Didius Julianus (lahir 30 Januari 133 – meninggal 1 Juni 193) adalah Kaisar Romawi yang berkuasa selama periode singkat dari Maret hingga Juni 193 M. Pemerintahannya menjadi terkenal karena menjadi salah satu kaisar yang naik takhta setelah membelinya dalam lelang yang diadakan oleh Garda Praetoria. Kepemimpinannya sering kali dianggap sebagai salah satu perwujudan dari kekacauan politik yang melanda Kekaisaran Romawi pada tahun 193 M, sebuah periode yang kemudian dikenal sebagai Tahun Lima Kaisar.
Kehidupan Awal
Didius Julianus lahir pada 30 Januari 133 di Milan, Italia, dalam keluarga bangsawan. Nama lengkapnya adalah Marcus Didius Severus Julianus Augustus. Keluarganya merupakan salah satu keluarga bangsawan terkemuka di wilayah Italia Utara, yang memberikan Julianus akses ke pendidikan dan koneksi politik yang kuat. Ia mengawali kariernya sebagai pejabat sipil dan militer di bawah pemerintahan beberapa kaisar, termasuk Marcus Aurelius dan Commodus.
Julianus menempati berbagai posisi penting dalam administrasi kekaisaran, termasuk sebagai gubernur di beberapa provinsi, di antaranya Gallia Belgica dan Germania Inferior. Ia juga pernah menjabat sebagai konsul pada tahun 175 M, sebuah posisi terhormat dalam struktur pemerintahan Romawi.
Naiknya Didius Julianus ke Takhta
Setelah terbunuhnya Pertinax pada 28 Maret 193 M, Garda Praetoria, pasukan elit yang bertanggung jawab atas keamanan kaisar, memutuskan untuk melelang takhta kepada penawar tertinggi. Dalam perebutan ini, Didius Julianus menawarkan jumlah yang besar, sekitar 25.000 sesterces kepada setiap anggota Garda. Tawaran ini melebihi penawaran dari calon lainnya, Titus Flavius Sulpicianus, yang merupakan ayah mertua Pertinax.
Pada 28 Maret 193 M, Julianus secara resmi diangkat sebagai kaisar oleh Senat Romawi, meskipun pengangkatannya didasarkan pada transaksi yang penuh korupsi dan tidak mendapat dukungan luas dari rakyat maupun militer. Keputusan ini segera menimbulkan reaksi keras dari banyak kalangan, terutama dari pasukan legiun di provinsi-provinsi perbatasan.
Pemerintahan yang Tidak Stabil
Masa pemerintahan Didius Julianus hanya berlangsung selama 66 hari, salah satu masa pemerintahan terpendek dalam sejarah Kekaisaran Romawi. Selama masa ini, kekuasaannya sangat rapuh karena ia tidak memiliki dukungan militer yang kuat dan tidak populer di kalangan rakyat Romawi. Legiun di provinsi-provinsi perbatasan segera mengangkat kaisar-kaisar mereka sendiri, yang menantang legitimasi Julianus.
Di antara penantangnya adalah Septimius Severus, Pannonia, yang memiliki kendali atas sebagian besar pasukan di perbatasan Danube. Septimius Severus memproklamasikan dirinya sebagai kaisar dan segera bergerak menuju Roma. Dalam waktu singkat, ia berhasil merebut kendali militer dan politik, mendapatkan dukungan besar di seluruh kekaisaran.
Kejatuhan dan Kematian
Saat pasukan Septimius Severus mendekati Roma, Didius Julianus berusaha mempertahankan kekuasaannya dengan berbagai upaya, termasuk mengadakan negosiasi dan menawarkan kenaikan gaji kepada Garda Praetoria. Namun, usahanya sia-sia karena baik Senat maupun Garda Praetoria akhirnya meninggalkannya.
Pada 1 Juni 193 M, Didius Julianus dijatuhi hukuman mati oleh Senat atas perintah Septimius Severus. Ia dieksekusi di Istana Kekaisaran, hanya beberapa bulan setelah naik takhta. Kematian Julianus menandai berakhirnya kekuasaan singkatnya, dan Septimius Severus mengambil alih kekaisaran, memulai Dinasti Severus.
Keluarga
Didius Julianus menikah dengan seorang wanita bernama Manlia Scantilla, dan mereka memiliki seorang putri, Didia Clara. Setelah kematian Julianus, Scantilla dan Didia Clara dilucuti dari semua gelar kekaisaran mereka, namun mereka diizinkan untuk hidup dalam pengasingan.