Padang gurun Paran
Padang gurun Paran (bahasa Ibrani: מִדְבַּר פָּארָן, Midbar Pa'ran; bahasa Inggris: Desert of Paran atau Wilderness of Paran; kadang-kadang juga dieja Pharan atau Faran) adalah lokasi yang disebutkan dalam Alkitab Ibrani. Merupakan salah satu tempat di mana orang-orang Israel menghabiskan sebagian waktu mereka ketika mengembara selama 40 tahun setelah keluar dari Mesir, dan juga tempat kediaman Ismael dan keluarganya, serta salah satu tempat Daud bersembuyi. Dalam tradisi Arab sering disamakan dengan daerah Hijaz. Catatan AlkitabPadang gurun atau padang pasir Paran dikatakan sebagai tempat di mana budak perempuan dari Mesir, Hagar, melarikan diri dari nyonyanya, Sarai, istri Abram (yang pernah memberi izin kepada Hagar untuk melahirkan baginya seorang putra Ismael dari Abram) yang mengusirnya dari tempat tinggal Abram di Bersyeba (Kejadian 16:1). Hagar "berangkat, dan tersesat di padang gurun Bersyeba" (Kejadian 21):
Paran kemudian disebutkan dalam Kitab Bilangan sebagai tempat di mana orang-orang Israel menetap untuk sementara waktu ketika dalam perjalanan keluar dari Mesir:
Paran kemudian disebut dalam baris pembukaan Kitab Ulangan:
Raja Daud menghabiskan beberapa waktu di padang gurun Paran setelah Samuel meninggal (1 Samuel 25:1). 1 Raja–raja 11:17–18 menyatakan bahwa ketika Hadad, orang Edom itu melarikan diri dari Edom ke Mesir, ia melewati Midian dan Paran dalam perjalanan ke Mesir. Tidak dapat dipastikan di mana lokasi gurun Paran ini. Sering dikaitkan dengan Gunung Sinai di Mesir, dan ada beberapa bukti bahwa itu mungkin awalnya merujuk ke bagian selatan Semenanjung Sinai.[2] Salah satu nabi-nabi kecil, Habakuk, merujuk bahwa "Allah datang dari Teman, yang Kudus dari Gunung Paran" dalam Habakuk 3:3.[3] Baik Eusebius (dalam Onomasticon, kamus Alkitab) dan Jerome melaporkan bahwa Paran adalah sebuah kota di gurun Paran, di padang gurun Arab (di luar Saudi Nabataea), sebelah tenggara Eilat Pharan. Onomasticon, di bawah Pharan, menyatakan: "(Sekarang) sebuah kota di luar Arabia berdampingan dengan padang gurun Saracen [yang mengembara di padang pasir] melalui mana anak-anak Israel pergi memindahkan (perkemahan) dari Sinai. Terletak strategis (kami katakan) di luar Arabia di selatan, tiga hari perjalanan ke timur dari Aila (di padang pasir Pharan) di mana kitab Suci menegaskan sebagai tempat kediaman Ismael, dari mana diturunkan orang-orang Ismael. Dikatakan (kita baca) juga bahwa (raja) Chodollagomor memotong-motong mereka di 'Pharan yang di padang pasir'."[4] Eusebius menyebutkan Chodollagomor di sini mengacu kepada mungkin sebelumnya menyebutkan Paran dalam Kejadian 14:6, yang menyatakan bahwa ia dan raja-raja lain yang bersekutu dengan dia berkampanye di wilayah Sodom dan Gomora, mereka memukul "Hori di gunung Seir, sampai ke El-paran, yang di dekat padang gurun". (KJV) Sebeos, Uskup dan sejarawan Armenia, menggambarkan penaklukan Arab pada waktu itu, menulis bahwa orang-orang Arab "berkumpul dan keluar dari Paran".[5][6] Pada tahun 1989, Profesor Haseeb Shehada, dalam terjemahan Taurat Samaria yang dibuatnya, menyarankan identifikasi padang gurun Paran dengan padang gurun Arabia Barat, yang saat ini dikenal sebagai Hijaz.[7] Tradisi ArabAhli geografi Arab Al-Muqaddasi menyebutkan dalam kitabnya bahwa Laut Merah bercabang menjadi dua "di ujung al-Hijaz di sebuah tempat bernama Faran".[8] Asosiasi Paran dalam Kejadian 21:21 dengan Ismael dan orang Ismael ini ditegaskan oleh ahli geografi Muslim Yaqut al-Hamawi yang menulis "Faran, suatu kata Ibrani yang di-arab-kan, salah satu dari nama-nama Mekkah yang disebutkan dalbam Alkitab."[9] tradisi Islam dan Arab berpegang bahwa padang gurun Paran, secara garis besar, adalah Hijaz, setengah bagian utara dari Tihamah, yang membentang di sepanjang sisi timur dari Laut Merah mulai dari Yordan dan Sinai,[10] dan bahwa situs tertentu di mana Ismael menetap adalah Mekkah, dekat pegunungan Paran.[11][12][13][14] "Padang gurun Paran" juga diartikan sebagai Hijaz dalam terjemahan bahasa Arab kuno Pentateukh Samaria.[15] Ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada tahun 1851, ditemukan memuat catatan kaki yang membuat interpretasi ini. Nama 'Paran' atau 'Faran' telah sering digunakan untuk merujuk secara khusus ke padang gurun dan pegunungan yang terletak dekat Mekkah.[16] Al-Hamdani dalam bukunya Geography of the Arabic Peninsula ("Geografi Semenanjung Arab") mengatakan bahwa pegunungan Paran di sekitar Mekkah dinamai menurut Paran putra Amalek.[17] Sam'ni dalam karyanya Book of Surnames ("Buku Nama-nama Keluarga") juga mengatakan bahwa nama Farani adalah berasal dari pegunungan Faran dekat Mekkah di Hijaz [18] Menurut Wahb bin Munabbih, ada Tal Faran ("Bukit Faran") di pinggiran Mekkah, yang disebutkan dalam bukunya Kitab al-Tijan, kompilasi cerita rakyat Arab Pra-Islam. Ibnu Munabbih lebih lanjut menyarankan identifikasi untuk Tal Faran sebagai 'gundukan dua pelarian' (mound of the Two runaways), tempat di mana suku Jurhum menemukan Hagar dan Ismael dan mengira mereka adalah dua orang pelarian.[19] Haggai Mazuz, seorang sarjana Islam yang berhubungan dengan Universitas Bar Ilan, menegaskan bahwa polemikus Muslim (seperti orang yang pindah dari agama Yahudi Samawʾal al-Maghribī, 1125-1175 M) mengapropriasi Ul. 33:2 mempunyai anteseden dalam tradisi Yahudi itu sendiri, seperti beberapa Midrasim dan Targumim, sebelum munculnya Islam itu sendiri, yang menimbulkan hubungan antara Paran dan orang Arab-Ismael, yang mungkin telah memicu interpretasi apologetika Islam pada awalnya. Misalnya, komentator Sifrei Debarīm, halakhik midras mengenai Kitab Ulangan, bertarikh abad ke-3 sampai abad ke-5 M, menyatakan:
Lihat pula
Referensi
Pranala luar |