Pusat Kesenjataan Infanteri atau Pussenif adalah Badan pelaksana pusat TNI Angkatan Darat yang berkedudukan langsung di bawah Kasad di bidang pembinaan kesenjataan dan penelitian serta pengembangan Infanteri.
Tugas pokok
Pussenif memiliki tugas pokok menyelenggarakan pembinaan kesenjataan Infanteri, pendidikan dan latihan, penelitian dan pengembangan Infanteri serta Lintas Udara di lingkungan Angkatan Darat dalam rangka pembinaan kemampuan dan kekuatan satuan Infanteri.
Sejarah
Periode 1946 - 1949
Begitu Kemerdekaan Indonesia di Proklamirkan, segera bangkitlah para pemuda dari berbagai lapisan dan berbagai kelompok, untuk secara kesadaran ikut berjuang membela dan mempertahankan kemerdekaan serta menegakan kedaulatan Negara Republik Indonesia yang baru lahir. Mereka itulah yang kemudian hari tumbuh menjadi PrajuritTNI AD. Para pemuda bekas Heiho, PETA, Seinendan dan KNIL telah memiliki bekal latihan/pengalaman kemiliteran; namun tidak sedikit para pemuda yang karena semangat pengabdian telah ikut berjuang walaupun tanpa berbekal pengalaman Kemiliteran. Sejak saat itu fungsi pendidikan dan latihan pada hakekatnya benar-benar telah dirasakan kebutuhannya. Lembaga pendidikan yang tertua dalam ketentaraan adalah “Pusat Pendidikan Ketentaraan” yang lazim di kenal dengan singkatan PPKKP.
Lembaga ini membawahi dan mengkoordinasikan lembaga-lembaga pendidikan yang ada pada waktu itu, diantaranya:
Lembaga-lembaga Pendidikan tersebut mengggunakan tenaga Guru, instruktur dan pelatih para personil yang telah berpengalaman dalam PETA, Heiho, KNIL dan lain-lainnya.
Periode 1950 - 1958
Setelah pengakuan kedaulatan, tepatnya pada tanggal 9 Mei1950 dimulailah penyerahan lembaga-lembaga pendidikan dari Tentara Kerajaan Belanda kepada Direktorat Pendidikan Angkatan Darat (DPAD). Lembaga-lembaga yang diserahkan tersebut diantaranya; Sekolah Perwira Cadangan, Sekolah Dasar Infanteri, Sekolah Perhubungan, Sekolah Pasukan Berlapis Baja, Sekolah Zeni, Sekolah Pengemudi Kendaraan Bermotor dan lain-lain. Dengan modal DPAD dan lembaga-lembaga yang diterima dari Belanda tersebut, pada bulan Agustus 1950 dibentuk:
Pusat Pendidikan Perwira Angkatan Darat disingkat (P3AD) di Bandung, (P3AD) ini membawahi sekolah Perwira Cadangan, sekolah Pelatih dasar Infanteri (SPDI) dan pendidikan Guru dan Instruktur (PGI).
Pusat Pendidikan Infanteri disingkat PPI di Bandung dan Cimahi, yang membawahi sekolah Ulangan Perwira (SUP), Sekolah Senjata Berat Infanteri (SBI) dan Sekolah Pengemudi Kendaraan Bermotor (SPKB). Sejalan dengan perkembangan organisasi, maka untuk mengkoordinasikan kegiatan kegiatan pendidikan tingkat pusat dan daerah dibentuk Direktorat Infanteri yang membawahi Pusat Pendidikan Infanteri yang di Bandung dan Cimahi dan sekolah-sekolah Depot Infanteri (DBI) di teritorium-teritorium tertentu.
Periode 1959 - 1961
Pada tanggal 5 Agustus1958 keluarlah penetapan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor TAP 0-5. dengan berlakunya TAP 0-5 ini maka Pusat-pusat Pendidikan dari cabang, Kesenjataan, Dinas dan Jawatan diubah menjadi Resimen-resimen Induk. Begitu pula untuk memenuhi kebutuhan Pendidikan dan latihan bagi personil cabang Infanteri di daerah dibentuklah Resimen Induk Infanteri Kodam (Rinifdam) dengan SKI dan DBI sebagai jajaran bawahannya.
Sedang Pusat Pendidikan Infanteri (PPI) diubah menjadi Resimen Induk Infanteri Pusat (Rinifpus) yang bertugas mengendalikan Pendidikan/latihan yang diselenggarakan di Rinif-Rinif.
Jatuhnya kembali Kota Ambarawa ke tangan pasukan kita pada tanggal 15 Desember1945 di bawah pimpinan seorang ahli strategi dan taktik yang ulung yaitu almarhum Jenderal Soedirman didahului oleh suatu manuver pasukan secara besar-besaran sebagai pemusatan tenaga.
Dengan pengesahan Kasad dalam radiogram Nomor T/5179/1950 tanggal 21 Desember1959 Rinifpus diubah kembali menjadi “Pusat Infanteri” dengan tugas pokoknya: Pembinaan Kesenjataan, Pembinaan Korps, dan pembinaan Pendidikan dan Latihan (Ketiga tupok ini selanjutnya menjadi “Fungsi-fungsi Utama” Infanteri TNI AD.
Periode 1962 - 1967
Dengan adanya Revisi TAP 0-5 pada tahun 1961, dibentuklah Pusat Kesenjataan Infanteri (disingkat Pussenif) dan Pusat Pendidikan Infanteri (disingkat Pusdikif). Pengesahan organisasi Pussenif ini dinyatakan dalam radiogram KASAD Nomor T/709/1962 tanggal 16 Maret1962. Dalam radiogram ini dinyatakan bahwa Pussenif merupakan bagian dari Koplat, namun Surat keputusan Men/Pangad Nomor Kep/1588/XI/1962 tanggal 15 November1982 kemudian dinyatakan pemisahan Pussenif secara organik dan administratif dari Koplat.
Sedang surat keputusan Men/Pangad Nomor Kep/826/VI/1962 tanggal 20 Juni1962 menjadi dasar lahir Pusat Pendidikan Infanteri yang merupakan bagian dari Pussenif.
Sementara itu, Sekolah Para dan Komandan angkatan darat (SPKAD) yang menurut TAP 0-5 menjadi organik Pussenif/Pusdikif dialihkan ke dalam Komando Angkatan darat (RPKAD). Surat keputusan Men/Pangad Nomor Kep/271/III/1963 yang terbit tanggal 20 Maret1963 memberikan kejelasan tentang kedudukan, tugas pokok dan fungsi utama Pussenif.
Periode 1968 - 1984
Selanjutnya dengan perkembangan organisasi TNI AD, dikeluarkan surat keputusan Kasad Nomor Skep/664/XI/1970 tanggal 7 November1970 sebagai dasar Penyelenggaraan dan pelaksanaan organisasi dan tugas Pussenif sejak tahun 1970. Syarat keputusan Kasad Nomor Skep/33/XI/1978 tanggal 15 November1978 tentang organisasi dan tugas pokok Pusifad yang merupakan suatu komando pelaksanaan yang secara organik dan administratif berada di bawah kobang diklat; dan keputusan Kasad Nomor Kep/39/VI/1979 tanggal 15 Juni1979 tentang DAF/DSPP Pusifad merupakan dasar Penyelenggaraan dan pelaksanaan organisasi dan pelaksanaan organisasi dan tugas Pusifad hingga sekarang. Untuk menyusun dan mengatur pengorganisasian Pusifad sesuai dengan Keputusan-keputusan Kasad tersebut Danpussenif mengeluarkan Surat Perintah Nomor Sprin/106/I/1980 tanggal 22 Januari1980.
Periode 1985 - 2006
Sejalan dengan perkembangan Organisasi TNI AD, dikeluarkan Surat Keputusan Kasad Nomor Kep/21/V/1985 tanggal 21 Mei1985 sebagai dasar penyelenggara dan pelaksanaan organisasi dan tugas pokok Pussenif yang merupakan badan pelaksanaan Pusat di tingkat Mabesad.
Periode 2006 - 2022
PussenifKodiklat TNI AD adalah Staf Khusus Kasad di bidang Pembinaan Kesenjataan dan Penelitian serta Pengembangan Infanteri dan sebagai badan pelaksana Kodiklat TNI AD di bidang Doktrin, Pendidikan dan Latihan yang berkedudukan langsung di bawah Dankodiklat TNI AD.
Periode 2022 - Sekarang
Pussenif Kodiklat TNI AD berdasarkan keputusan Kepala Staf Angkatan Darat. Alih Kodal Pussen dari Kodiklatad menjadi Balakpus TNI AD. Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Kep/747/IX/2022 tanggal 12 September 2022, sbb :
A. Pussenif
B. Pussenkav
C. Pussenarmed
D. Pussenarhanud
Sebelumnya Pussenif berada dibawah badan pelaksana Kodiklat TNI AD dan saat ini berkedudukan langsung di bawah Kepala Staf Angkatan Darat.
Peleton beranting
Peleton Beranting Yudha Wastu Pramuka Jaya merupakan kegiatan tahunan bergengsi bagi Corps Infanteri TNI Angkatan Darat, dengan tujuan untuk menumbuhkan jiwa korsa dan kebanggan terhadap Corps Infanteri. Peleton Beranting diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Juang KartikaTNI Angkatan Darat. Kegiatan Peleton Beranting Yudha Wastu Pramuka Jaya dilaksanakan di setiap Kodam dan jajaran DivisiInfanteriKostrad Prajurit Korps Infanteri sebagai peleton inti serta pasukan dari satuan Banpur dan Banmin (Kavaleri, Armed, Arhanud, dan Zeni) yang ikut menjadi Peleton pengantar, dilibatkan pula masyarakat, Ormas, Pramuka dan instasi lainnya yang ikut mengiringi anggota berjalan kaki. Jarak tempuh yang dilaksanakan dalam kegiatan ini sejauh 200 Km dan setiap Peletonnya akan menempuh jarak 21 – 24 Km yang dilakukan secara estafet. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal16 s/d 19 Desember.
Hari jadi
Hari Juang KartikaTNI Angkatan Darat adalah tanggal khusus, untuk Korps Infanteri TNI AD yang diperingati setiap tanggal 15 Desember, guna mengenang Pertempuran Ambarawa, dan berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 163/1999, Hari Infanteri diganti menjadi Hari Juang Kartika.
Menjelang peringatan Hari Infanteri dilaksanakan Gerak Jalan Peleton Beranting Yudha Wastu Pramuka Jaya merupakan suatu tradisi yang rutin dilaksanakan setiap tahun sebagai gambaran perjalanan gerilya Panglima Besar Jenderal Sudirman. untuk mengenang pertempuran di Ambarawa. Serangan pembebasan Ambarawa yang berlangsung selama empat hari empat malam dari tanggal 12-15 Desember 1945. Pada akhirnya pasukan Sekutu mundur dari Ambarawa dan pertempuran berakhir dengan kemenangan TKR pada tanggal 15 Desember 1945. Keberhasilan pertempuran Ambarawa dan keberhasilan kepemimpinan dari Panglima Besar Jendral Sudirman diabadikan dalam bentuk monumen Palagan Ambarawa. TNI AD memperingati tanggal tersebut sebagai Hari Infanteri dan berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 163/1999, Hari Infanteri diganti menjadi Hari Juang Kartika.
Peringatan Hari Infanteri diselenggarakan setiap tanggal 19 Desember, kegiatan ini mengandung nilai-nilai kejuangan dan pengorbanan para pahlawan yang dapat diresapi, dihayati dan diamalkan pada setiap prajurit, baik dalam pola pikir dan perilaku sehingga warisan nilai dapat terjaga sampai kapanpun. Pelaksanaannya saat ini dibarengi dengan rangkaian kegiatan Karya Bhakti bersama masyarakat setempat sehingga keberadaan prajurit TNI AD memiliki manfaat dan diterima oleh masyarakat. Peristiwa ini memberikan pesan penting, bahwa dengan tekad, semangat, senjata dan perlengkapan yang sederhana, TNI bersama rakyat dapat memenangkan pertempuran. Peringatan Peleton Beranting Yudha Watu Pramuka Jaya dengan mengawal panji-panji atau simbol Korps Infanteri dilaksanakan guna menggelorakan semangat dan meresapi nilai patriotisme para pahlawan.
Latar belakang historis lahirnya hari Infanteri tidak terlepas dari keberhasilan perang gerilya yang dilakukan TNI di bawah komando Panglima Besar Jenderal Soedirman, seperti serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogya, serangan offensif 4 hari 4 malam (7 s.d 10 Agustus 1949) di Surakarta dan keberhasilan lainnya diseluruh wilayah tanah air.
Perang gerilya ini dilakukan berdasarkan Keputusan Panglima Besar Jenderal Soedirman yang tertuang dalam Perintah Kilat No. 1/PB/D/48 tanggal 19 Desember 1948 maka satuan-satuan Angkatan Perang yang didukung oleh masyarakat melaksanakan Perang Gerilya di seluruh daerah, karena persenjataan dan perlengkapan yang sangat terbatas tidak ada jalan lain kecuali menggunakan cara-cara Infanteri dalam menghadapi Tentara Belanda sehingga setiap pertempuran dapat dimenangkan, oleh karena itu tidak berlebihan bila tanggal 19 Desember 1948 merupakan hari kebanggaan Korps Infanteri.
Sebagian besar TNI Angkatan Darat terdiri dari pasukan Infanteri, hal ini terjadi karena pengadaan pasukan Infanteri adalah hal yang paling mudah dan murah. Infanteri adalah korps yang terbesar dan menjadi tulang punggung di jajaran TNI Angkatan Darat.