Macrinus
Kehidupan AwalMacrinus lahir pada tahun 164 di Caesarea, sebuah kota di provinsi Mauretania Caesariensis (sekarang Aljazair). Ia berasal dari keluarga kelas menengah yang tidak memiliki status senatorial. Nama lengkapnya adalah Marcus Opellius Macrinus. Sebagai seorang Mauretania, ia dianggap sebagai salah satu kaisar pertama yang berasal dari Afrika Utara, meskipun tidak dari latar belakang Romawi tradisional. Macrinus memulai kariernya sebagai seorang pengacara dan birokrat yang terampil, dengan reputasi sebagai orang yang cakap dalam hukum dan administrasi. Ia kemudian menjadi sekutu dekat Kaisar Caracalla, dan akhirnya menjabat sebagai praefectus praetorio (komandan Garda Praetoria), posisi yang memberinya kekuasaan dan pengaruh besar di dalam istana kekaisaran. Kenaikan TakhtaPada tahun 217, Caracalla dibunuh oleh seorang prajurit dalam perjalanan militernya ke timur. Ada indikasi bahwa Macrinus terlibat dalam konspirasi untuk membunuh Caracalla, meskipun bukti langsung sulit ditemukan. Setelah kematian Caracalla, Macrinus dinyatakan sebagai kaisar oleh pasukan, meskipun ia tidak memiliki hubungan dengan dinasti Severa yang berkuasa sebelumnya. Macrinus mengambil nama Marcus Opellius Severus Macrinus untuk menunjukkan kesinambungan dengan pemerintahan sebelumnya dan mencoba memperoleh legitimasi politik. Namun, latar belakangnya yang non-senatorial dan kurangnya hubungan dengan dinasti Severa menyebabkan oposisi dari senat dan rakyat Romawi. Kebijakan dan PemerintahanPemerintahan Macrinus terutama ditandai dengan upayanya untuk memperbaiki kerusakan ekonomi yang disebabkan oleh Caracalla. Ia memberlakukan kebijakan ekonomi yang lebih hati-hati, termasuk pengurangan pengeluaran militer dan devaluasi mata uang. Namun, kebijakan ini membuatnya tidak populer di kalangan tentara, yang sebelumnya menikmati kenaikan gaji besar di bawah Caracalla. Macrinus juga berusaha menegosiasikan perdamaian dengan Kekaisaran Parthia, yang telah berkonflik dengan Romawi selama bertahun-tahun. Perjanjian damai yang disepakati mengharuskan Romawi membayar sejumlah besar uang sebagai kompensasi, yang dianggap sebagai tanda kelemahan oleh banyak orang. Kejatuhan dan KematianPada tahun 218, pemberontakan yang dipimpin oleh Varius Avitus Bassianus (kemudian dikenal sebagai Elagabalus) meletus. Elagabalus didukung oleh pasukan di Suriah dan didukung oleh keluarganya, yang mengklaim sebagai pewaris sah dinasti Severa. Pasukan Macrinus bertempur melawan pasukan Elagabalus dalam Pertempuran Antioch pada tahun 218. Macrinus kalah dan melarikan diri, tetapi ia ditangkap di Chalcedon (sekarang Kadıköy, Turki). Ia kemudian dieksekusi, dan Elagabalus naik takhta sebagai kaisar baru. WarisanMacrinus dikenal sebagai kaisar transisi yang tidak mampu mempertahankan kekuasaannya di tengah pergolakan politik dan militer. Pemerintahannya yang singkat sering dilihat sebagai bagian dari periode ketidakstabilan dalam sejarah Kekaisaran Romawi. Meski demikian, ia tetap dikenang sebagai salah satu kaisar pertama dari Afrika Utara dan contoh dari seorang birokrat yang berhasil mencapai puncak kekuasaan meskipun berasal dari latar belakang sederhana. KeluargaMacrinus menikah dengan seorang wanita bernama Nonia Celsa, tetapi sedikit yang diketahui tentang dirinya. Pasangan ini memiliki seorang putra, Diadumenianus, yang diangkat sebagai Caesar (pewaris takhta) pada tahun 217. Diadumenianus juga dieksekusi setelah kekalahan ayahnya. Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Macrinus.
|