Septimius Severus
Lucius Septimius Severus (11 April 145 – 4 Februari 211 M) adalah seorang Kaisar Romawi yang memerintah dari tahun 193 hingga 211 M. Ia dikenal sebagai pendiri Dinasti Severan dan memainkan peran penting dalam mengakhiri krisis politik yang terjadi setelah kematian Kaisar Commodus. Selama pemerintahannya, Septimius Severus memperluas kekuasaan Romawi di berbagai wilayah dan melakukan reformasi militer yang signifikan, yang memperkuat kekaisaran selama beberapa dekade setelah kematiannya.[4] Masa Awal KehidupanSeptimius Severus lahir di Leptis Magna, sebuah kota di provinsi Romawi Afrika (sekarang Libya), pada 11 April 145. Ia berasal dari keluarga bangsawan yang kaya dan memiliki hubungan baik dengan elit politik di Roma. Keluarganya memiliki keturunan Punisia, Romawi, dan Italia. Ayahnya, Publius Septimius Geta, adalah seorang equestrian yang memiliki pengaruh besar di provinsi tersebut. Ibu Severus, Fulvia Pia, berasal dari keluarga bangsawan Italia. Severus menerima pendidikan yang baik, mempelajari filsafat, retorika, dan hukum. Pada usia awal dua puluhan, ia pindah ke Roma untuk memulai karier politiknya. Setelah mendapatkan perlindungan dari keluarganya, Severus berhasil menjadi senator pada tahun 162 M, dan kariernya terus menanjak. Karier Politik AwalSelama karier politiknya, Septimius Severus menjabat sebagai legatus (komandan militer) di berbagai provinsi Romawi, termasuk Pannonia dan Galia. Ia juga pernah menjadi gubernur di beberapa provinsi penting, seperti Gallia Lugdunensis dan Pannonia Superior. Pengalamannya sebagai gubernur di berbagai provinsi memungkinkan Severus untuk memperkuat jaringan politik dan militernya. Ketika Commodus dibunuh pada tahun 192 M, Romawi mengalami periode ketidakstabilan yang dikenal sebagai "Tahun Lima Kaisar." Pertempuran untuk kekuasaan ini menyebabkan beberapa jenderal dan tokoh politik memproklamirkan diri sebagai kaisar. Severus, yang pada saat itu menjadi komandan legiun di Pannonia, melihat kesempatan untuk naik tahta. Naik TahtaPada tahun 193 M, setelah terbunuhnya Kaisar Pertinax, Septimius Severus mendeklarasikan dirinya sebagai kaisar. Ia memimpin pasukannya ke Roma, dengan cepat menyingkirkan Didius Julianus, yang telah membeli kekaisaran dari Pengawal Praetorian. Setelah mengamankan posisinya di Roma, Severus mengalihkan perhatiannya kepada dua saingan utama lainnya, Pescennius Niger di Timur dan Clodius Albinus di Barat. Severus mengalahkan Niger dalam pertempuran di Issus pada tahun 194 M dan kemudian memusatkan perhatiannya pada Albinus, yang mengklaim sebagai kaisar di Britania. Pada tahun 197 M, dalam Pertempuran Lugdunum, Severus mengalahkan dan membunuh Albinus, sehingga ia menjadi satu-satunya penguasa Kekaisaran Romawi. Pemerintahan dan KebijakanSetelah mengamankan kekuasaannya, Septimius Severus memulai serangkaian reformasi yang memperkuat kekaisaran, terutama dalam bidang militer dan hukum. Ia meningkatkan gaji legiun Romawi, memberikan lebih banyak hak kepada para prajurit, dan meningkatkan ukuran pasukan. Reformasi ini memperkuat loyalitas tentara terhadap kaisar dan menciptakan tentara profesional yang lebih kuat. Dalam bidang hukum, Severus dikenal karena mendukung sistem hukum yang lebih formal dan teratur. Ia mempromosikan ahli hukum terkenal, seperti Papinianus dan Ulpianus, yang memainkan peran penting dalam pengembangan hukum Romawi selama masa Severan. Severus juga memperluas kekuasaan Romawi melalui kampanye militer. Pada tahun 197 M, ia memimpin ekspedisi melawan Kekaisaran Parthia, yang mengancam wilayah-wilayah Romawi di Timur. Setelah mengalahkan Parthia, Severus mendirikan provinsi baru di Mesopotamia. Ia juga memperkuat perbatasan di Afrika Utara dan memulai pembangunan kembali kota kelahirannya, Leptis Magna. Kampanye di BritaniaPada akhir masa pemerintahannya, Septimius Severus meluncurkan kampanye besar-besaran di Britania untuk menaklukkan suku-suku barbar di utara. Kampanye ini dimulai pada tahun 208 M dan berlangsung hingga kematiannya pada tahun 211 M. Meskipun pasukan Romawi berhasil mencapai perbatasan utara dan membangun kembali tembok Hadrian, kampanye ini berakhir tanpa kemenangan yang menentukan. Selama kampanye di Britania, kesehatan Severus semakin memburuk. Ia akhirnya meninggal di Eboracum (sekarang York, Inggris) pada 4 Februari 211 M. Setelah kematiannya, kekaisaran diwariskan kepada dua putranya, Caracalla dan Geta, yang segera berselisih dan membawa kekaisaran ke dalam periode ketidakstabilan baru. Referensi
Lihat pulaReferensiPranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Septimius Severus. Wikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan: Septimius Severus.
|