Konstantius Klorus
Kehidupan AwalKonstantius lahir dengan nama lengkap Flavius Valerius Constantius di daerah yang saat ini adalah Dardania, sebuah wilayah di Balkan. Ayahnya, Eutropius, adalah bangsawan kecil di wilayah itu, dan ibunya, Claudia, diduga memiliki hubungan keluarga dengan Kaisar Klaudius II Gothicus. Meskipun tidak berasal dari dinasti kerajaan yang kuat, latar belakang bangsawan kecilnya memberinya akses ke karir militer dan politik. Karier Militer dan PolitikKarier militer Konstantius sangat sukses, dan dia dengan cepat naik pangkat di dalam hierarki Romawi. Dia menjadi gubernur Dalmatia sebelum akhirnya diangkat sebagai Caesar dalam sistem Tetrarki pada tahun 293 oleh Diokletianus, ketika sistem pemerintahan ini dibagi antara dua Augustus dan dua Caesar. Dalam pembagian kekuasaan tersebut, Konstantius memerintah wilayah barat Kekaisaran Romawi, yang mencakup Galia, Britannia, dan Hispania. Sebagai bagian dari tanggung jawabnya, Konstantius diminta untuk menangani pemberontakan di Britannia yang dipimpin oleh usurper Karaucius dan penerusnya, Allectus. Pada tahun 296, Konstantius berhasil mengalahkan Allectus, mengembalikan Britannia ke dalam kekuasaan Kekaisaran Romawi. Sebagai AugustusPada tahun 305, Diokletianus dan Augustus barat, Maximianus, mengundurkan diri dari jabatan mereka sebagai bagian dari perencanaan suksesi Tetrarki. Konstantius, yang saat itu adalah Caesar, diangkat menjadi Augustus di barat, sementara Galerius mengambil alih sebagai Augustus di timur. Namun, sebagai Augustus barat, Konstantius hanya memerintah selama setahun karena ia meninggal pada tahun 306 di kota Eboracum (sekarang York, Inggris) setelah kampanye militer melawan Pict di Skotlandia. Sebelum kematiannya, Konstantius memanggil putranya, Konstantinus, untuk menemaninya dalam kampanye militernya. Saat kematiannya, pasukannya segera memproklamasikan Konstantinus sebagai Augustus, yang menyebabkan ketidakstabilan dalam sistem Tetrarki dan akhirnya mengarah pada perang saudara yang akan mengakhiri sistem ini. Kebijakan dan PemerintahanMeskipun masa pemerintahannya singkat, Konstantius terkenal sebagai penguasa yang cakap dan moderat. Dia lebih toleran terhadap umat Kristen dibandingkan beberapa kaisar sezamannya. Meskipun dia tidak mengesahkan kebijakan pro-Kristen secara terbuka, dia tidak mengejar kebijakan penganiayaan umat Kristen secara agresif, terutama di wilayah barat yang dia kendalikan. Konstantius juga berhasil mempertahankan keamanan di Galia dan Britannia, menjaga perbatasan utara Kekaisaran dari ancaman suku-suku barbar, terutama Franka dan Alemanni. KeluargaKonstantius awalnya menikah dengan Helena, seorang wanita yang tidak memiliki hubungan bangsawan tinggi tetapi yang kelak dikenal sebagai Santa Helena. Helena melahirkan putra mereka, Konstantinus, yang kemudian menjadi salah satu kaisar paling terkenal dalam sejarah Romawi. Namun, untuk memperkuat posisinya dalam sistem Tetrarki, Konstantius menceraikan Helena sekitar tahun 289 dan menikahi Theodora, putri tiri Maximianus. Dari pernikahan ini, Konstantius memiliki beberapa anak lain, termasuk Flavius Dalmatius dan Julius Konstantius. Kematian dan WarisanKonstantius meninggal pada 25 Juli 306 di Eboracum setelah penyakit singkat, saat tengah memimpin pasukannya dalam kampanye militer di utara Britannia. Kematian Konstantius menciptakan ketegangan dalam sistem Tetrarki, karena pasukannya memproklamasikan putranya, Konstantinus, sebagai Augustus, meskipun secara teknis Konstantinus seharusnya diangkat sebagai Caesar terlebih dahulu sesuai dengan sistem yang ditetapkan oleh Diokletianus. Namun, dengan dukungan kuat dari pasukannya dan popularitas yang besar, Konstantinus mampu mempertahankan posisinya dan akhirnya menjadi penguasa tunggal Kekaisaran Romawi, memulai era yang dikenal sebagai Dominasi Konstantinus. Dalam pandangan sejarah, meskipun Konstantius Klorus sering kali dibayangi oleh putranya, Konstantinus Agung, dia dianggap sebagai penguasa yang bijaksana dan moderat. Sikap tolerannya terhadap agama dan kemampuannya dalam menjaga stabilitas di wilayah barat Kekaisaran Romawi meninggalkan warisan yang signifikan dalam sejarah Kekaisaran Romawi. Lihat JugaReferensi
|