Menurut Hipotesis dokumen, daftar Tempat Persinggahan ini diyakini awalnya merupakan sumber teks yang berbeda dan terpisah.[1] Dalam hipotesis ini, diyakini bahwa ada redaksi yang menggabungkan berbagai sumber Taurat dan menggunakan bagian daftar Tempat Persinggahan ini untuk mengisi kekosongan dari sumber-sumber utama. Daftar ini mencatat lokasi yang disinggahi oleh orang-orang Israel, selama perjalanan mereka melalui padang gurun, setelah meninggalkan Mesir. Akibatnya, bagian-bagian yang dimasukkan untuk menggabungkan berbagai sumber muncul di lokasi yang sesuai di dalam Kitab Keluaran dan Kitab Bilangan.
Namun, versi yang sedikit berbeda muncul secara penuh dalam Bilangan 33, dan beberapa bagian dari perjalanan dijelaskan dalam daftar lengkap, terutama perjalanan dari Sinai ke Zin, yang tidak muncul dalam versi terfragmentasi. Hal ini menggoda untuk menduga bahwa catatan perjalanan dari Sinai ke Zin terpotong hilang dari versi terfragmentasi karena kesalahan sewaktu menyalinnya akibat kesamaan dalam suara "Sinai" dan "Zin". Namun, karena ada 42 lokasi di daftar lengkap, dan Israel dikatakan telah berada di padang gurun selama 40 tahun,[2] ada kemungkinan bahwa beberapa lokasi di daftar lengkap ditambahkan ke daftar tujuan sebagai perangkat sastra.
Kedua versi daftar itu berisi beberapa fragmen narasi singkat. Misalnya " ... dan mereka datang ke Elim, di mana ada dua belas sumur air, dan tujuh puluh pohon kurma...". Menjadi perdebatan ada berapa banyak bagian narasi yang merupakan bagian dari teks asli daftar tersebut, dan berapa banyak adalah detail ekstra yang ditambahkan ke dalamnya oleh redaksi.
Situasi ini juga terjadi sebaliknya, di mana beberapa teks singkat di dalam daftar, dan berasal dari redaksi, biasanya dianggap tidak menjadi bagian dari daftar tempat persinggahan, meskipun tanpa bukti yang meyakinkan. Hal ini terutama berlaku untuk Bilangan 21:14–15, yang merujuk kepada suatu peristiwa dalam Kitab Peperangan Tuhan yang sekarang hilang, dan Bilangan 21:16b–18a, menggambarkan penggalian sumur di Bir.
Tempat-tempat persinggahan orang Israel di padang gurun ketika keluar dari Mesir seperti tercatat dalam Bilangan33:1-49. Bilangan 33 ini sendiri merupakan ringkasan perjalanan yang dilakukan Israel sebagaimana tercatat mulai dari Keluaran13-17 hingga mereka tiba di bagian timur Sungai Yordan (tempat suku Ruben, suku Gad, dan setengah suku Manasye memilih untuk menetap)
Dari Mara, lalu ke Elim; di sana ada 12 mata air dan 70 pohon kurma. Tuhan memberikan manna dan peraturan tentang hari Sabat. Mulai saat itu perhitungan 6 hari bekerja dan 1 hari perhentian (1 minggu = 7 hari) dilakukan.
Dari padang gurun Sin, lalu ke Dofka. (tidak dicatat di Keluaran)
Dari Dofka, lalu ke Alus. (tidak dicatat di Keluaran)
Dari Alus, lalu ke Rafidim (Masa dan Meriba); di sana Musa mengeluarkan air dari Gunung Horeb. (Keluaran 17:6) Kemenangan Israel (di bawah pimpinan Yosua) yang pertama atas Amalek. Yitro datang, Musa mengangkat hakim-hakim yang pertama. Meriba juga merupakan nama tempat dekat tempat Miryam meninggal.
Dalam tahun yang kedua setelah keluar dari Mesir, mereka berangkat dari padang gurun Sinai, lalu ke Kibrot-Taawa. Mereka berangkat dalam barisan yang rapi. Di sana Roh Allah turun kepada 72 orang. Tuhan juga mengirim burung puyuh, Tuhan mengirim api Tuhan (oleh karena itu tempat itu disebut Tabera) dan Tuhan juga mengirim tulah kepada orang-orang rakus (oleh karena itu tempat itu disebut Kibrot-Taawa)
Tuhan menghukum semua orang Israel kecuali Yosua, Kaleb dan orang-orang di bawah 20 tahun, tidak akan masuk ke Kanaan (termasuk Musa, Harun, dan Miryam) (Bilangan 14)
Umat Israel dihukum berjalan di padang gurun selama 38 tahun lagi (Bilangan 14:34). Kesepuluh pengintai lainnya mati kena tulah (Bilangan 14:36–37).
Umat Israel melanggar perintah lagi dan malah maju menyerang Kanaan selatan, namun dikalahkan, dari Seir sampai Horma (Ulangan1:45)
Dari Padang gurun Paran, tidak diceritakan 38 tahun sisa pengembaraan Israel sebelum masuk ke Kanaan. Bagian yang tidak dicatat di Kitab Keluaran, tetapi dicatat dalam Bilangan 33:
Dari Ezion-Geber, lalu ke padang gurun Zin, yaitu Kadesh. Miryam mati dan dikuburkan. Di Kadesh, dekat perbatasan tanah Edom, orang Edom menolak permintaan Israel untuk lewat wilayahnya, walaupun dengan membayar.
Bilangan20:2-13 mencatat tentang tempat bernama Meriba. Di Meriba dekat Kadesh di Padang Gurun Zin, Musa dan Harun berdosa yang menyebabkan mereka tidak akan masuk Kanaan. (Bilangan27:12-14)
Ulangan2:8 mencatat, mereka meninggalkan Seir, meninggalkan jalan dari Araba-Yordan, yakni dari Elat dan Ezion-Geber.
Persiapan memasuki tanah Kanaan
Setelah 40 tahun mengembara, bangsa Israel bersiap memasuki tanah Kanaan. (Bilangan 20)
Dari Kadesh (Kadesh-Barnea), lalu ke gunung Hor, di perbatasan tanah Edom. Harun mati dan dikuburkan. Raja Arad datang dari jalan Atarim menyerang dan ditumpas. Tempat itu kemudian dinamai Horma. Ulangan10:6 mencatat dari Beerot Bene-Yaakan ke Mosera; di sanalah Harun mati dan dikuburkan.
Dari Gunung Hor, mereka berjalan ke selatan mengelilingi tanah Edom. Umat Israel memberontak, dan dipagut ular tedung. Musa membuat ular tembaga. Tempat-tempat yang mereka lalui saat mengelilingi Edom (dicatat dalam Bilangan 33):
Dari Bamot, lalu ke lembah dekat puncak Gunung Pisga yang menghadap Padang Belantara. Menurut Ulangan3:23-27 Gunung Pisga merupakan tempat Musa melihat Kanaan, karena ia tidak diizinkan masuk oleh Tuhan. Di Gunung Nebo, di puncak Pisga, Musa melihat daerah Israel dari daerah Gilead sampai kota Dan, seluruh tanah Naftali, Efraim, Manasye, Yehuda, sampai laut barat (Laut Tengah atau "Mediterania"), Tanah Negeb, Lembah Yordan, Lembah Yerikho, kota pohon kurma itu, sampai Zoar. Lalu Musa mati dan dikuburkan di tentangan Bet-Peor.
Bangsa Amori di sebelah timur Kanaan tidak mengizinkan Israel lewat.
Orang Amori di bawah pimpinan Sihon menyerang Israel, dikalahkan di Yahas, dari Arnon sampai Sungai Yabok. Kota Hesybon nantinya akan diberikan kepada suku Ruben. Dalam catatan juga disebutkan tempat-tempat: Ar-Moab, Dibon, Nofah, Medeba. Israel juga merebut kota Yaezer (Yaezer-Gilead) yang nantinya akan diberikan kepada suku Gad. Sebelumnya Musa sempat menyampaikan pesan perdamaian kepada orang Amori dari padang gurun Kedemot (Ulangan2:26)
Basan diserang dan dikalahkan Israel di (Asytarot-)Edrei. Seluruh wilayah Argob direbut Israel (Ulangan3:4)
Israel merebut daerah sebelah timur sungai Yordan, mulai dari Sungai Arnon sampai Gunung Hermon (Gunung Siryon/Senir), seluruh Gilead, seluruh Basan sampai Salkha dan Edrei.
Bani Ruben dan Gad memperoleh daerah mulai dari Aroer (Sungai Arnon), setengah pegunungan Gilead, sampai Sungai Yabok. Araba-Yordan, dan daerah pinggir Sungai Yordan, dari Kineret sampai ke Laut Araba/Laut Asin di kaki lereng gunung Pisga.
Bani Makhir dan Yair bin Manasye memperoleh setengah Gilead, Basan (Refaim), dan Argob sampai daerah orang Gesur dan orang Maakha. Basan juga disebut Hawot-Yair.
Midian membuat Israel menyembah Baal-Peor. Tuhan menghukum Israel dengan tulah hingga 24 ribu orang mati. Midian diserang dan dikalahkan Israel.
Harfiah: "Mulut Ngarai" (Mouth of the Gorges), "antara Migdol dan laut, tepat di depan (berseberangan dengan) Baal-Zefon" (kemungkinan "Teluk Hirot"/"the Bay of Hiroth")
^Nili S. Fox, in Adele Berlin, Marc Zvi Brettler (editors), The Jewish study Bible, Jewish Publication Society TANAKH Translation, Oxford University Press, Oxford (1999), p. 349: "The literary style of the itinerary, the repetition of campsite names, and the highlighting of events in those places closely resemble extant military records from the ancient Near East, especially from Assyria. Accordingly, the notation in this Priestly source that Moses recorded the starting points of their various marches (v. 2) fits the genre. Some scholars, however, consider ch 33 a composite text extracted from other portions of Numbers, Exodus, and Deuteronomy."
^Gregory F. LaNave, et al., The Fathers of the Church: Mediaeval Continuation, The Letters of Peter Damian 151-180, Letter 160, pp. 110 ff., The Catholic University of America Press, Washington D.C. (2005)
^Julia Bolton Holloway, Sweet New Style: Brunetto Latino, Dante Alighieri and Geoffrey Chaucer, Chapter III, (2003)