Pescennius Niger
Gaius Pescennius Niger Justus (sekitar tahun 135 – 140 M – 194 M) adalah seorang jenderal dan usurper Kekaisaran Romawi yang memproklamirkan dirinya sebagai kaisar dari tahun 193 hingga 194 M selama krisis yang dikenal sebagai Tahun Lima Kaisar. Pescennius Niger dikenal karena popularitasnya di Timur Romawi, kemampuannya sebagai jenderal, dan perjuangannya melawan Septimius Severus untuk takhta kekaisaran. Latar BelakangPescennius Niger lahir di Aquinum, Italia, sekitar tahun 135–140 M. Ia berasal dari keluarga kesatria (equestrian) kelas menengah, yang memberinya akses ke karier militer dan administratif. Niger menunjukkan keahlian luar biasa dalam memimpin pasukan, yang membawanya naik ke posisi penting dalam hierarki militer Romawi. Pada masa pemerintahan Kaisar Commodus (180–192 M), Niger menjabat sebagai gubernur provinsi Gallia Belgica dan kemudian menjadi gubernur Suriah pada tahun 191 M. Di sana, ia membangun reputasi sebagai pemimpin yang cakap dan dicintai oleh pasukannya serta rakyat setempat. Perebutan KekuasaanPada tahun 193 M, setelah pembunuhan Kaisar Pertinax dan pelelangan takhta oleh Garda Praetoria, Didius Julianus naik menjadi kaisar. Namun, tindakan ini memicu kemarahan di kalangan militer dan rakyat, yang menganggapnya tidak sah. Sebagai reaksi, tiga jenderal Romawi memproklamirkan diri sebagai kaisar di berbagai wilayah:
Niger didukung oleh kota-kota besar seperti Antiokhia, yang menjadi basis utama kekuasaannya. Ia juga mendapatkan dukungan dari banyak provinsi di Timur karena ketidakpuasan terhadap pemerintahan pusat di Roma. Perang SaudaraSetelah Septimius Severus merebut Roma dan menyingkirkan Didius Julianus, Niger menjadi ancaman utama bagi kekuasaan Severus. Pada tahun 193 M, perang saudara antara Severus dan Niger dimulai. Niger mengumpulkan pasukannya di Timur, sementara Severus bergerak cepat untuk mengamankan dukungan dari provinsi-provinsi di Asia Kecil. Konflik utama terjadi di wilayah modern Turki. Pada awalnya, Niger meraih beberapa kemenangan kecil, tetapi kampanyenya terganggu oleh kurangnya koordinasi antara pasukannya dan pengkhianatan dari beberapa sekutunya. Pada tahun 194 M, Niger menderita kekalahan telak dalam Pertempuran Issus di Kilikia (dekat lokasi yang sama dengan pertempuran terkenal Alexander Agung melawan Darius III). Setelah kekalahan ini, Niger mencoba melarikan diri ke Parthia tetapi ditangkap dan dieksekusi oleh pasukan Severus. AkibatSetelah kematian Niger, Severus mengonsolidasikan kekuasaannya atas Kekaisaran Romawi. Untuk menghukum kota-kota yang mendukung Niger, Severus memberlakukan sanksi berat terhadap Antiokhia dan kota-kota lain di Timur. Citra dan WarisanNiger dikenang sebagai sosok yang karismatik, dihormati oleh pasukannya, dan didukung oleh banyak rakyat di provinsi Timur. Meskipun ia gagal merebut takhta, ambisinya mencerminkan ketegangan internal dalam Kekaisaran Romawi pada akhir abad ke-2 M. Nama "Niger" yang berarti "hitam" kemungkinan besar merujuk pada warna kulit atau rambutnya, meskipun ini tidak dikonfirmasi secara historis. Catatan Koin dan ArkeologiSelama pemerintahannya yang singkat, Niger mencetak koin yang menunjukkan usahanya untuk melegitimasi klaim atas takhta. Beberapa koinnya menampilkan tulisan "AETERNITAS IMPERI" (Keabadian Kekaisaran), yang menunjukkan ambisinya untuk mendirikan dinasti. SumberSumber primer
Sumber sekunder
Referensi
Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Pescennius Niger.
|