang berakhir"), sedangkan American Standard Version mengatakan "during supper" ("selama makan malam") dan New International Version memuat "the evening meal was in progress" ("makan malam sedang berlangsung").[12] Dari bacaan, masih ada makanan untuk dibagi pada ayat Yohanes 13:26, sehingga penerjemahan sebagai "setelah makan malam" kurang harmonis dengan keseluruhan perikop.
Pada waktu itu, "Iblis telah membisikkan rencana dalam hati" Yudas Iskariot", putra Simon (bahasa Yunani: ιουδα σιμωνος ισκαριωτου , Ioudas Simōnos Iskariōtou; "Yudas [bin] Simon Iskariot"), untuk mengkhianati Yesus. Cambridge Bible for Schools and Colleges berargumen "bacaan sejati τοῦ διαβόλου ἤδη βεβληκότος εἰς τὴν καρδίαν (tou diabolou ēdē beblēkotos eis tēn kardian) menunjukkan, "Iblis sekarang menempatkannya ke dalam hati, dan mempertanyakan "hati siapa?" Menurut gramatika, dapat dibaca baik sebagai "hati iblis" atau "hati Yudas", tetapi teks yang diterima (yaitu "hati Yudas") lebih dipilih [13] dan kebanyakan terjemahan mengikuti bacaan ini. Jerusalem Bible memuat "the mind of Judas" ("pikiran Yudas").[14] Dalam Injil Lukas tertulis "Iblis memasuki Yudas" (Lukas 22:3,4).[15]
Ayat 3
Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah.[16]
Saat hampir mengakhiri makan malam, naratif menjelaskan bahwa Yesus "tahu...". Kata "tahu" diterjemahkan dari bahasa Yunani: εἰδὼς, eidōs, yang bermakna "melihat sehingga menyadari" (bahasa Inggris: know, aware, perceive). Sekalipun Yesus tahu benar bahwa segala kuasa baik di sorga maupun di bumi telah diberikan oleh Bapa kepada-Nya, sebagaimana dalam Matius 28:18; bahwa Ia adalah Tuhan atas para murid-Nya, bahwa Ia datang dari Allah, dan akan segera kembali kepada Allah; namun Ia merendahkan diri melakukan tindakan selanjutnya (membasuh kaki para murid) untuk menunjukkan betapa besar kasih-Nya kepada murid-murid, dan memberi teladan kerendahan hati kepada mereka, serta mengajarkan kasih persaudaraan, dan bahwa Ia datang saat itu bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani (Matius 20:28).[15]
Yesus membasuh dan mengeringkan kaki setiap murid-Nya. Penulis Injil Yohanes menceritakan secara detail tindakan-tindakan Yesus dalam ayat 4-14:
Ayat 4
Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya,[17]
Ayat 5
kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.[18]
Komentator Skotlandia, William Robertson Nicoll mengatakan, "Setiap langkah dalam seluruh adegan mencengangkan ini tercetak dalam pikiran Yohanes".[6] Yohanes 13:5 memuat bahwa Yesus mulai membasuh kaki mereka: pembasuhan diinterupsi oleh Simon Petrus yang awalnya menolak untuk mengizinkan Yesus membasuh kakinya, tetapi Yohanes 13:12 menunjukkan bahwa perbuatan itu kemudian diselesaikan dan semua kaki para murid, termasuk Yudas Iskariot, sudah dibasuh,[9] ketika Yesus memakai jubah luar-Nya kembali dan duduk bersandar [pada meja perjamuan] lagi.
Interupsi itu berupa tiga perkataan dari Petrus yang semuanya mendapatkan tanggapan dari Yesus (ayat 6-10)
Ayat 6
Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus.
Kata Petrus kepada-Nya: "Tuan, Engkau hendak membasuh kakiku?"[19]
Ayat 7
Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak."[20]
Ayat 8
Kata Petrus kepada-Nya: "Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya."
Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku."[21]
Ayat 9
Kata Simon Petrus kepada-Nya: "Tuan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!"[22]
Ayat 10
Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua."[23]
Ayat 11
Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: "Tidak semua kamu bersih."[24]
Ayat 11 ini merupakan catatan tambahan penulis Injil Yohanes.
Ayat 12
Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu?[25]
Ayat 13
Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.Yohanes 13:13
Petrus menyebut Yesus 'Tuhan' (bahasa Yunani: κύριος, Kyrios) dalam dua dari tiga perkataannya,[9] dan Yesus (dalam [26]) menyatakan bahwa gelar itu digunakan dengan benar.
υμεις φωνειτε με ο διδασκαλος και ο κυριος και καλως λεγετε ειμι γαρ
Ayat 14
[Kata Yesus:] "Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu."[28]
Gereja mula-mula rupanya mengikuti teladan Yesus Kristus sehingga benar-benar menaati peringatan-Nya untuk saling membasuh kaki dalam kasih. Sebagai contoh, dalam 1 Timotius 5:10 Paulus menyatakan bahwa janda-janda jangan dibantu oleh gereja kalau mereka tidak memenuhi syarat tertentu; salah satunya adalah membasuh kaki "saudara seiman".[29]
Yesus mengungkapkan pengkhianat-Nya
Ayat 18
[Yesus berkata kepada murid-murid-Nya:] "Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku."[30]
Nas yang diucapkan oleh Yesus dikutip dari Mazmur 41:10.
Bahkan sahabat karibku yang kupercayai, yang makan rotiku, telah mengangkat tumitnya terhadap aku.[31]
Pulpit Commentary berpendapat bahwa Mazmur 41 memaksudkan "Ahitofel yang pernah menjadi penasihat Raja Daud",[32] dan Cambridge Bible for Schools and Colleges mengamati bahwa "perkataan Mazmur mengenai pengkhianatan dan nasib Ahitofel meramalkan pengkhianatan dan nasib Yudas".[13] Jerusalem Bible menerjemahkan ayat ini "Someone who shares my table rebels against me" (John 13:18; "Orang yang duduk bersama di mejaku memberontak terhadap aku"). Francis Moloney melihat ayat ini bukan saja mengenai pengkhianatan Yudas terhadap Yesus, tetapi juga penyangkalan Petrus terhadap-Nya (Yohanes 18:15–27).[33]
Ayat 19
[Yesus berkata kepada murid-murid-Nya:] "Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia.."[34]
Sesungguhnya, seluruh Injil Yohanes ditulis supaya [para pembaca] dapat "percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya [mereka] oleh iman [mereka] memperoleh hidup dalam nama- (Yohanes 20:31).
Ayat 21
Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku."[35]
Yesus mengantisipasi akan dikhianati oleh seorang dari sahabat-sahabat-Nya (Yohanes 13:21), suatu hal yang sangat merisaukan-Nya sehingga dicatat bahwa "Ia sangat terharu". Para murid tidak mampu membayangkan siapa yang dimaksud oleh Yesus, dan bertanya "Tuhan, siapakah itu?" (Yohanes 13:25). Yesus tidak menyebut nama pengkhianat-Nya, melainkan hanya menjawab dengan suatu tanda, yaitu pemberian roti yang sudah dicelupkan (Yohanes 13:26).[6]
Ayat 22
Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain, mereka ragu-ragu siapa yang dimaksudkan-Nya.[36]
Ayat 23
Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya.[37]
Ayat 24
Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata: "Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya!"[38]
Ayat 25
Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, siapakah itu?"[39]
Ayat 26
Jawab Yesus: "Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya." Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot.[40]
Kata "mencelupkan" diterjemahkan dari bahasa Yunani: βάψας (bapsas, bahasa Inggris: dipped), hanya muncul satu kali dalam Perjanjian Baru, di ayat ini saja. Teks mengkaitkan dengan sepotong ("the piece"[41] roti (bahasa Yunani: τὸ ψωμίον, to psómion). William Robertson Nicoll menyatakan "ada orang berargumen dari penyisipan kata sandang τὸ bahwa potongan (sop) ini terdiri dari sekerat daging domba, sepotong kecil roti tak beragi, dan dicelupkan dalam saus pahit, yang diberikan oleh kepala rumah tangga kepada setiap tamu sebagai bagian rutin peringatan Paskah Yahudi; and sehingga menganggap Injil Yohanes serta ketiga Injil Sinoptik menyiratkan ini adalah bagian dari makan malam Paskah. Namun sebenarnya merupakan kebiasaan Timur yang lazim bagi tuan rumah untuk menawarkan potongan kecil itu pada tamu terpandang manapun; dan kita sebaiknya melihat hal ini sebagai suatu tindakan peringatan terakhir pada perasaan baik Yudas. Tanda yang dipilih oleh Yesus untuk menyatakannya adalah apa yang dalam acara biasa merupakan tanda penghargaan khusus".[6] Dengan kata lain, pemberian sepotong roti kepada Yudas ini mungkin merupakan usaha terakhir agar Yudas berbalik dari dosanya. Akan tetapi, ia menolak untuk mengubah pikirannya dan ia dirasuki Iblis (Yohanes 13:27).[29]
Ayat 27
Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: "Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera."[42]
Ayat 28
Tetapi tidak ada seorangpun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas.[43]
Sangat penting untuk memperhatikan bahwa para murid tidak pernah menduga ketidakjujuran Yudas. Kemunafikannya ditutupi dengan baik sekali. Dewasa ini pun ada anggota gereja yang di luar tampaknya rohani, namun dalam batinnya sama sekali tidak mempunyai iman yang sungguh dan pengabdian kepada Kristus.[29]
Ayat 29
Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin.[44]
Ayat 30
Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam.[45]
Yudas segera pergi, dan dengan kebebasan kehendaknya sendiri.[13] Setelah kepergiannya, Yesus tidak memberi penjelasan lebih lanjut mengenai pengkhianatan. Sebaliknya, penulis Injil meneruskan naratif dengan mencatat bahwa "hari sudah malam" (Tzet Hakochavim) (Yohanes 13:30) yaitu hari Paskah sudah dimulai.[9]
"Hari sudah malam" (bahasa Ibrani: צֵאת הַכּוֹֹכָבִים, Tzet Hakochavim; bahasa Inggris: nightfall) dideskripsikan dengan detail dalam Yudaisme. Setelah malam tiba, yaitu hari sudah menjadi gelap, dianggap hari baru benar-benar dimulai. Seluruh batasan yang berlaku pada hari sebelumnya sudah tidak berlaku lagi, dan semua Mitzvot yang harus dilaksanakan pada malam hari (misalnya doa Shema malam, Seder, atau Bedikas Chametz boleh dilaksanakan.[46]
Pengajaran yang disampaikan Yesus ini dimulai setelah Yudas pergi - "the solemn valedictory discourse of our Lord" ("pidato perpisahan khidmat Tuhan kita")[32] - memuat tiga topik:
"Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia. Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera" (Yohanes 13:31-32)
"hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi[47]" (Yohanes 13:33)
"Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi" (Yohanes 13:34)
"(Kepergian) Yudas memulai rangkaian peristiwa yang berakhir dengan pengutusan Yesus pergi dari mereka kepada Bapa".[13] Sebagaimana Yudas pergi "dengan segera", (bahasa Yunani: ευθεως, eutheōs) [48] demikianlah pemuliaan Allah dimulai "dengan segera" (bahasa Yunani: ευθυς, euthys).
Maclaren mengidentifikasi tiga bentuk pemuliaan yang dinyatakan di sini:
Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: "Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia."[49]
Ayat 32
[Kata Yesus:] "Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera."[50]
Ayat 33
[Kata Yesus:] "Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu."[51]
Yesus menyebut murid-murid-Nya sebagai "anak-anak" bahasa Yunani: Τεκνία (teknia, "anak-anak kecil") - suatu kata yang sering digunakan oleh Yohanes dalam surat pertamanya[52] tetapi tidak dipakai di bagian lain Injil ini.[53] Banyak komentator melihat kelembutan kata ini.[54]
Ayat 34
[Kata Yesus:] "Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi."[55]
Ayat 35
"Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."[56]
Frasa "saling mengasihi": diterjemahkan dari bahasa Yunani: ἀγαπᾶτε ἀλλήλους, agapateallēlous. Teolog Harold Buls berpendapat "ini menunjukkan kemesraan. Mungkin juga mengindikasikan kekurangmatangan dan kelemahan para murid".[57]
Yesus memperingatkan Petrus
Yesus mengatakan kepada para murid-Nya bahwa Ia akan segera meninggalkan mereka; dan ke mana Ia pergi, mereka tidak mungkin dapat datang (Yohanes 13:33), atau pada keadaan saat itu mereka "tidak dapat mengikuti sekarang, tetapi ... akan mengikuti kemudian" (Yohanes 13:36). Rasul Petrus (dalam ayat 37), Tomas dan Filipus (dalam pasal berikutnya) mengajukan pertanyaan mengenai ke mana Yesus akan pergi. Petrus tampaknya menyadari kaitan kepergian Yesus dan kematian.[13]
Ayat 36
Simon Petrus berkata kepada Yesus: "Tuhan, ke manakah Engkau pergi?" Jawab Yesus: "Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku."
Ayat 37
Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!"
Ayat 38
Jawab Yesus: "Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali."[58]
^Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
^John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 9794159050.
^Halley, Henry H. Halley's Bible Handbook: an abbreviated Bible commentary. 23rd edition. Zondervan Publishing House. 1962.