Flavius Valerius Severus
Flavius Valerius Severus atau Severus II adalah seorang Kaisar Romawi Barat yang memerintah secara singkat pada periode penuh gejolak Kekaisaran Romawi pada awal abad ke-4. Ia menjabat sebagai Augustus dari tahun 306 hingga 307 M, setelah sebelumnya menjabat sebagai Caesar di bawah pemerintahan Diokletianus dan Konstantius Klorus. Kariernya mencerminkan kompleksitas politik Kekaisaran Romawi saat itu, terutama selama periode yang dikenal sebagai Tetrarki. Kehidupan AwalInformasi tentang kehidupan awal Severus II sangat terbatas. Ia kemungkinan lahir di provinsi Illyria pada pertengahan abad ke-3 M, wilayah yang pada masa itu dikenal sebagai tempat kelahiran banyak perwira militer Romawi. Tidak banyak catatan tentang keluarganya, tetapi latar belakangnya sebagai tentara menjadikannya salah satu kandidat untuk dipromosikan dalam sistem Tetrarki, yang sangat bergantung pada loyalitas militer. Karier Politik dan MiliterPengangkatan sebagai CaesarPada tahun 305 M, ketika Diokletianus dan Maximianus mengundurkan diri sebagai Augustus pertama dalam sejarah Romawi, sistem Tetrarki yang mereka bentuk mengalami perubahan besar. Konstantius Klorus dan Galerius menjadi Augustus, sementara Severus II diangkat sebagai Caesar untuk mendukung Konstantius di Barat. Severus dipercayakan untuk mengelola Italia dan Afrika, wilayah-wilayah penting bagi stabilitas ekonomi dan militer kekaisaran. Menjadi AugustusPada tahun 306 M, Konstantius Klorus meninggal di Eboracum (sekarang York, Inggris). Meskipun Galerius mengangkat Severus II menjadi Augustus untuk menggantikan Konstantius, pasukan Konstantius memilih putranya, Konstantinus (kelak dikenal sebagai Konstantinus Agung), sebagai Augustus. Hal ini menyebabkan konflik dalam hierarki Tetrarki. Galerius tetap mendukung Severus II sebagai Augustus, tetapi legitimasi Severus diragukan oleh banyak pihak karena ia tidak memiliki dukungan luas dari pasukan maupun rakyat di Barat. Konflik dengan MaxentiusPada akhir tahun 306 M, Maxentius, putra mantan Augustus Maximianus, memberontak di Roma dan memproklamirkan dirinya sebagai Princeps (penguasa) Italia. Untuk memadamkan pemberontakan ini, Severus II memimpin pasukan ke Italia. Namun, banyak pasukannya, yang sebelumnya bertugas di bawah Maximianus, membelot ke pihak Maxentius. Severus terpaksa mundur ke Ravenna, sebuah kota yang memiliki pertahanan kuat. Maximianus berhasil meyakinkan Severus untuk menyerah dengan jaminan keselamatan. Namun, jaminan ini tidak ditepati, dan Severus ditawan oleh Maxentius. KematianSeverus II dieksekusi pada tahun 307 M atas perintah Maxentius, meskipun beberapa sumber mencatat bahwa ia dipaksa bunuh diri. Ia kemungkinan dibunuh di Tres Tabernae (dekat Roma). Kematian Severus menandai salah satu dari banyak pergolakan politik selama akhir periode Tetrarki. Referensi
Pranala luar
|