Kobe Steel, Ltd. (株式会社神戸製鋼所code: ja is deprecated , Kabushiki-gaisha Kōbe Seikō-sho), beroperasi dengan merek Kobelco, adalah sebuah produsen baja yang berkantor pusat di Chūō-ku, Kobe, Jepang. Kobe Steel juga memegang sejumlah saham Osaka Titanium Technologies.[3] Perusahaan ini memasok sekitar separuh dari total kawat yang digunakan di pegas katup pada mesin otomotif di seluruh dunia.[4]
Perusahaan ini dibentuk pada tanggal 1 September 1905. Perusahaan ini berlokasi di dekat pelabuhan, sehingga memudahkan untuk melakukan ekspor dan impor bijih besi dan batu bara. Perusahaan ini adalah salah satu perusahaan industri tertua di Kobe.[5] Fasilitas produksi utama dari perusahaan ini adalah Kakogawa Steel Works dan Kobe Steel Works. Kobe Steel juga merupakan pemilik tim rugbi Kobelco Steelers.
Mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzō Abe pernah bekerja di Kobe Steel sebelum masuk ke dunia politik.[5]
Pada tahun 2016, Kobe Steel merugi sebesar ¥23 milyar, karena harga aluminium yang murah dan adanya impor baja ke Jepang.[5]
Skandal
Pada bulan Oktober 2017, Kobe Steel mengakui telah memalsukan data mengenai kekuatan dan ketahanan dari produk aluminum, tembaga, dan bajanya.[5][7] Skandal tersebut kemudian makin parah setelah perusahaan ini menyatakan bahwa mereka menemukan data bubuk bijih besi yang dipalsukan, sehingga harga saham perusahaan ini turun sebanyak 18%. Pada tanggal 11 Oktober 2017, harga saham perusahaan ini telah turun sebanyak sepertiga dari harga semula.[5] Setelah menguji komponen untuk Shinkansen, Central Japan Railway Company mengumumkan bahwa 310 komponen Shinkansen ditemukan mengandung komponen buatan Kobe Steel yang tidak sesuai standar.[8][9]
Pada bulan Oktober 2017 juga, muncul berita bahwa Toyota, Nissan, General Motors, dan Hitachi menjadi empat dari 200 perusahaan yang terdampak oleh pemalsuan yang dilakukan oleh Kobe Steel, sehinga berpotensi mengurangi keselamatan dari produk perusahaan-perusahaan tersebut. CEO Kobe Steel kemudian menyatakan bahwa perusahaannya kini "tidak memiliki kredibilitas".[10] Perusahaan lain yang terdampak meliputi Ford, Boeing, dan Mitsubishi Heavy Industries.[5] CEO Kawasaki juga berjanji akan memimpin investigasi internal.[5] Pada tanggal 13 Oktober 2017, Kobe Steel mengakui bahwa jumlah perusahaan yang terdampak mencapai lebih dari 500.[11]
Walaupun begitu, pada bulan Februari 2018, Kobe Steel mengumumkan bahwa mereka berharap dapat mencatatkan laba bersih sebesar ¥45 milyar ($421 juta) untuk tahun fiskal 2017, sehingga menjadi laba bersih pertama Kobe Steel dalam tiga tahun terakhir.[12][13]
^"Facts & Figures Report 2012"(PDF). Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal December 3, 2012. Diakses tanggal April 13, 2014.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)